DOD-21

307 21 0
                                    

Setelah pesta perpisahan Maddy dan Vernon, pada keesokan harinya seluruh penghuni mansion berkumpul diluar untuk mengantar kepergian Maddy dan Eric berserta Vernon yang pada akhirnya memutuskan untuk meninggalkan takhta dan memilih untuk hidup bersama di sebuah vila yang dekat dengan pedesaan.

Xavier memeluk erat tubuh kecil milik sang ibu, tubuh yang memberikan kehangatan dan cinta untuknya. Tak ia sangkal bahwa Maddy lah yang pertama kali memeluknya seumur hidupnya, membesarkan Xavier hingga menjadi saat ini rasanya sangat tak nyaman karena Xavier merasa bahwa dia adalah anak yang ditemukan oleh Maddy namun mewarisi gelar Davidson.

Maddy menepuk kecil punggung Xavier dan melepaskan pelukannya, tangannya beralih mengambil sebuah peti kecil yang dibawa oleh pelayan. Maddy tersenyum menatap peti itu dan mengusapnya lembut kemudian menatap Xavier dengan tatapan kasih sayang.

"Aku masih berpikir bahwa putraku masih sama dengan anak kecil yang aku temui dulu. Tetapi, kenyataannya anakku sudah tumbuh besar." Ujar Maddy sembari mengusap pipi Xavier.

Maddy menyerahkan peti itu pada Xavier yang menatapnya bertanya,

"Nanti bukalah, sudah saatnya kau mengerti hal ini. Maaf jika aku terlambat memberikan ini, anakku."

Setelahnya, dua kereta kuda yang membawa Eric, Maddy dan Vernon pun meninggalkan mansion dan Rosaline pun memeluk lengan suaminya erat.

"Mau beristirahat?" Tawar Rosaline yang diangguki kecil Xavier.

Berbeda dengan Xavier dan Rosaline, disisi lain Vernon menatap Maddy yang nampak cemas disampingnya.

Eric menggenggam erat tangan Maddy yang berkeringat dan dingin membuat Maddy mengalihkan atensinya pada suaminya.

"Apa yang kau khawatirkan?" Tanya Eric lembut membuat Maddy menghela nafas dan menyandarkan kepalanya pada bahu Eric.

"Aku merasa sangat takut dengan apa yang akan terjadi, seharusnya aku memberikannya pada Xavier saat dia beranjak remaja."

Eric mengelus tangan Maddy yang ada dalam genggamannya dan menguatkan istrinya.

"Dia akan menerima fakta itu, tenang saja. Ada Rosaline yang akan menemaninya." Ujar Eric meyakinkan Maddy.

Maddy mengangguk lesu dan pada akhirnya keduanya tertidur dalam perjalanan yang akan memakan waktu berhari-hari.

Malam harinya, Xavier menatap peti yang berada diatas meja kamarnya dengan seksama entah mengapa perasaannya sedikit tak enak. Rosaline yang baru saja menyelesaikan mandinya pun mendekati suaminya.

"Kau tidak ingin membukanya?" Tanya Rosaline yang duduk disamping suaminya.

"Aku merasa ragu untuk membuka peti itu."

Rosaline yang melihat itu pun mengecup singkat pipi Xavier berusaha menenangkannya, Xavier menoleh dan menatap istrinya yang tampak menggemaskan pada akhirnya Xavier meraih peti itu dan membukanya perlahan.

Di dalam sana terdapat sebuah liontin, gulungan kertas, dan lukisan wajah milik seorang wanita dan pria. Xavier mengambil lukisan wajah yang menarik perhatiannya, Rosaline yang melihat itu seketika membeku melihat kemiripan kedua orang disana dengan wajah suaminya.

Xavier dengan tergesa-gesa membuka gulungan kertas yang tampak telah lama berada disana dan membacanya dengan seksama. Rosaline yang kemudian melihat bagaimana reaksi suaminya pun hanya bisa menepuk punggung suaminya yang saat ini tampak bergetar.

Xavier nampak terguncang setelah membaca surat yang berasal dari peti itu dan menutup matanya pelan berusaha mencerna setiap kalimat yang terputar di dalam pikirannya.

    'Anakku yang berharga, Xavier ku tersayang. Putra pertama yang aku lahirkan maaf karena ibu tidak bisa menemanimu untuk melihat setiap pertumbuhanmu, ibu tidak bisa melihat mu lagi setelah ini karena memutuskan untuk mengakhiri hidup ibu sendiri. Ayahmu, putra ketiga dari Duke Davidson namanya adalah Zack. Dia adalah pria yang baik dan yang paling ibu cintai tetapi kami terhalang dengan kasta, ibu tidak bisa bersanding dengan ayahmu karena ibu yang berasal dari kalangan biasa. Walau begitu, ayahmu sangat mencintai ibu bahkan ingin meninggalkan gelar itu untuk hidup bersama kita namun sayangnya setelah kau lahir, ibu memilih jalan ini karena tidak ada dukungan dari keluarga ibu. Rasanya ibu tak sanggup melihat tatapan kebencian dan menjijikan dari orang-orang disekitar ibu, nak. Maaf jika ibu memilih untuk menyerah, jangan benci pada ayahmu karena ayahmu juga telah berusaha sebaik mungkin untuk bersama kita. Dan untuk yang terakhir, aku menyayangimu anakku, pangeran tampan ibu.'

Xavier menggenggam surat itu erat di dalam pelukannya kemudian menatap lukisan dua orang yang baginya terlihat sangat asing namun tak bohong jika hatinya terasa seperti merindukan sesuatu yang bahkan tidak ia mengerti apa itu.

Rosaline membawa suaminya kedalam pelukannya dan mengeratkan pelukannya saat merasakan air mata menetes pada bahunya.


Bersambung...

Halo semuanya, maaf ya atas keterlambatan author. Author usahakan untuk update lagi ya soalnya akhir² ini lagi sibuk kegiatan di rl 😔😔

Tungguin ya jangan lupa vote dan komen juga yaa!! Terimakasih banyak semuanya maaf jika ada yang diluar nurul 🙏🏻

(Maaf banget aku revisi ulangg dari awal karena aku baru ngeh kalo harusnya suaminya Maddy itu Eric bukan Vernon 😭🙏🏻)

DUKE OF DAVIDSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang