5th Weeks : PLAN

217 122 9
                                    

[Korean National Police Agency Headquarter, Seoul - 12.00 KST]

[Author POV]

       Dita Karang tampak menyeruput ice americano yang tinggal separoh itu dengan tenang dari balik tembok kaca ruang interogasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       Dita Karang tampak menyeruput ice americano yang tinggal separoh itu dengan tenang dari balik tembok kaca ruang interogasi.

       Lalisa Manoban, CEO Manoban Entertainment dengan tingkah polahnya tampak tengah bersitegang dengan staf penyidik yang tengah melakukan interview terkait pernyataan Denise Kim.

      Kim Jisoo yang baru hadir di ruang monitor tampak berkacak pinggang berdiri di sebelah Dita Karang yang terlihat tenang. 

      Dia masih turut mengamati CEO agency artis besar itu yang berusaha menjawab pertanyaan - pertanyaan penyidik dengan sikap arogan nya.

"Jika dia mengatakan seperti itu, ya memang seperti itu faktanya! Aku tidak perlu menjelaskan detail dia rekaman dari jam berapa sampai jam berapa dan segala hal yang ia lakukan di kantor hari itu. Aku terlalu sibuk untuk mengurusi hal sepele seperti itu, sir. Jadi aku rasa kalian percuma bertanya banyak hal kepadaku." Lalisa Manoban terkekeh menatap staf penyidik yang hanya bisa menghela nafas panjang menghadapi tingkahnya.

"Tetapi anda sebagai pimpinan agency yang menaunginya tetaplah bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan di kantor anda, tuan Manoban. Jika jawaban anda sedari tadi hanya berputar - putar karena alasan sibuk dan bukan menjadi urusanmu, wajar jika kami mencurigaimu terlibat juga." tegas staf penyidik.

"What? Nonsence, kalian bisa bertanya kepada staf - staf lain nya yang mengurusi Denise Kim langsung. Apakah kalian tidak bertanya detail kepadanya huh? Pasti tidak. Shibal!" geram Lalisa Manoban yang mulai tidak bisa mengendalikan amarahnya.

"Jaga ucapan mu, tuan Manoban atau anda akan ditahan dengan tuduhan tidak kooperatif terhadap proses pemeriksaan." staf penyidik tampak dengan tenang tidak menggubris umpatan yang dilayangkan CEO asal Thailand itu.

"Bahkan uang pajak ku saja yang besar digunakan untuk menggaji tikus - tikus kecil seperti kalian. Masih bisa kalian semena - mena terhadapku huh? Jangan sampai kalian menyesal karena telah mempersulit usahaku yang pajaknya untuk menggaji kehidupan mu selama ini." Lalisa Manoban menatap staf penyidik dengan kembali terkekeh.

      Dita Karang dan Kim Jisoo yang masih memperhatikan dengan seksama kompak terlihat mengepalkan tangan.

"Apakah dia lupa jika kita juga membayar pajak?" celetuk Kim Jisoo sembari terkekeh.

"Ssst ... fokuslah terlebih dahulu eonni." Dita Karang berusaha mengingatkan rekan kerjanya.

       Mereka tahu CEO agency itu pandai membangun bisnis tetapi juga sangat pandai membangunkan amarah seseorang yang sedari tadi tertahan.

"Apakah anda tengah mengancam petugas kepolisian negara?" staf penyidik menatap tajam CEO agency itu.

"Wae? Apakah kamu akan marah hhmm?" Lalisa Manoban hanya terkekeh melihat wajah kesal staf penyidik yang tampak menutup sebuah buku yang sedari tadi di pegang nya.

The Doctor AntimainstreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang