Selesai menjemur pakaiannya, Jayen langsung mengganti pakaiannya yang sering ia pakai ke kampus-- kemeja kotak-kotak berwarna merah hitam menjadi outer , kaos putih didalamnya serta celana jeans. Dia harus berangkat lebih awal, karena jadwal yang ia terima untuk presentasi akan dimulai setengah jam lagi.
Anak itu mengikat tali sepatunya dengan cepat sambil melirik jam di ponsel, pukul 11:30. Jarak kos sampai kampus tidak terlalu jauh, hanya memakan 10 menit saja. Jadi, Jayen lumayan dapat waktu bersiap untuk presentasi.
"Gausah buru-buru ngomongnya dan jangan terlalu gugup. Kalau lo nervous, tarik nafas panjang, jangan dibuang. Oke?" celetuk Hiran disela-sela ia menguyah cemilan coklat kesukaannya.
Jayen mendengus kemudian beranjak berdiri, "Mati yang ada gue, bang."
"Yaudah gue berangkat dulu, ya. Bang Nartha! Chandra! Gue berangkat!"
Setelah mendapat balasan dari ketiga abangnya itu, Jayendra bergegas menuju motor Maven dan melaju kencang membelah perkotaan.
Karena ngebut, Jayen sampai fakultasnya hanya memakan 7 menit saja. Kedua kakinya berjalan cepat menuju ruang kelas. Hari ini adalah hari yang cukup menegangkan baginya, karena dia harus melakukan presentasi tentang penggunaan Microsoft Excel dalam analisis data. Meski dia merasa cukup siap, ada sedikit rasa cemas yang selalu muncul sebelum berbicara di depan orang banyak.
Seketika Jayen yang cerewet didepan keenam abangnya hilang entah kemana.
Begitu tiba di kelas, sudah ada beberapa mahasiswa-mahasiswi yang datang. Suasana kelas agak tegang karena mungkin tugas presentasi itu.
Jayen mengambil tempat disebelah lelaki berambut agak kecoklatan itu, wajahnya sangat serius membaca materi yang ia buat sampai tidak sadar dengan kehadiran Jayendra.
"Elanda," panggil Jayendra dengan tangan menepuk bahu laki-laki tersebut membuat si empu tersentak.
"Ah, ngagetin aja lo," keluhnya sambil mengusap dadanya. Jayen hanya menyengir tanpa dosa.
Di antara mahasiswa-mahasiswi lain. Mahasiswa inilah yang paling dekat dengan Jayendra. Elanda Cakrawala, namanya.
"Gimana? Nervous?"
Elanda mengangguk cepat dan menunjukan jari-jarinya yang bergemetar kecil, "Cuma ini doang yang bikin gue gugup selain nembak cewek."
Jayen tertawa kecil, "Makanya jangan cewek mulu yang lo pikirin."
Elanda memajukan bibirnya, ingin mencibir namun pintu kelas terbuka, menampilkan sang dosen dengan beberapa buku di tangannya.
Keadaan menjadi sunyi dan semakin tegang. Mereka langsung berdoa dalam hati dan menghilankan kegugupan.
Jayendra sendiri menarik nafasnya dan membuangnya. Jayen tidak gila mengikuti intruksi dari Hiran tadi.
Sang dosen menyapa dan basa-basi sebelum mengatakan jika presentasi akan diurut sesuai urut bangku. Mahasiswa-mahasiswi mengeluh dalam hati, apalagi Jayendra yang semakin gugup karena bangkunya ada di urutan 5, berarti ia akan presentasi setelah Elanda.
Presentasi pun dimulai. Waktu terasa cepat bagi Jayen, apaagi saat ini giliran Elanda yang presentasi.
"Baik, saya harap kamu bisa mengurangi gugup saat presentasi kedepannya. Terimakasih, Elanda."
"Terimakasih, Pak." Elanda kembali ke bangkunya lalu mengepalja tangannya pada Jayendra untuk menyemangati temannya itu.
Jayen tersenyum samar, ia mengatur napasnya dan beranjak berdiri dengan membawa laptopnya setelah namanya dipanggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] bimantara [SEGERA TERBIT]
Teenfikce[ END; friendship, comedy ] NCT'Universe : 01【 위대한 영혼 】. 🎬 ft. NCT Dream. ── ❝ Dari awal tujuh, selamanya juga harus tujuh. Nggak boleh kurang atau nambah!❞ ✧ . . . 7 Pemuda dengan latar belakang yang berbeda tinggal bersama di salah satu kos-ko...