Part 15

225 38 13
                                    


























Ting tong.

Ceklek.

"Hehe ada Pizza gratis buat kakaknya karena kita sedang bagi-bagi sedekah, mohon di terima ya"

"Waaah makasih ya"

Sambil melirik dalam apartemen mereka Zee membagikan pizza nya pada para penghuni di apartemen itu, begitupun yang lain.

"Ngeh ga sih, ko ada yang order pizza dalam jumlah yang banyak ke apartemennya?" Tanya Nachia.

"Iya aku juga ngeh, apa itu ide Ci Shani ya? Tapi buat apa kalo itu ide Ci Shani?" Jawab Erine.

"Perasaan aku ga enak deh Rin"

"Perasaan ku juga, kira-kira di dalam sana Oline baik-baik aja ga ya"

"Hanya ada satu yang daritadi di bel tapi ga ada yang buka" Jelas Christy.

Shani menatap pintu yang di maksud Christy itu.

"Kalo gitu berarti ga salah lagi kalo mereka berdua ada di dalam sana" Ucap Shani yakin.

Di dalam.

Klik.

Tempat yang gelap berubah menjadi terang bahkan sangat silau.

Dua gadis yang masih terengah-engah itu masih luruh di lantai dan melihat entah apa yang akan terjadi.

Prok prok prok..

Seseorang keluar dari balik kegelapan dengan senyum sinis nya.

"Hebat juga ya bisa sampai di sini" Ucap laki-laki itu.

Mereka berdua cukup kaget melihat laki-laki yang seumuran mereka itu karena laki-laki yang mereka kira palakunya ternyata bukan.

"Kenapa? Mencari seseorang? Hahaha dia hanya pengalihan" Ucapnya seakan tau pertanyaan di benak Nala dan Oline.

Laki-laki yang memainkan kartu itu ternyata hanya pengalihan karena pelakunya ternyata.

"Tidak kah kalian sadar, tiga orang itu sudah memperingatkan kalian?" Tanyanya santai sambil duduk di satu sofa yang elegan.

Oline dan Nala berusaha untuk mengingat dan.

"Hah" Kaget Nala saat ia ingat jika kalung yang di kenakan laki-laki brandal itu adahal angka sembilan.

"What" Kaget Oline saat ingat jika Jaket yang di kenakan teman dari laki-laki brandal itu berangka 12 di punggungnya.

"Oh my gosh" "Astagfirullah" Ucap mereka bersamaan saat sama-sama ingat laki-laki terakhir dari tiga laki-laki itu memiliki gelang dengan angka 15 di gelang itu.

"Sudah ingat?" Tanya laki-laki itu.

"My Name Is.. LIO" Ucapnya dengan kekehan di akhir.

"Sebenarnya kalian ini siapa? Sampai bisa di ruangan ke tiga ini? Tak ada yang benar-benar bisa sampai di sini sebelumnya, kebanyakan mereka mati di ruangan pertama"

Nala dan Oline mengingat wajah itu yang duduk di pojok hanya diam sambil  memperhatikan kelasnya.

Merapikan kursi yang sedikit tidak lurus saat hendak keluar dari kelas.

"OLINE! NALA!" Teriak Zee.

"Wusshhh... Minggir.... Super hero datang... "

Braakkk..

"Aaww... Pendaratan yang tidak mulus" Zee bangkit setelah menabrak lemari di ruangan itu.

Mereka datang dengan bergelayut di tali  yang mereka tembakan di atap.

Back To SMA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang