BAGIAN 10. MISI PENYELUNDUPAN

922 251 23
                                    

👑 BAGIAN 10 👑

Selamat membaca teman-teman 🤍 🌸


*

Tuan Muda dan tas bekalnya sekarang seakan tidak terpisahkan. Begitu juga pagi itu ketika dia memasuki gedung Thunderhawk Corp. Datang lebih pagi dari siapapun di kantor itu, dia bahkan tiba sebelum pergantian shift jaga petugas keamanan.

Tidak ada yang mencurigakan dari gerak geriknya. Jade Leandro masuk dan membalas sapaan petugas keamanan di garda depan. Dia melangkah melintasi lobi yang masih sepi. Meja resepsionis bahkan belum berpenghuni.

Naik ke lantai teratas, Jade memakai lift para petinggi. Dia mendongak dan menarik napas panjang. Agenda hari itu sama dengan hari-hari yang lalu. Pekerjaan yang menoton dan membosankan. Melakukan gerakan tangan menyapukan tinta membentuk tanda tangan yang sama sepanjang masa.

Meja sekertaris yang masih kosong. Jade yakin Mike Benally akan sangat terkejut karena dia datang lebih awal. Jade mendorong pintu ruangannya dan masuk. Hal yang pertama dia lakukan adalah meraih remote di mejanya dan membuka tirai di belakang meja kerjanya. Pemandangan Manhattan dari sudut yang lain dengan perspektif yang lebih luas dibandingkan dengan gedung apartemen nya.

 Pemandangan Manhattan dari sudut yang lain dengan perspektif yang lebih luas dibandingkan dengan gedung apartemen nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jade menatap kotak bekalnya dan berpikir dia harus memiliki meja khusus untuk itu. Dia akan membelinya nanti. Memilih sendiri secara khusus. Sekarang yang harus dia lakukan adalah meminum kopinya dengan sepotong sandwich tuna. Bestari benar, perjalanan di pagi hari membuatnya lapar walaupun dia sudah sarapan. Nasi dengan rendang yang sudah dihangatkan adalah terbaik. Apalagi disertai sebuah janji bahwa Bestari akan memasak daging dengan kuah hitam yang dia lupa namanya.

Pintu ruangan diketuk. Jade secara khusus membukanya sendiri. Seorang petugas kebersihan membawa meja dorong penuh perkakas kebersihan masuk. Nampak sedikit berat dan pria muda itu terlihat was-was.

"Selamat pagi, Sir."

"Selamat pagi. Terima kasih banyak."

Jade menepuk pundak pemuda itu dan memberikan beberapa lembar 100 dollar ke dalam saku bajunya. Dia lalu mengetuk meja tertutup di depannya. "Keluarlah."

Dan itu adalah sebuah dagelan di pagi hari. Sosok Bestari dengan bibir cemberut keluar dari meja peralatan yang sengaja di kosongkan. Wanita itu merapikan bajunya dan merunduk dalam ke arah petugas kebersihan yang masih tak percaya dengan apa yang terjadi.

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Jade menahan tawa. Dia mengantarkan petugas kebersihan itu keluar dari ruangannya. Mengajaknya bicara sebentar tentang janji yang mereka buat tadi. Membawa Bestari ke ruangannya adalah rahasia dengan garansi seumur hidup. Tidak ada yang boleh tahu apa yang terjadi pagi itu. Dan semua akan mendapatkan imbalan yang sepadan setiap bulannya. Jade juga meminta maaf karena dia harus melibatkan pemuda itu dalam misinya. Menelpon pemuda itu yang terkaget-kaget dan bisa dipastikan tunggang langgang pergi kantor di saat kabut bahkan belum naik ke permukaan.

CEO SANG ARUTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang