Johannes yang mendengar kabar Rosaline itu nampak tak menanggapi berita yang disampaikan oleh bawahannya baginya Rosaline adalah wanita bodoh yang tak bernilai, lantas pastinya itu hanyalah gosip semata pikir Johanes saat itu. Namun pikirannya nampak berbeda saat Duke Davidson datang ke dalam mansion nya dengan wajah penuh amarah.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Xavier mengarahkan pedangnya pada Johan membuat pria tua itu terkejut setengah mati. Rasanya Xavier kini dimatanya nampak seperti serigala lapar yang siap menghabisi nyawanya kapan saja.
"Dimana istriku?" Tanya Xavier dengan penuh tekanan pada perkataannya, melihat Johanes yang tak kunjung menjawab pertanyaan nya membuat Xavier semakin marah.
"CEPAT PERIKSA SELURUH TEMPAT DI MANSION INI!" Perintahnya pada kstaria.
Xavier menarik kembali pedangnya dan memilih untuk menggeledah setiap ruangan milik Johanes.
"Apakah rumor itu benar? Tuan duke?"
Melihat Xavier yang tak menjawab pertanyaan darinya membuat Johan tertawa sinis. Xavier yang semulanya fokus dalam pencariannya dibuat geram karena mendengar suara yang keluar dari mulut mertuanya.
"Melihatmu aku menjadi ragu, apakah dia benar putrimu atau bukan. Karena kau tampak tak menghiraukan bagaimana keadaannya."
Johannes menatap Xavier dengan tatapan remeh. Kemudian berjalan mendekati Xavier, dan berbisik pelan.
(Pinjam dulu seratus.) Bercandaa...
"Aku tak pernah memiliki putri sepertinya seumur hidupku, anak itu adalah anak yang aku ambil dari panti asuhan sejak dia bayi." Bisiknya membuat Xavier terkejut.
Melihat reaksi Xavier, Johanes melebarkan senyumnya.
"Terimakasih karena telah menerima putri 'angkatku' dengan baik." Lanjut Johanes kemudian meninggalkan Xavier sendirian.
Xavier terdiam di tempatnya, kini ia sadar bagaimana rasanya menjadi Rosaline yang bertahan hidup di tempat sesak ini.
"Tuan. Kami sudah menyelusuri seluruh tempat, tetapi tidak menemukan keberadaan nyonya duchess." Lapor komandan ksatria pada Xavier.
Xavier mengusap wajahnya kasar, resah dan khawatir menjadi satu kemudian membawa pasukannya untuk pergi dari tempat itu.
Di perjalanan, Xavier memikirkan banyak hal termasuk tugas yang diberikan oleh Kaisar serta keberadaan sosok perempuan yang menemani hari-harinya.
Seakan tersadar akan sesuatu Xavier memberhentikan kudanya lalu turun mendekati sebuah batu kecil di hadapan nya hal itu membuat para kstaria nampak bingung namun hal itu hilang saat Xavier menggenggam sebuah anting yang tampaknya milik istrinya.
Rahang Xavier mengeras saat melihat kemana arah dihadapannya, Xavier tanpa berkata apapun menjalankan kudanya cepat diikuti oleh para pasukannya memasuki kawasan hutan.
Disisi lain,
Rosaline menatap Kian yang mengobati luka pada pergelangan kakinya dengan telaten setelah sekitar dua hari ia lewati bersama Kian, Rosaline mengerti apa tujuan pria di hadapannya.
"Jika seandainya, Kaisar mengakui mu sebagai anggota kerajaan apakah kau mau?" Tanya Rosaline dengan hati-hati.
Kian menghentikan aktivitas nya kemudian menatap Rosaline serius,
"Mengapa?" Tanya Kian yang membuat Rosaline kebingungan.
"Ya?"
"Mengapa kau selalu berpikir bahwa semua yang kau lihat itu adalah fakta? Kenapa mudah sekali menilai orang lain dari pertemuan singkat?"
Rosaline terdiam tak menjawab.
"Kau harusnya tidak mudah menilai orang lain, agar tidak kecewa di kemudian hari." Setelah mengatakan itu Kian pun memilih keluar dari ruangan dan meninggalkan Rosaline yang terdiam menatap punggungnya hingga akhir.
Dengan keadaan dua tangan dan kaki yang masih terikat Rosaline menutup kedua matanya lelah, mengingat apa yang diucapkan oleh Kian adalah hal yang benar.
Awalnya, Rosaline berpikir bahwa dia merupakan putri dari ayah dan ibunya namun fakta yang sebenarnya adalah sesungguhnya Rosaline hanyalah anak yang diambil dari panti asuhan demi menjaga kewarasan ibu angkatnya.
Dulunya, Marquis Johanes sangat mencintai istrinya bahkan mereka berdua menanti buah hati mereka dengan bahagia hingga akhirnya harus menerima fakta bahwa putri mereka telah meninggalkan mereka untuk selamanya.
Melihat istrinya yang nampak sangat terpukul membuat Johanes akhirnya memilih untuk mengambil seorang bayi yang baru lahir di sebuah panti asuhan dan menjadikannya sebagai putri mereka agar istrinya kembali dari keterpurukannya.
Namun sering berjalannya waktu, Rosaline yang tumbuh dengan kasih sayang Johanes dan sang istri harus menerima kenyataan di umurnya yang baru memasuki 8 tahun bahwa, kedua orang tuanya bukan lah orang tua kandungnya. Perubahan dari ibunya yang awalnya sangat menyayanginya pun membuat Rosaline hancur terlebih ayahnya yang menjadi dingin dan benci padanya.
Rosaline berusaha menarik perhatian kedua orang tuanya namun nihil, yang ia inginkan adalah di cintai tetapi sayangnya takdir berkata lain. Rosaline mengerti, bahwa sesungguhnya Johanes bukanlah menjadikannya sebagai duchess karena harta milik Xavier melainkan untuk memiliki keluarga sendiri.
Karena Rosaline tau, bahwa kedua orang tuanya telah memutuskan untuk menjual mansion mereka dan memilih untuk menikmati masa tua di sebuah pedesaan terpencil, Rosaline mengerti semuanya namun ia berusaha untuk bersikap seakan tak mengerti apapun.
"Ahh, aku lelah." Gumamnya bersamaan dengan air mata yang turun.
Bersambung....
Haloew semuanya, makasih ya yang udah mampir di lapak author 💖
Makasih atas dukungannya dan votmen Nya sekali lagi.Tunggu aku update lagi ya guys 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
DUKE OF DAVIDSON
FantasySetelah Maddy meninggalkan mansion Davidson kehidupan Xavier telah berubah sepenuhnya. Tidak ada lagi Xavier anak baik yang dikenal oleh semua orang karena bagi mereka nama XAVIER DAVIDSON adalah sebuah peringatan yang menakutkan. Sang tirani kejam...