BAGIAN 8. CINTA KARENA TERBIASA

1K 272 32
                                    

👑 BAGIAN 8 👑

Selamat membaca, semoga teman-teman sehat selalu. Itu saja doa saya🤍


*

Seseorang yang menjadi dokter spesialis kejiwaan mungkin memiliki pola pikir yang sama sekali berbeda dengan orang kebanyakan. Begitu juga dengan Bestari yang mengatakan hal sensitif yang bertahun-tahun bercokol di kepala dan hatinya, tentang mimpi bercinta itu, dengan sangat enteng seakan mereka adalah dokter dan pasien yang sedang menjalani sebuah sesi konseling. Dengan catatan yang digarisbawahi, bahwa dokter dan pasien itu telah menjalin ikatan yang baik karena seringnya sesi konseling dilakukan.

Manhattan tidak lagi sama. Kota itu di malam hari menciptakan suasana berbeda di hati Jade sekarang. Dia yang sekarang berdiri di depan jendela ruang kerjanya dan memegangi segelas teh hangat, baru saja membersihkan tubuhnya setelah lelah dari perpustakaan publik New York.

 Dia yang sekarang berdiri di depan jendela ruang kerjanya dan memegangi segelas teh hangat, baru saja membersihkan tubuhnya setelah lelah dari perpustakaan publik New York

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia benar-benar nyentrik seperti bapaknya. Aku bisa gila kalau seperti ini terus." Jade menyesap tehnya perlahan. Dia bahkan pamit untuk tidur cepat setelah minum teh karena harus berangkat ke kantor pagi-pagi. Tentu saja itu omong kosong. Jade memang seorang morning person. Tapi bukan berarti dia akan berada di kantornya pagi-pagi buta.

Jade menghabiskan tehnya dan meletakkan gelas di meja. Dia memeriksa ponselnya dan memastikan laporan-laporan pekerjaan sudah dikirimkan oleh Mike Benally ke email-nya.

Jade akhirnya duduk menekuni laptop dan memeriksa email-nya. Dia larut dalam pekerjaan serius dengan kertas-kertas yang akhirnya muncul di mesin printer nya. Pekerjaan itu menyita waktu seperti biasa dan Jade meregangkan tubuhnya beberapa kali. Dan nyaris 2 jam kemudian, tiga tumpuk berkas selesai dibundel dan dia masukkan ke lemari.

Jade kembali meregangkan tubuhnya dan meraih gelas bekas tehnya. Dia berjalan keluar dari ruang kerja dan berjalan ke arah dapur. Jade mencuci gelas dan mengeringkannya. Sayup dia mendengar suara televisi dari kejauhan.

Setelah mematikan lampu dapur, Jade melintasi ruang tengah dan melongok ke sebuah ruangan dengan sofa-sofa besar. Televisi menyala dengan suara yang cukup keras dan pandangan mata Jade terkunci pada sosok Bestari yang tertidur pulas di sofa.

 Televisi menyala dengan suara yang cukup keras dan pandangan mata Jade terkunci pada sosok Bestari yang tertidur pulas di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CEO SANG ARUTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang