꧁ Part 13 ꧂

22 5 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Airyn sedang berada di ruang kerjanya. Wanita itu mengotak-atik laptop sembari berbicara di telepon.

"Baiklah, aku sudah selesai. Selamat beristirahat," pungkas Airyn.

"Selamat beristirahat, Nyonya," sahut pria di seberang sana.

Panggilan pun berakhir.

Airyn meregangkan tubuhnya. "Aku harus pergi ke kantor. Para karyawan sibuk bekerja, sementara aku masih menikmati hari libur pernikahan. Mau sampai kapan?" batinnya.

Wanita berambut gelap itu melanjutkan dalam hati, "Tapi, jika aku meninggalkan Zeus sendirian di rumah, itu akan menjadi masalah. Bagaimana jika Xander tiba-tiba menguasai tubuhnya? Iblis sialan itu selalu melakukan tindakan yang tidak terduga."

Terdengar suara pintu diketuk, lalu Zeus masuk. "Airyn, pesanan makan malam kita sudah datang," ucap pria itu.

"Sebentar lagi aku selesai," sahut Airyn.

Di meja makan.

Airyn dan Zeus menikmati makan malam bersama.

"Setelah satu minggu pernikahan kita, apakah kau merasa ada yang tidak memuaskan?" tanya Zeus.

Mendengar pertanyaan suaminya yang tiba-tiba, Airyn tersedak. Wanita itu segera mengambil air dan meminumnya.

"Apakah kau baik-baik saja? Kenapa kau begitu terburu-buru?" Zeus mengusap punggung istrinya. "Pelan-pelan makannya."

Airyn terbatuk-batuk. "Pertanyaan macam apa itu? Setiap hari dia melakukannya, tidak kenal lelah, tidak kenal waktu. Aku kewalahan dan sampai kesulitan berjalan," ucapnya dalam hati.

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?" tanya Airyn dengan suara bergetar karena tenggorokannya sakit gara-gara tersedak barusan.

"Aku hanya berpikir jika rumah kita terlalu sunyi. Selain itu, kau mungkin merasa bosan dan ingin pergi liburan. Aktivitas yang berulang akan membuat seseorang merasa bosan, kan?" papar Zeus.

Airyn melongo. "Oh, ternyata tentang itu."

Zeus mengernyit. "Memangnya kau memikirkan hal lain?"

"Tidak. Aku hanya sedikit salah paham tadi," sanggah Airyn dengan wajah memerah.

Keesokan paginya.

Airyn mematut di depan cermin. Ia memakai dress putih selutut dipadukan dengan blazer hitam.

Zeus yang duduk di tepi ranjang terlihat begitu serius memperhatikan istrinya.

"Zeusten, aku akan pulang lebih awal. Jangan ke mana-mana," ucap Airyn dengan pandangan tertuju pada pantulan bayangan suaminya di cermin.

Zeus tersenyum kecil. "Kau terlihat begitu mengkhawatirkanku. Apakah kau menganggapku seperti anak kecil? Bahkan aku dua tahun lebih tua darimu."

Airyn berbalik menatap Zeus. "Tentu saja aku khawatir padamu. Kau kan suamiku. Jadi, kau akan mendengarkanku, kan?" Ia mengecup bibir suaminya sekilas.

"Baiklah, apa pun itu demi dirimu," sahut Zeus.

"Aku berangkat. Hubungi aku kapan pun kau mau," kata Airyn, kemudian  berlalu pergi.

Zeus terkekeh kecil. "Apakah dia begitu khawatir padaku? Apakah itu artinya dia mencintaiku?"

Selama Airyn tak ada, Zeus menghabiskan waktu di ruang perpustakaan untuk membaca novel.

Ketika serius membaca novel 'Time Travellers in the Terra Empire' karya Ucu Irna Marhamah, Zeus teringat sesuatu. "Airyn selalu memakai pakaian tertutup. Aku tak pernah melihatnya memakai baju lengan pendek atau rok sepaha. Dia gadis baik-baik yang selalu menjaga batasan. Jadi, pria jahat mana yang tega memperkosanya? Aku sangat penasaran," gumam pria itu.

Freesia RefractaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang