꧁ Part 07 ꧂

49 6 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Pagi harinya.

Airyn terbangun karena cahaya matahari yang mengintip lewat celah gorden menyilaukan matanya. Wanita itu menoleh ke samping. Tak ada Zeus di sisinya.

Tak ada suara di kamar mandi, artinya Zeus tidak ada di sana. Airyn pun beranjak dari ranjang. Wanita itu tak memakai sehelai benang pun. Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah memakai pakaian rumahan, Airyn keluar dari kamar untuk mencari suaminya. "Zeus? Kau di mana? Aku akan memasak untuk sarapan, kau mau makanan seperti apa?" tanyanya.

Suara Airyn menggema di ruang keluarga.

Karena tak ada jawaban dari Zeus, Airyn memutuskan untuk pergi ke dapur. Ia melihat pintu ruang gym sedikit terbuka. Airyn pun masuk. Namun, Zeus tak ada di sana.

"Sepertinya Zeus sempat beraktivitas di ruangan ini. Dia mungkin mengangkat barbel atau semacamnya," batin Airyn. Ia teringat dengan tubuh atletis suaminya.

"Mungkin sekarang dia pergi ke luar untuk lari pagi," imbuh Airyn.

Di dapur, Airyn mulai memasak. Ia memasukkan daging ke air mendidih dalam panci, lalu memotong sayuran. Setelah beberapa menit, Airyn memasukkan sayuran yang sudah dipotong tersebut ke dalam panci.

Sepasang tangan kekar memeluk Airyn dari belakang. Airyn terkejut. Ia mengusap tangan Zeus yang melingkar perutnya yang rata.

"Kau habis lari pagi, ya?" tanya Airyn.

Zeus tak merespon. Ia meletakkan dagunya di bahu Airyn, lalu memberikan kecupan hangat di leher istrinya itu.

"Lama tak berjumpa, Airyn," ucap Zeus dengan suara berat.

Kedua mata Airyn membelalak lebar mendengar perubahan suara Zeus. Ia membeku dalam pelukan pria itu.

"Aku merindukanmu, Airyn," bisik Zeus di telinga Airyn. Pria itu menjilat cuping telinga istrinya itu.

Airyn berbalik dan mendorong dada Zeus agar menjauh darinya. Wanita itu mendongak menatap suaminya. Zeus terlihat berbeda dengan penataan rambutnya yang rapi disisir ke belakang seperti pria berkelas dan kaya raya. Berbeda dari biasanya yang tak peduli dengan gaya rambut menutupi sebagian dahinya.

"Sepuluh tahun lebih kita tak bertemu. Tidak. Sepertinya aku sempat bertemu denganmu satu tahun lalu." Zeus mendekat dan menyentuh helaian rambut Airyn.

"Jangan sentuh aku." Airyn menepis tangan suaminya.

Zeus menautkan alisnya. "Kau menolakku lagi?" Pria itu menarik lengan Airyn, lalu mendorongnya ke atas meja. Barang-barang di atas meja makan berjatuhan ke lantai dan pecah.

"Ah, padahal kita pernah melewati masa-masa indah saat itu." Zeus menindih Airyn, lalu mendekatkan wajahnya.

Airyn membuang muka. Ciuman Zeus mendarat di pipi istrinya.

"Patuhlah. Aku benci kau menolakku seperti itu." Zeus menarik dagu Airyn dan mencium bibir istrinya itu dengan paksa.

Airyn meronta-ronta dan menusukkan tabung bius yang sudah dilengkapi jarum ke pinggang Zeus. Tak berselang lama, pria itu pun jatuh tak sadarkan diri.

Airyn beringsut menjauh sembari memeluk tubuhnya sendiri yang gemetar dalam ketakutan. Wanita itu menatap tubuh Zeus yang terkapar di lantai. Airyn menangis tanpa suara.

Setelah merasa cukup tenang, Airyn bangkit dan mematikan kompor. Wanita itu mengambil borgol dari dalam laci. Saat berbalik, Zeus sudah tak ada. Tabung bius tergeletak di lantai. Hanya tersisa setengah cairan bius di dalam tabung tersebut. Tampaknya Zeus masih bisa bergerak setelah setengah cairan bius masuk ke tubuhnya.

Freesia RefractaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang