12th Weeks : Consequences

91 14 4
                                    

[Namsan Tower Park, Seoul - 16.00 KST]

[Author POV]

"Yaa Dita-yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yaa Dita-yaa ... tunggu ... aaargghh kamu curang, menyebalkan sekali."

      Suara cekikikan terdengar dengan begitu nyaring nya ketika sepasang wanita yang terikat sebuah hubungan spesial tengah mencoba memanfaatkan waktu pertemuan mereka yang terbatas dengan sebaik - baiknya.

      Dibawah langit senja ketika bulan mulai memasuki musim gugur, Dita Karang yang masih berlari ringan hanya bisa menertawakan kekasihnya yang tampak terlihat kerepotan mengejar langkah nya.

"Come on, apakah sekarang kamu semakin renta babe?" Teriak Dita Karang dengan tawa riang nya.

"Aku sama sekali tidak renta, tetapi apakah kamu tidak lihat aku memakai heels seperti ini huh? Benar - benar tidak fair jika kamu memberikan challenge berlari di jalan menanjak seperti ini." Lee Soodam dengan nafas terengah - engah berkacak pinggang menatapi kekasihnya.

      Dita Karang hanya tersenyum mendengar protes keras yang dilayangkan kekasihnya. Detektif itu segera bergegas lari menghampiri Lee Soodam yang masih berusaha mengatur ritme pernafasan nya.

"Apakah kamu benar - benar lelah?" Dita Karang tersenyum setelah dia berhenti di hadapan Lee Soodam.

      Lee Soodam hanya menganggukan kepala mendengar pertanyaan Dita Karang. Sang detektif dengan penuh perhatian tampak merapikan rambut panjang kekasihnya yang terlihat cukup berantakan.

"Geureomyeon, kajja kita duduk di gazebo sana. Istirahatkan tubuhmu." ajak Dita Karang.

       Menggenggam tangan Lee Soodam dengan erat, Dita Karang segera membawa tubuh kekasihnya untuk segera beranjak menuju gazebo yang tidak jauh dari Namsan tower.

      Dari sana mereka bisa melihat menara ikonik itu terlihat cantik dibawah langit yang terlihat semakin menjingga diatas mereka. 

      Daun - daun berwarna merah yang menandakan musim gugur akan tiba semakin memanjakan kedua mata mereka ketika memandangi landscape yang terlihat menakjubkan.

"Aku baru tahu, Seoul terlihat begitu sangat indah jika dilihat dari sini." celetuk Lee Soodam yang sudah mendudukan pantat nya di kursi gazebo.

"Yeah ... kamu harus sering berjalan - jalan seperti ini agar kulitmu tidak pucat. Kamu terlalu lama menghabiskan waktu di basement rumah sakit itu sayang." Dita Karang segera menyerahkan tumbler air minum miliknya kepada Lee Soodam.

       Dokter cantik itu tanpa ragu segera menyambar tumbler itu dan menenggak air di dalam nya dengan cukup cepat.

Gluuk ... gluuuk ... gluuuk ....

"Aaaahh ... bagaimana aku akan bisa sering jalan - jalan jika kamu masih sibuk dengan pekerjaan mu." keluh Lee Soodam dengan menatap kesal ke arah Dita Karang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Doctor AntimainstreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang