꧁ Part 12 ꧂

56 7 1
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Di ruang tamu, Claire duduk berhadapan dengan Nyonya Jovnch. Ada beberapa camilan dan minuman di meja.

"Saya dengar, Anda adalah seorang psikolog anak," kata Claire setengah bertanya. Ekspresi gadis itu selalu tenang dan nada bicaranya terkesan dingin.

"Ya, itu benar. Ayahmu __Tuan Wilhelm__ menghubungiku sebelumnya untuk berbicara denganmu, Nona Wilhelm," sahut Nyonya Jovnch.

"Jangan terlalu formal pada saya. Anda bisa memanggil saya Claire."

"Kalau begitu, kau juga tidak perlu berbicara formal padaku. Anggap saja aku teman bicaramu yang menyenangkan."

Perhatian Claire teralihkan ke jendela. Ada dua wajah bocah imut yang menempel ke kaca jendela. Tampaknya mereka sedang mengintip dan menguping pembicaraan Nyonya Jovnch dengan Claire.

Nyonya Jovnch terkekeh kecil. "Airyn, Zeus, berikan Pummy dan Loola makan, ya," ucapnya.

"Baik, Bos!" Kedua bocah itu pun bergegas pergi.

"Siapa itu Pummy dan Loola?" tanya Claire penasaran.

"Mereka kelinci," jawab Nyonya Jovnch.

Beberapa menit kemudian.

"... dan sialnya, ayahku menyukai guru privat Izevel. Mereka bercinta saat ibuku tak ada di rumah," pungkas Claire.

Nyonya Jovnch membatin, "Gadis ini masih remaja, dia di bawah umur. Namun, cara bicara dan cara berpikirnya jauh dari usianya saat ini. Ini mungkin tekanan internal yang dirasakan sebagai anak perempuan tertua di keluarganya."

Claire kembali bersuara, "Karena Ayah ketahuan selingkuh, Ibu marah. Mereka bertengkar hebat dan berujung perceraian. Karena Zeus masih di bawah 10 tahun, dia harus ikut Ibu sesuai hukum hak asuh untuk sementara. Aku dan tiga saudaraku yang lainnya di atas 10 tahun, sehingga kami ikut Ayah."

Pandangan Claire tertuju ke rumah ibunya. "Ayah menyediakan rumah itu untuk Ibu dan Zeus. Ayah akan tetap memberikan rumah itu untuk Ibu meski seandainya suatu hari nanti Zeus memilih ikut Ayah."

"Gadis ini bahkan sudah mengenal hukum," kata Nyonya Jovnch dalam hati.

"Apakah sekarang guru privat Izevel tinggal di rumah utama Wilhelm?" tanya Nyonya Jovnch.

Claire mengangguk. "Dia tinggal di rumah utama tanpa status yang jelas. Yang pasti dia terlihat seperti jalang," sahutnya.

Nyonya Jovnch mengangguk mengerti. "Mengenai hukum hak asuh anak yang belum 10 tahun, Zeus bisa saja dibawa oleh ayahmu atau pihak tertentu sesuai hukum. Itu karena ibumu dalam kondisi yang kurang sehat untuk merawat Zeus," ucapnya.

Claire mencerna ucapan Nyonya Jovnch.

"Ah, maafkan aku. Tidak seharusnya aku mengatakan itu. Hukum bukanlah bidangku. Itu di luar pemahamanku," kata Nyonya Jovnch.

Claire mendongak menatap Nyonya Jovnch. "Tidak apa-apa. Kita berbicara sebagai teman, kan?"

Di halaman samping rumah Jovnch.

Zeus dan Airyn sedang memberikan wortel pada dua ekor kelinci berwarna putih di dalam pagar berbentuk persegi.

Claire menghampiri dan memperhatikan mereka.

Merasakan kehadiran seseorang, Airyn menoleh. Ia memberikan wortel di tangannya pada Claire. "Kau mau memberikannya makan?" tanya Airyn.

Claire menerima wortel itu, lalu menyodorkannya pada si kelinci. Ia tersenyum kecil melihat keimutan si kelinci yang memakan wortel pemberiannya.

Freesia RefractaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang