Bab 19

37.4K 2K 63
                                    

"Datang ya."ucap Fisah sembari membagikan undangan pernikahan pada semua teman-teman di kelasnya.

"Satu minggu lagi ya?"tanya Argo.

"Iya. Jangan lupa loh."ancam Fisah.

"Pasti kami datang. Katakan saja kalau perlu bantuan. Misal beres-beres piring atau apa gitu. Kita semua siap kok."

"Itu mah mau caper sama pak Laks aja. Mana tahu dikasih nilai tinggi kalau bantu-bantu."celetuk Anita membuat semua orang tertawa.

"Yee namanya juga usaha. Kalau bisa nilai tinggi, gue cuci piring juga hayyo aja."

Fisah hanya tertawa lalu menatap beberapa undangan lain untuk kenalannya di kelas sebelah.

"Loh nggak semua teman seangkatan kita diundang ya?"tanya Anita kepo. Pasalnya hanya tersisa beberapa undangan lagi.

"Oh ini cuma buat teman-teman kita aja. Kalau untuk sekelas nanti tunggu undangan dari pak Laks."jelas Fisah lalu segera mengambil ponselnya yang berdering.

"Masih pak Laks aja panggilannya."ledek Anita membuat Fisah melotot.

"Bentar ah, ini ayang lagi telpon."canda Fisah membuat semua teman-teman jadi meledeknya.

"Ciee uhuy..  Ayang Laks."

"Pak Laks romantis nggak Fisah?"

"Punya pak Laks gede nggak ya?"

"Hustt! Diam. Entar kedengeran pak Laks."tegur Anita membuat semua orang langsung diam. Sedang Fisah segera menjauh untuk menjawab telpon dari suaminya.

"Iya, hallo abang."sapa Fisah.

"Masih di kampus?"

"Iya. Ada satu kelas lagi. Ini tadi baru selesai bagi undangan."

"Masih tidak enak badan? Kata mama tadi pagi kamu demam."

"Udah nggak demam kok. Abang nggak usah khawatir."

"Tadi pergi ke kampus di antar papa?"

"Iya."

"Ya sudah. Biar abang jemput. Sekalian kita ke jalan Agung. Di sana ada pameran makanan."

Fisah langsung berbinar."Oke, oke. Tapi ini abang nggak di kampus?"

"Abang ada urusan tadi."

"Urusan apa?"

"Nanti abang cerita ya, pokoknya chat papa dulu bilang kalau abang yang jemput. Jangan sampai papa nanti ikut jemput juga."

"Siap abang."

"Ya sudah, abang tutup."

"Iya."

Tutt

Fisah langsung saja tersenyum lebar. Selama beberapa minggu ini mereka memang semakin dekat. Dan Fisah semakin merasa kalau mereka sebenarnya cocok meski beberapa kali bertengkar karena beda pendapat namun semuanya berjalan dengan baik. Semakin mengenal ternyata pak Laks masuk kategori suami idaman Fisah.

Setelah kelas terakhir selesai, Fisah langsung merapikan barang-barangnya.

"Mau nebeng nggak? Kan tadi diantar om Anhar."tanya Anita perhatian.

Fisah segera menggeleng."Pak Laks katanya mau jemput."

"Iya deh, yang punya suami."canda Anita lalu keduanya segera melangkah keluar dari kelas.

Fisah segera duduk di depan kelas.

"Berarti aku duluan ya, nggak papa kan nunggu sendiri."tanya Anita sebelum benar-benar pergi.

Dilamar Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang