[Parker University Medical Center, Seoul - Three Days Later 08.00 KST]
[Author]
Criciiitt ....
Cadillac Escalade IQ berwarna putih berhenti tepat di depan lobi rumah sakit pendidikan salah satu universitas swasta terbesar dan terbaik di Korea Selatan.
Park Jinny sebagai pemegang kemudi memandangi tunangan nya yang masih memasukan beberapa peralatan make up ke dalam tas yang selalu ia bawa kemana - mana.
Ini adalah hari pertama Lee Soodam bekerja setelah pesta pertunangan mewah yang di gelar tiga hari yang lalu di kediaman keluarga Park.
Tentu saja kali ini ia bekerja dengan status nya yang saat ini sudah resmi menjadi tunangan seorang Park Jinny.
Lee Soodam harus mengambil cuti mendadak karena tubuh nya tumbang selama dua hari. Rasa sakit setelah malam pertama yang di lalui bersama Park Jinny membuat dokter cantik itu mengalami demam tinggi.
Tampil di hadapan publik dengan status berbeda tentu menjadi beban tersendiri bagi seorang Lee Soodam.
Omongan - omongan dari orang -orang yang tidak menyukainya serta godaan yang akan ia terima dari teman - teman sejawat nya sudah berputar - putar di pikiran nya sedari tadi.
Tetapi rasa kesal karena tunangan nya cukup terlambat mengantar dirinya ke rumah sakit yang terasa seperti rumah kedua baginya menghilangkan kekhawatiran - kekhawatiran yang sedari tadi di rasakan.
"Bukan kah aku sudah bilang kepadamu berulang kali, mata kuliah yang harus aku ajarkan pagi ini dimulai setengah delapan! Ini semua salahmu karena tadi malam kembali mengajak ku begadang sampai pagi hhhfftt ...." gerutu Lee Soodam sembari memasukan peralatan - peralatan nya ke dalam tas.
"Bahkan sekarang masih jam delapan dan ini masih terlalu pagi bagiku hooamss ...." Park Jinny menguap beberapa kali. "Hanya telat setengah jam mereka pasti akan memaklumi mu. Santailah sayang."
"Ingat! Aku tidak pernah menerima alasan apapun jika seseorang datang terlambat. Apalagi itu bagi seorang dokter. Aku akan malu dengan mahasiswa - mahasiswa ku sendiri karena keterlambatanku kali ini. Bahkan aku merasa seperti menjilat air liurku sendiri aaaarrgghhh ...." Lee Soodam mendengus dengan kesal.
Baginya waktu adalah uang dan keterlambatan sedetik saja sebagai seorang dokter bisa mengacaukan segalanya apalagi jika urusan nya dengan keselamatan pasien.
"Dan itu salahmu!" sambung nya kembali sembari menunjuk wajah tunangan nya.
Park Jinny yang sedari tadi hendak menanggapi tetapi selalu di potong hanya kembali terdiam mengamati kemarahan kekasih nya.
Ia cukup maklum dengan ketidakstabilan emosi Lee Soodam karena sakit dan kelelahan yang ia dapatkan semua itu di sebabkan oleh Park Jinny sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Antimainstream
Fiksi PenggemarSekumpulan dokter muda, mengeluarkan skill - skill terbaik nya dalam memecahkan berbagai kasus demi keadilan 'dia' yang sudah tidak dapat berbicara. Terjebak pada hubungan yang rumit, dokter - dokter tangguh berusaha agar pekerjaan dan hubungan perc...