꧁ Part 09 ꧂

30 8 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Xander mempercepat gerakan pinggulnya. Pria itu menampar pantat Selena yang menungging.

"Cukup!" Selena memisahkan diri dari Xander. "Apakah aku bisa tahan dengan semua ini?!"

"Kau bertahan untuk uang 'tunjangan' dari Claire, kan? Jadi, apakah kau sudah menyerah? Jika iya, pergi dari sini bersama pacarmu yang pengecut itu," kata Xander.

"Aku tidak pernah mengerti padamu! Siapa Airyn yang kau maksud? Saat bercinta denganku, kau terus menerus memanggil namanya!" bentak Selena.

"Memangnya kenapa? Kau cemburu? Secara hukum, kau memang istriku. Namun, aku menganggapmu jalang murahan," ucap Xander merendahkan Selena.

Selena mengepalkan tangannya geram. "Beraninya."

"Hanya ada satu wanita yang aku cintai di dunia ini. Dia adalah Airyn. Dia adalah cinta pertama dan terakhirku," papar Xander.

Demi mengumpulkan uang 'tunjangan' dari Claire Alexandra Wilhelm, Selena bertahan selama dua tahun. Ia jarang berada di rumah dan memilih pergi ke luar bersama Max. Bahkan hingga berbulan-bulan lamanya demi menghindari Xander.

Xander mau pun Zeus tak peduli. Karena Selena tak ada di rumah, Xander tidak sering muncul. Zeus bisa menjalani hidupnya seperti biasa. Ia tak ingat dengan apa yang terjadi ketika Xander menguasai dirinya.

Xander lebih sering muncul saat berada dalam situasi yang tidak menyenangkan atau dalam kondisi terancam. Xander adalah bentuk perlindungan diri bagi Zeus.

Di hotel.

Selena sedang bersama Max.

"Selama beberapa bulan terakhir, kau terus pergi bersamaku dan tak kembali ke rumah suamimu. Apakah Claire atau keluarga Wilhelm lainnya tidak curiga? Kau bisa kehilangan tunjanganmu jika kau ketahuan selingkuh denganku," kata Max.

Selena menghela napas berat. "Sebenarnya... aku benar-benar merasa tidak nyaman. Aku ingin segera mengakhiri semua ini," ucapnya. Tampaknya Selena tidak menceritakan apa yang ia alami pada Max.

"Kau serius? Kau sudah sejauh ini." Max menyayangkan pemikiran Selena.

"Ada sesuatu yang membuatku merasa tertekan dan ketakutan setiap saat. Sampai-sampai aku tidak berani mengatakannya padamu. Namun, sekarang aku benar-benar ingin mengakhirinya," ujar Selena.

Max akhirnya mengetahui apa yang terjadi pada pacarnya selama ini. Selena menceritakan semuanya dengan rinci.

Max menggebrak meja setelah mendengar penjelasan Selena. "Si bangsat itu! Tapi, apakah kau yakin dia bisa melakukan semua itu? Dia terlihat seperti pria bodoh."

Selena mengalihkan pandangannya. "Dia... dia bisa berubah-ubah. Dia terkadang bodoh, tapi terkadang manipulatif. Dia menakutkan. Seolah-olah Zeus punya dua muka," papar Selena.

"Airyn yang kau bicarakan itu adalah sahabat masa kecil Zeus. Sewaktu SMA, Airyn adalah siswi populer. Aku tahu itu karena aku satu sekolah dengan Zeus dan Airyn," jelas Max.

Selena membuang napas kasar.

"Jika kau ingin mengakhirinya, mari kita akhiri malam ini juga," kata Max serius.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Selena.

"Aku akan membunuhnya. Jika dia mati, seluruh harta yang dia miliki akan jatuh ke tanganmu," kata Max.

Selena memeluk kekasihnya itu. "Aku mencintaimu, Max."

"Aku juga mencintaimu."

Malam itu, Zeus sedang berada di ruang perpustakaan. Pria itu melihat album foto kenangan masa kecilnya bersama Airyn. Zeus menyentuh wajah Airyn yang tersenyum manis di dalam foto tersebut.

Freesia RefractaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang