Taehyung dan Yoona mengitari Pulau Jeongdo sekali lagi. Mereka berjalan-jalan di tengah-tengah ladang gandum sambil berpautan tangan.
"Yoona, aku sudah memutuskan untuk menetap di Jeongdo untuk selamanya." Cetus Taehyung.
"Benarkah?" Yoona melonjak gembira. "Kau mau menetap di sini untuk selama-lamanya?" Kedua lengannya terkalung sempurna di pundak Taehyung. "Bersamaku?"
"Tentu bersamamu. Bersama siapa lagi?" Taehyung merangkul pinggang Yoona. Tanaman gandum yang tinggi menyembunyikan tubuh mereka berdua. Tapi andaikata ada yang tak sengaja memergoki mereka tengah bermesraan seperti inipun, takkan jadi persoalan bagi Taehyung.
Yoona tersenyum bahagia. Tapi ia mendadak teringat akan status Taehyung sebagai seorang dokter. "Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu di rumah sakit? Rasanya sayang kalau dokter sehandal engkau harus berhenti begitu saja."
"Ah, kau terlalu lugu," Taehyung mengecup Yoona, "aku akan buka praktek di Jeongdo. Masakah di pulau ini tidak ada dokter? Aku ingin membuka sebuah klinik yang lengkap agar penduduk desa tidak perlu lagi jauh-jauh menyeberang ke Cheondok untuk berobat."
"Oh, Tae... Aku bahagia sekali mendengarnya!" Yoona refleks memeluk Taehyung.
"Tapi itu bukan bagian terbaiknya," Taehyung menyembunyikan senyumnya.
"Kau masih punya rencana lagi?"
"Masih. Aku ingin menikahimu."
Tak perlu dijelaskan lagi bagaimana bahagianya Yoona mendengar lamaran Taehyung. Jika ada satu hal yang ia impikan saat ini, itu adalah menikah dengan Taehyung dan menjadi ibu dari anak-anak mereka.
"Kau mau menerima lamaranku?"
Yoona mengangguk cepat. Matanya berkaca-kaca penuh keharuan.
"Jangan menangis, dong. Nanti orang-orang mengira aku telah berbuat macam-macam padamu." Taehyung menggoda kekasihnya.
Yoona tersedak airmata bahagia mendengar lelucon pacarnya itu.
"Tae, kau takkan menyesal menikah dengan gadis sepertiku? Tak menyesal harus meninggalkan kota besar untuk selamanya?"
Taehyung membelai anak rambut Yoona dengan penuh kasih, "aku justru akan menyesal jika aku tak bisa menikah dan hidup bersamamu."
"Apa orangtuamu mau menerimaku?" Yoona merasa khawatir. Kedua orangtua Taehyung adalah dokter dan berasal dari keluarga yang sangat kaya-raya. Manalah mungkin mereka mau bermenantukan seorang gadis desa sederhana seperti dirinya yang tak memiliki apa-apa.
"Mereka pasti akan menerimamu dengan senang hati asalkan kau mencintai satu-satunya putera mereka untuk selamanya."
"Sungguh?"
"Sungguh."
"Lalu bagaimana dengan Paman dan Bibi Sung? Apakah mereka akan setuju?"
Taehyung menghela nafas. "Yoona, walaupun kau pernah menjadi tunangan almarhum Jinwoo, itu semua adalah masa lalu. Sekarang ini kau bukan tunangan siapa-siapa," Taehyung tersenyum dan senyumnya terlihat begitu indah menenangkan, "engkau adalah calon isteriku."
Yoona bangga sekali mendengar perkataan Taehyung. Ya, ia memang sudah bukan lagi tunangan Jinwoo. Sekarang ia adalah calon isteri Taehyung. Betapa indahnya hidup ini. Sekali lagi Yoona memeluk Taehyung. Kali ini dibarengi dengan sebuah ciuman yang teramat mesra.
"Tapi kita tetap harus memberitahu Paman dan Bibi Sung." Ujar Yoona saat melepaskan bibirnya dari bibir Taehyung. "Bagaimanapun, aku sudah menganggap mereka sebagai orangtuaku."
"Tentu. Nanti kita akan memberitahu mereka."
_______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THAT DOESN'T HAVE A NAME [VYOON FANFIC]
Fiksi PenggemarAkibat kelalaiannya, Kim Taehyung tak sengaja menghilangkan nyawa seorang pria. Namun ia tidak menerima hukuman apapun berkat campur tangan kedua orangtuanya. Untuk menghilangkan perasaan berdosa yang menghantuinya, Taehyung mendatangi kampung halam...