Vernon terdiam membisu kala melihat siapa tamu yang datang pada hari ini di ruangannya, tatapannya sama sekali tak lepas pada wanita yang tetap terlihat cantik seperti belasan tahun yang lalu. Vernon berjalan mendekati wanita itu menatapnya tak percaya.“Ini benar kau?” Vernon bertanya dengan penuh keraguan sedangkan wanita yang tengah duduk itu mendengus kesal.
“Benar ini aku, yang mulia."
Mendengar jawaban itu membuat Vernon bahagia bukan main kemudian tangannya merengkuh wanita itu dari belakang.
“Aku merindukanmu, wanita bodoh.” Gumamnya disela-sela bahu wanita itu.
Wanita itu tak melepaskan rengkuhan sahabatnya dan membiarkannya sampai pintu ruangan yang tadinya tertutup itu terbuka dengan kuat oleh pemuda yang mematung disana. Melihat itu, Vernon lantas melepaskan rengkuhannya dari wanita itu dan menghampiri nya.
“Xavier..” panggil Vernon lembut yang diacuhkan oleh Xavier yang masih memusatkan pandangannya pada wanita yang tengah duduk diam disana.
“Ada apa? Mengapa kau diam?” tanya Rosaline pada suaminya yang tak dihiraukan kemudian pandangan gadis itu jatuh pada sosok wanita cantik yang tak ia kenali.
Melihat suasana yang tak kondusif pun membuat Vernon mengajak Rosaline untuk keluar meninggalkan Xavier bersama wanita tadi.
Tak ada yang membuka suara hingga akhirnya wanita itu membuka percakapan.
“Kau sudah dewasa ya, anakku.” Ujar wanita itu sembari tersenyum hangat membuat Xavier tak kuasa menahan air matanya dan berlari memeluk wanita tersebut.
“Ibu..” panggil Xavier parau dan kemudian menangis dipelukan ibunya. Maddy tersenyum lembut sembari mengusap punggung Xavier dengan penuh kasih sayang, membiarkan putranya untuk meluapkan kesedihannya.
Saat dirasa, putranya telah tenang Maddy membawa wajah sembab itu untuk menatapnya.
“Putra kesayangan ibu sangat tampan sekali. Lihat bagaimana postur tubuhmu yang gagah dan kuat ini pasti putra ibu menjadi incaran para gadis muda.” Ujar Maddy menggoda membuat Xavier cemberut.
Maddy tertawa ringan saat menyadari bahwa putranya masih sama seperti saat pertama kali mereka bertemu dulu.
“Jadi, siapa gadis cantik yang bersamamu tadi hmm?” tanya Maddy lembut pada putranya.
Xavier memandang penuh curiga pada ibunya,
“Apa ibu yakin bahwa, ibu benar-benar tidak tau? Bukannya paman tua itu sudah memberikan informasi pada ibu?”
Maddy menggelengkan kepalanya,
“Tidak, Vernon belum mengatakan apapun padaku.”
Xavier meghela nafasnya kemudian menceritakan semua yang terjadi membuat Maddy yang awalnya kebingungan itu tertawa.
Tentu saja Xavier menjadi kesal.
“Ibu tau, dia sangat menyebalkan. Dia bilang, bahwa aku bukan type idamannya padahal seluruh kekaisaran ini tau bahwa aku adalah pria paling tampan di benua ini.” Keluh Xavier pada Maddy membuat wanita tersebut terdiam.
“Nak, bisa aku berbicara dengan istrimu? Sepertinya aku harus mengenal menantu ku.” Mendengar itu, raut wajah tak terima tergambar pada wajah Xavier.
“Tenang saja, ibu tidak akan membiarkan dia macam-macam.” Bujuk Maddy membuat Xavier pada akhirnya memanggil Rosaline untuk berkenalan dengan sang ibu.
Rosaline menatap ibu mertuanya dengan cemas, berbagai bayangan buruk telah tergambar didalam pikirannya namun semua lenyap kala ibu mertuanya mengelus lembut pucuk kepalanya.
“Dilihat dari mana pun, sangat jelas bahwa kau adalah anak yang baik.” Ujar Maddy dengan lembut membuat Rosaline menatapnya tak percaya.
“Ibu jangan tertipu dengan wajahnya. Pada zaman sekarang kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilan.” Potong Xavier yang tengah membaca dokumen bersama Vernon.
Mendengar perkataan Xavier sontak saja membuat Rosaline melototi suami kurang ajarnya itu.
TakSebuah pena meluncur dengan cepat mengenai Pundak Xavier dengan keras tentu saja bukan Rosaline yang melakukannya, Xavier yang merasa terkejut pun berbalik ingin memaki Rosaline namun urung kala melihat sang ibu yang memelototinya galak.
Xavier lantas berbalik dan melanjutkan pembicaraan nya dengan Vernon.
Maddy pun kembali menatap menantunya dan kemudian menggenggam tangan Rosaline lembut.
“Nak, bisa aku percayakan Xavier padamu? Dari luar dia memang terlihat sangat nakal dan kejam tetapi jika kau perhatikan kembali seperti tadi dia adalah pria yang menyebalkan bukan? Entah mengapa, rasanya aku sangat bahagia jika putraku menikah dengan gadis sepertimu. Xavier, awalnya tumbuh dilingkungan yang baik tetapi sejak saat itu, ia berubah menjadi pria yang haus darah dan kejam tetapi itu hanyalah topeng untuk menutupi kesedihannya.” Jelas Maddy pada Rosaline.
“Putraku, tetap menjadi anak yang baik dan menyayangi keluarganya. Tetqpi secara segi emosional dia masih belum pintar mengenal perasaannya sendiri. Banyak perasaan yang menumpuk di dalam hatinya, hingga sampai saat ini belum membuka diri pada siapapun, aku harap menantuku bisa mengetuk pintu hati putraku dan menjadikannya suami dan kepala keluarga yang baik bahkan lebih baik lagi daripada ini.” Pinta Maddy pada Rosaline.
Sedangkan disisi lain, Xavier menatap tajam pada Vernon yang sedari tadi mencuri pandang pada ibunya.
“Paman, jangan melihat ibuku dengan tatapan menjijikkan itu.” Ujarnya datar membuat Vernon menatapnya aneh.
“Kau terlalu tua untuk ibu. Akan aku adukan pada ayah.” Imbuhnya membuat Vernon melotot tak terima.
Bersambung...
Guys, author ga tega sama vernon yang tetep menjomblo nih 😔 maapkan author ya guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUKE OF DAVIDSON
FantasySetelah Maddy meninggalkan mansion Davidson kehidupan Xavier telah berubah sepenuhnya. Tidak ada lagi Xavier anak baik yang dikenal oleh semua orang karena bagi mereka nama XAVIER DAVIDSON adalah sebuah peringatan yang menakutkan. Sang tirani kejam...