BAB 19

78 20 32
                                    

Beberapa Bulan Kemudian

"Dokter Kim," Suster Han berlari menghampiri Taehyung di ruang IGD. "Status Ny. Choi."

Taehyung membaca file yang diberikan oleh Suster Han. "Hasil CT scan tidak menunjukkan ada luka serius. Juga tidak ada fraktur pada kaki. Tapi pasien mengeluh lututnya terasa seperti tersengat dan mati rasa." Taehyung menutup status Ny. Choi. "Kirim ke bagian ortopedi. Kita pernah punya pasien dengan kasus serupa, ternyata dia menderita memar di bagian saraf skiatik dan saraf gluteal."

Suster Han mengangguk.

"Dokter Kim." Kali ini Suster Baek yang memanggilnya. "Pasien baru datang. Hypoglycemia dan pitam panas."

Taehyung bergegas menghampiri pasien yang tergolek lemas di atas ranjang IGD. Pasien itu seorang remaja laki-laki, usianya sekitar 15-16 tahun. Taehyung mengecek status vital sang pasien.

"Dextrose 20 gram via infus." Taehyung memberi perintah sambil mengantungi senter pulpennya. "Beri dia jus, makan siang, dan apapun yang mengandung glukosa tinggi. Dan segera lakukan tes gula darah untuk memastikan kondisinya."

"Dokter Kim,"

Taehyung menerima status pasien lain yang sudah berada di ruang gawat darurat selama lebih dari dua jam. "Pembengkakan jaringan paru-paru dan jantung. Sudah pasti pleuritis." Taehyung menggumam. Ia lalu menoleh sang suster. "Kirim ke bagian radiologi biar dilakukan X-ray karena sebelumnya pasien sudah punya riwayat penyakit pneumonia. Nanti saya akan resepkan obat antibiotik dan antiradang."

Kesibukan di Instalasi Gawat Darurat Serenity Hospital hampir tiada hentinya, kecuali mungkin di pagi hari. Selama beberapa bulan ini Taehyung sudah kembali bekerja di rumah sakit. Ia sengaja menyibukkan diri di sana dengan mengambil semua shift yang ada.

Kecelakaan mobil yang ia alami lebih dari satu tahun lalu memberi Taehyung pelajaran yang sangat berharga. Bahwa ia tak boleh menyetir mobil sendiri dalam keadaan letih dan kurang tidur. Sudah dua bulan ini Taehyung bahkan tidak tidur di rumah. Ia sengaja menginap di rumah sakit dan secara tidak langsung menjalani seluruh kehidupannya di sana.

Tak ada yang merasa perlu menanyakan alasan Taehyung menjadi dokter pertapa di Serenity Hospital. Semua rekan kerjanya tahu ada yang berbeda dari sosok Dr. Kim Taehyung yang mereka kenal. Perbedaan itu terjadi setelah sang dokter kembali dari pengembaraannya di negeri antah berantah selama satu tahun kemarin.

"Dokter Kim,"

Taehyung mendongak. Baru saja ia menikmati sejenak waktu istirahatnya di ruangan dokter IGD. "Ya, ada apa?" Ia memandang Suster Han. Suster yang satu ini memang sedap untuk dipandang. Matanya besar, hidungnya mungil tapi mancung, bibirnya merah berisi, kulitnya juga mulus, dan dia tinggi semampai. Pendek kata, Suster Han ini mirip aktris Korea yang sedang berperan sebagai seorang suster di rumah sakit. Setahun lalu, mungkin sifat playboy Taehyung akan membuatnya iseng mengencani gadis yang satu itu, tapi kini hatinya sudah berubah. Sudah ada pemiliknya biarpun sang pemilik berada jauh di seberang lautan dan entah kapan akan bisa bertemu lagi.

"Ada yang mencari-cari Dokter Kim."

"Siapa? Keluarga pasien?" Taehyung mendorong kursi kerjanya.

"Bukan." Suster Han menggeleng. "Anak SMA."

"Anak SMA? Perempuan?"

"Perempuan. Cantik." Suster Han tersenyum. "Hayo, mainan Dokter Kim sekarang anak SMA, ya? Hati-hati, Dok. Nanti kena pasal pedofilia."

"Hush, sembarangan." Taehyung berjalan menghampiri Suster Han. "Siapa sih dia? Mau apa?"

"Entah." Suster Han mengangkat bahu. Ia paling senang jika mendapat giliran jaga bersama Taehyung. Dokter yang satu ini selain ganteng menyejukkan mata, sikapnya juga baik dan mudah diajak bersenda gurau. "Jangan-jangan dia mau minta aborsi." Ia cekikikan.

LOVE THAT DOESN'T HAVE A NAME [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang