꧁ Part 15 ꧂

43 5 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Airyn tampak fokus menyetir. Sementara itu, Zeus duduk di sampingnya sembari melihat jalanan yang dilalui oleh mobil.

"Jadi, kau berniat membantuku untuk menyingkirkan Xander dengan cara menikahiku setelah mendapat izin dari Claire?" tanya Zeus setelah mendengar penjelasan jujur dari istrinya selama dalam perjalanan.

"Iya," jawab Airyn.

"Bagaimana caramu menyingkirkan Xander?" tanya Zeus.

"Aku pernah membaca buku psikologi di ruang kerja ibuku. Sejauh ini, tak ada obat yang bisa menyembuhkan pasien yang memiliki kepribadian ganda. Namun, ada terapi yang bisa mengurangi gejalanya. Jika melihat situasi, Claire tidak akan membiarkanmu menjalani terapi tersebut karena bisa merusak citra keluarga Wilhelm. Padahal dia bisa membungkam semua orang dengan koneksi dan uangnya," kata Airyn.

Zeus menghela napas berat.

Airyn kembali bersuara, "Aku tidak terlalu paham tentang ilmu psikologi. Namun, dari yang aku baca, kemunculan kepribadian adalah akibat dari rasa trauma atau semacamnya. Bisa dibilang itu juga merupakan bentuk perlindungan diri. Itu sedikit yang aku tahu."

"Apa mungkin Xander adalah bentuk kemarahan dan kekecewaan yang aku pendam selama ini?" tanya Zeus dalam hati.

"Zeus, ngomong-ngomong, semalam kau meniru penampilan Xander sampai-sampai aku mengira jika kau memang beneran Xander. Jadi, dari mana kau mengetahui penampilannya?" tanya Airyn penasaran.

"Aku pernah bertemu dengan sosok pria yang mirip denganku ketika aku berada dalam... mungkin semacam alam bawah sadar. Entahlah," sahut Zeus.

Airyn menghentikan mobilnya karena lampu merah menyala. "Dan kau sengaja berpura-pura menjadi Xander untuk memancingku berbicara jujur atau kau punya tujuan lain?"

Zeus menatap Airyn. "Saat kau pergi ke kantor, aku merenung dan bertanya-tanya, pria mana yang telah memperkosamu. Lalu, aku terpikir jika pria tersebut adalah aku. Orang di sekitarku selalu bilang kalau aku sering membuat masalah, tapi aku tidak ingat. Dan aku berpikir bahwa dalam kondisi seperti itulah aku memperkosamu. Namun, karena aku memang tidak mengingatnya, jadi aku berpikir jika selama ini yang mengendalikan diriku adalah orang yang mirip denganku. Xander," tuturnya.

Airyn mencerna ucapan suaminya.

"Aku hanya ingin memastikan jika Xander memang pelakunya. Jadi, aku meniru cara berpakaian, gaya rambut, dan cara bicaranya untuk melihat sendiri reaksimu. Dan ternyata memang benar sesuai dugaanku," imbuh Zeus.

"Luar biasa. Kau selalu hebat dalam menebak," kata Airyn sembari melajukan mobilnya karena lampu lalu lintas berganti menjadi kuning.

"Aku menyesali apa yang telah terjadi. Aku tetap merasa bersalah karena tak bisa mengendalikan diriku sendiri sampai-sampai Xander berhasil menguasai tubuhku," ucap Zeus.

"Mau sampai kapan kau meminta maaf?" gerutu Airyn.

Zeus menghela napas panjang. "Ngomong-ngomong, kau menanyakan tentang permen favoritmu saat itu. Aku tak menduganya. Hal yang hanya diketahui oleh kita berdua bisa dijadikan kata sandi," ujarnya.

Airyn mengangguk. "Ya. Aku akan menanyakan pertanyaan yang hanya bisa dijawab olehmu. Jika kau tidak bisa menjawab, artinya itu bukan kau, melainkan Xander."

Beberapa hari kemudian.

Airyn kembali melakukan rutinitasnya dengan pergi ke kantor. Sementara Zeus berada di rumah.

Sore itu, Airyn pulang dan tidak melihat Zeus di mana pun. "Kenapa dia suka sekali membuat orang khawatir? Dia suka menghilang saat aku tak ada di rumah," gerutunya.

Freesia RefractaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang