══════════ ꧁꧂ ══════════
Pintu kamar mandi terbuka. Airyn keluar dari kamar mandi dengan jubah tidur. Terdapat olesan krim di wajahnya. Wanita itu meratakan krim tersebut dengan tangan tanpa melihat ke cermin.
Zeus menatap Airyn, sahabat kecilnya yang sekarang telah resmi menjadi istrinya. "Airyn sangat cantik. Seharusnya dia mendapatkan pria yang lebih baik dariku, misalnya Leon. Namun, sudah pasti aku tak rela."
Tanpa mengatakan apa pun, Airyn naik ke ranjang dan duduk di samping suaminya. Di jarak sedekat itu, Zeus bisa menghirup aroma wangi yang menyegarkan dari tubuh Airyn.
"A-Airyn, bolehkah aku memelukmu?" tanya Zeus yang terlihat gugup.
Airyn menoleh pada suaminya. "Mau bercinta denganku?"
Wajah Zeus memerah mendengar pertanyaan vulgar istrinya. "Itu... aku... jika kau belum siap...." Pria itu berhenti berbicara ketika Airyn tiba-tiba memeluknya.
Airyn bisa mendengar suara detak jantung Zeus dengan jelas. "Bukankah kita sudah menikah? Aku tidak tampak murahan, kan?"
"Apa yang kau bicarakan? Kau istri yang baik." Zeus membalas pelukan istrinya. Wajahnya semakin memerah ketika merasakan benda kenyal yang menempel pada dadanya. Ia tahu Airyn tak mengenakan BRA.
Zeus melepaskan pelukannya, lalu menangkup wajah istrinya. "Airyn, izinkan aku." Ia mengecup lembut bibir sang istri.
Selepas mengucap janji suci yang mengikat hubungan mereka dalam hukum agama dan negara, Zeus hanya mengecup kening Airyn. Namun, sepertinya sekarang pria itu sudah berada di ambang batasnya. Ia ingin menikmati tubuh istrinya.
Airyn memeluk tengkuk Zeus dan menikmati ciuman suaminya itu.
Zeus menghempaskan tubuh agar berada dalam posisi telentang, membuat Airyn menindihnya.
"Zeusten, aku harap kau melakukannya dengan pelan," kata Airyn dengan suara bergetar. Tampaknya wanita itu merasa khawatir dengan hubungan intim yang akan terjadi.
"Aku mengerti. Meski aku tidak berpengalaman dengan gadis perawan, aku akan melakukannya dengan hati-hati," kata Zeus.
Airyn mengalihkan pandangannya. "Bukan begitu, aku... aku pernah melakukannya, tapi tetap saja...." Wanita itu tak melanjutkan kata-katanya.
Zeus mengernyit. "Airyn pernah melakukannya? Tapi, ciuman barusan... dia tidak seperti gadis yang berpengalaman. Apa mungkin... dia diperkosa?" batinnya.
"Siapa yang memperkosamu?" tanya Zeus tanpa sadar.
Airyn terdiam. Ia tidak mengira Zeus bisa menebaknya. "Itu...."
"Katakan." Zeus menautkan alisnya. Terlihat jelas kemarahan di wajah pria itu.
"Apakah kau marah karena aku bukan gadis perawan?" tanya Airyn.
"Tidak. Bukan itu. Aku tak pernah mempermasalahkannya. Selena juga bukan perawan saat menikah denganku. Yang aku pikirkan adalah perasaanmu saat itu. Bajingan mana yang tega melakukannya? Kau pasti kesakitan. Aku tak akan marah jika kau dan pria __yang pertama melakukannya denganmu__ itu memang suka sama suka," papar Zeus.
Airyn tak menjawab karena memang tak tahu harus bilang apa.
Zeus membalikkan posisi menjadi di atas, sementara Airyn berada di bawahnya. Di posisi itu, Airyn terlihat cemas untuk sebuah alasan. Mungkin ia merasa terintimidasi oleh Zeus yang masih terlihat marah. Atau mungkin tragedi pemerkosaan yang pernah ia alami kembali menghantuinya dalam bentuk trauma.
"Siapa yang melakukannya?" tanya Zeus. Suaranya berubah dan terdengar lebih berat.
Airyn terlihat semakin ketakutan, apalagi saat Zeus mengangkat tangannya. Wanita itu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Namun, ternyata Zeus mengusap rambut Airyn dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freesia Refracta
Romance══════════ ꧁꧂ ══════════ Judul : Freesia Refracta Penulis : Ucu Irna Marhamah ══════════ ꧁꧂ ══════════ "Kau yakin? Kau benar-benar bersedia menikahinya?" "Iya, aku bersedia menikah dengan Zeusten." "Airyn, kau tidak perlu melakukan sampai sejauh...