BAB 13

69 20 24
                                    

Tidak seperti biasanya, Yoona sama sekali tidak menyantap bekal makan siang yang ia bawa dari rumah. Begitu jarum jam menunjukkan angka satu, Yoona menyambar tas dan mencelat dari kursi kerjanya.

"Appa, aku pergi dulu." Di ambang pintu perpustakaan, Yoona mengecup pipi ayahnya dengan hangat.

Tuan Lim mengerutkan dahi. Tumitnya sampai berputar. Ia menurunkan kacamata bacanya untuk melihat anak perempuannya itu dengan lebih jelas lagi.

Yoona naik ke atas sepeda birunya sambil menyenandungkan sebuah lagu. "Daaah, Appa!" Ia melambaikan tangan dengan riang.

Tuan Lim berdiri terpaku. Ia merasa heran. Kenapa hari itu Yoona terlihat begitu riang gembira?

Tentunya Tuan Lim sama sekali tidak tahu kalau anak gadisnya sedang jatuh cinta.

Sejak pengakuan cinta Taehyung dan kemesraan mereka semalam, hati Yoona terus berdebar-debar nikmat. Ia sangat rindu kepada Taehyung. Padahal hari ini saja sudah enam kali lelaki berparas menawan itu sengaja melintas di depan perpustakaan sambil membunyikan bel sepedanya. Dan setiap kali Yoona mendengar bel sepeda Taehyung, ia langsung melesat keluar. Walaupun hanya sesaat dan dari kejauhan, kedua insan manusia itu saling bertukar senyum serta lambaian tangan.

Tapi semakin siang, Yoona semakin tak sabar. Ia ingin bertemu lagi dengan Taehyung. Ia ingin berada di dekat lelaki itu. Ia ingin bercanda dengannya. Ingin menatapnya, ingin tersenyum dengannya, ingin menyentuh tangannya. Aih, inilah rasanya cinta! Cinta yang membuat hatinya berbunga-bunga.

Meskipun mereka berdua mencoba untuk menyembunyikan hubungan asmara yang baru saja mereka jalin, baik Taehyung maupun Yoona sama-sama tak bisa saling berjauhan. Bahkan di dalam kedai sekalipun, keduanya melakukan segalanya bersama-sama. Saat Yoona menyapu, Taehyung ikut menyapu. Saat Yoona membereskan meja tamu, Taehyung ikut membereskan meja yang sama. Bahkan saat Taehyung membuang sampah, Yoona ikut serta menemaninya.

"Aku mau membersihkan kaca jendela." Taehyung membawa ember yang berisi botol semprotan kaca, kain fiber, spons, dan squeegee.

"Aku akan membantumu." Yoona buru-buru lari ke depan.

Taehyung mengulum senyumnya. "Biasanya kau tak acuh saja setiap kali aku membersihkan jendela. Kenapa sekarang mendadak ingin membantuku?"

Yoona mendengus lucu. Ia menjawil hidung Taehyung. "Aku ingin berdekatan denganmu." Bisiknya santai.

Taehyung tertawa kecil. Sambil menyemprot kaca jendela dengan air sabun, ia menyenggol kekasihnya, "kau tak takut mantan calon mertuamu akan curiga?"

"Curiga kenapa?"

"Kau mendadak jadi lengket denganku."

Yoona berdehem. Ia merebut botol air sabun dari tangan Taehyung dan berkata, "kau bersihkan kaca bagian dalam, biar aku yang membersihkan kaca bagian luar."

"Kukira kau ingin berdekatan denganku?" Ledek Taehyung.

"Memang." Ujar Yoona santai. Ia membawa spons dan botol sabun ke luar. Ia mulai menyemprot sisi luar kaca yang sama dengan yang sedang dibersihkan oleh Taehyung.

Mengertilah Taehyung apa maksud Yoona. Mereka membersihkan satu kaca yang sama namun dari sisi yang berlawanan. Dengan begitu, keduanya bisa terus saling berpandangan tanpa terlihat mencurigakan.

Saat membersihkan kaca itulah Taehyung melihat sesuatu di kejauhan. Usai mengelap kaca sampai bersih, Taehyung beranjak keluar.

"Mercusuar itu, apa masih dipakai?" Tanyanya pada Yoona.

Yoona menoleh bangunan yang dimaksud oleh Taehyung. "Masih." Jawabnya.

"Siapa yang menjaga tempat itu?"

LOVE THAT DOESN'T HAVE A NAME [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang