DOD-10

505 26 0
                                    

“Saat kita berusaha menjadi baik-baik saja padahal hati kita sedang terluka. Kita tersenyum tetapi hati kita pedih, itu sangat menyakitkan karena harus membohongi diri sendiri untuk tampak baik-baik saja. Terkadang, jika kau sedang merasa sedih dan kecewa tak apa tunjukkan saja karena perasaan itu adalah milik kita bukan? Kita yang merasakannya jadi hanya kita yang tau, orang lain yang tidak tau apapun tentang kita. Jadi, berterus terang lah dengan keadaanmu sendiri jangan membohongi dirimu bersembunyi di balik kata baik baik saja.” Ujar Maddy yang kini mengelus lembut surai Rosaline.

“Saat melihatmu, aku seperti melihat Xavier. Kalian berdua, entah mengapa suka sekali untuk berbohong.” Gurau Maddy membuat Rosaline meneteskan air matanya.

“Ya ampun, menantuku yang cantik menangis hmm?? Kemari lah tumpahkan kesedihanmu pada ibu.” Ujar Maddy sembari menepuk kedua pahanya membuat Rosaline membaringkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya pada pangkuan Maddy yang kini mengelus sayang pada menantunya.

“Aku tidak tau apa yang kau rasakan, pikirkan, khawatirkan. Tetapi, walaupun orang lain tak menyadarinya namun aku sadar nak. Kau pasti menyimpan beban yang sangat besar dalam dirimu, jangan membebani dirimu sendiri untuk suatu hal yang diluar kendalimu.”
Mendengar perkataan Maddy semakin membuat Rosaline tersedu-sedu.

“Ibu, aku tidak ingin melakukannya..tetapi jika tak aku lakukan pasti orang lain akan menanggung akibat dari keputusanku." ucap Rosaline terbata-bata.

Maddy senantiasa mengelus lembut surai Rosaline.
“Maka, jangan dilakukan.”

Rosaline menggeleng kuat.

“Xavier bisa dalam bahaya ibu..”
Maddy menatap Rosaline lekat.

Kemudian tersenyum lembut pada gadis yang menumpahkan kesedihannya itu.

“Xavier bukan lah anak kecil, nak. Dia sudah dewasa bahkan menjadi kepala keluarga dan suami, dia pasti sudah tau bagaimana mengambil keputusan yang tepat.”

Rosaline menatap Maddy sendu.

“Bagaimana jika aku mencintai dua orang dalam satu hati?” ujarnya penuh putus asa.

Maddy terdiam kemudian menatap Rosaline serius.

“Maka lepaskan salah satu diantara mereka, karena tidak mungkin menyimpan dua orang dalam satu hati sekaligus. Salah satu dari mereka bisa terluka, kita tidak akan pernah tau bagaimana keadaannya yang sebenarnya maka jangan kita tambah dengan luka karena kebingungan kita sendiri.”

Rosaline terdiam.

“Tidak bisa, bu. Aku ingin mencintai dan dicintai dengan tulus, tetapi disatu sisi cinta pertamaku yang menicntauku dengan tulus tak pernah muncul setelah bertahun-tahun setidaknya aku ingin tau bagaimana kabarnya jika dia baik-baik saja dan telah melupakanku maka aku akan mencintai Xavier dengan tenang.”
Maddy terdiam mendengarkan perkataan Rosaline.

“Nak, bagaimana jika mencintai Xavier hmm? Belajarlah untuk memahami perasaanmu sendiri aku tidak menyuruhmu untuk serakah tetapi cobalah berikan cintamu pada Xavier jika dia mengembalikan cintamu dengan setara atau lebih, bandingkan dengan orang yang pertama kali kau cintai lalu berpikirlah apakah itu cinta yang kau butuhkan atau obsesi semata karena kasih sayang dan perhatian yang diberikan oleh orang itu ataupun Xavier padamu.”

Rosaline menatap Maddy ragu,
“Apa ibu tak marah atau kecewa padaku karena telah meletakkan Xavier dalam hatiku yang sebelumnya diisi oleh orang lain?”
Maddy menggelengkan kepalanya singkat.

“Ibu tidak bisa memaksa perasaan seseorang tetapi melihatmu yang jatuh cinta pada Xavier dan masih di penuhi oleh bayang-bayang masa lalumu. Ibu mengerti bagaimana sulitnya menentukan pilihan karena kau kau berada diposisi dimana membutuhkan kepastian dan tidak ingin menyakiti perasaan mereka.”

“Ibu..” panggil Rosaline pelan membuat Maddy menatapnya.

“Sebenarnya ada alasan dibalik pernikahan ini, awalnya aku tidak berniat untuk jatuh hati pada Xavier karena kami hanya menikah kontrak tetapi ayahku menginginkan aku mengisi posisi Duchess agar bisa menguasai seluruh harta milik keluarga Davidson. Aku tidak ingin melakukan itu, karena aku tidak ingin menikah hanya karena politik namun melihat bagaimana cara Xavier memperlakukan ku walaupun itu menyebalkan tetapi itu membuat hatiku menghangat. Hatiku sangat hampa dan kosong, bu. Terkadang aku berpikir untuk melarikan diri dibadningkan menjadi boneka ayahku dan aku tidak ingin jatuh dalam perasaan itu lagi namun nyatanya hanya karena perlakuan kecil membuatku dengan mudah jatuh cinta.” Ujar Rosaline diakhiri dengan tawa kecil namun air mata ikut menetes dari matanya.

“Bukan salahmu nak, kita tidak akan tau kepada siapa dan kapan hati kita jatuh cinta pada seseorang. Kadang kita bisa saja jatuh cinta namun bukan dia orangnya dan bisa saja saat bertemu dengan orang yang tepat namun waktunya tidak tepat. Seperti itu memang siklus dalam hidup kita. Jadi jangan salahkan dirimu sendiri.” Tegur Maddy membuat Rosaline terharu.

Keduanya melanjutkan cerita mereka hingga tengah malam tanpa menyadari bahwa seseorang mendengarkan pembicaraan keduanya dari depan pintu kamar Rosaline.









bersambung....

jangan lupa untuk vote dan komennya ya 🙏🏻 terimakasih

DUKE OF DAVIDSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang