Part 14

184 33 5
                                    

























"Mereka masuk ke mana?" Tanya Gracia yang berdiri di lorong dengan setiap kamar yang sama dan tak ada yang aneh.

Shani membuka ponsel milik Erine namun.

"Tidak terlacak" Kesal Shani.

"Ini yang namanya sempurna" Gumam Christy memandangi setiap kamar tanpa mengetuknya.

"Dobrak aja satu-satu" Usul Ide gila Zee.

"Jangan aneh-aneh ya Zoy" Cegah Gracia pada adik nakal nya itu.

"Ya kan kalo di marahin tinggal bilang aja salah kamar" Zee masih dengan ide nya.

"Iya kalo di maafin, kalo langsung di laporin gimana?" Tanya Christy.

"Ah ga asik" Kesal Zee.

"Permisi paket!" Seru Zee di depan salah satu pintu.

"Zoy" Seru tiga orang itu.

"Hehehe... Biar ada yang keluar" Zee hanya nyengir.

"Kita periksa sidik jari mereka di setiap knop pintunya" Ide Shani.

"Yaaah lama dong" Keluh Zee.

"Udah lakuin aja Zee, kita ga bisa hubungi mereka soalnya" Balas Gracia.

Zee pun mau tak mau melakukan apa yang di perintahkan Shani.

Sementara di mobil.

"Ko lama ya, apa terjadi sesuatu di dalam?" Nachia tampak khawatir sambil terus mengecek ponselnya.

"Hp mereka ga aktif, mereka juga ga pake earphone, kita ga bisa terhubung sama sekali" Lanjut Nachia.

"Tapi aku percaya kalo mereka itu pinter, mereka pasti bisa lolos dari siapapun musuhnya" Erine mencoba menenangkan Nachia.

"Ci Shani dan yang lainnya pasti bisa lindungin Oline dan Nala" Lanjut Erine.

Sementara Oline dan Nala di dalam.

"Aku ngerasa kalo kunci nya ada di" Nala mendekati bungkus rokok yang berada di atas sofa.

Srett.. Srett..

"Kan bener" Nala menggoyangkan bungkus rokok itu dan benar ada kunci di dalam nya.

"Tapi ini bukan kunci pintu, ini kunci apaan?" Heran Nala.

Kreeekkk...

Mereka waspada ketika sebuah bunyi terdengar.

Kreekkk...

"Lantainya!" Seru Nala.

"Lari!" Mereka menghindari lantai yang tiba-tiba retak seakan hendak terbagi dua.

Kreeeeeekk... Kreeeeeekk...

Braaaaaakkkkk... Braaaakkk..

"AAAAARRRRRRGGGHHHHHH... " Jerit mereka berdua sambil berdiri di atas meja yang masih kokoh lantainya.

Oline menatap ke atas nya mencari sesuatu untuk bisa menuju pintu yang jauh dari mereka karena retakan besar di bagian tengah.

"Gimana kita bisa keluar kalo pintunya di tengah-tengah retakannya?" Tanya Nala.

"Iya dan bagian tengah ruangan ini sudah berlubang, kita harus cari cara buat keluar dari sini, kita ga boleh mati di sini Nal"

"Tapi kita harus cari dulu kunci nya dimana" Lanjut Oline.

"Terus kunci ini?" Nala masih memegang kunci yang dia temukan.

"Itu mungkin kunci untuk membuka sesuatu, cari yang cocok dengan kunci itu"

Back To SMA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang