"Yaudah, ayo gue temenin tapi gue tunggu di deket tangga ya"
Jleb seketika suasana kelas mendadak hening
"Gila lo ya? Ngapain lo ke toilet cewek?" tajam Sastra
"Lah, nemenim Naira lah. Gue nunggu di depan kok. Lagian nggak ada yang mau nemenin dia, kasian dia itu" jawab Egi kemudian berjalan mengikuti Naira yang sudah lari duluan.
"Gue tunggu di sini ya Nai, nanti kalo ada apa-apa panggil aja" ujar Egi dengan nada sedikit berteriak.
"Nitip laptop gue ya" Naira menyerahkan benda persegi panjang berwarna silver itu ke Egi kemudian segera masuk kedalam toilet.
"Iya, jangan tinggalin gue ya. Gelep banget toiletnya nih" balas Naira dari dalam toilet.
5 menit kemudian Naira keluar dari toilet dengan wajah sumringah
"Udah?"
"Udah, ayo pulang!" ajak Naira
"Biar gue aja yang bawain laptop lo" ujar Egi
"ehh gapapa gue aja, and makasih ya udah nemenim gue ke toilet"
"Iya sama-sama"
"Yang lain kemana? Udah pulang semua ya?" tanya Naira bingung melihat seluruh area gedung lampunya sudah padam semua.
"Iya, cuman kita aja yang belum pulang"
"Emangnya lo gapapa pulang sendirian? Lampu koridor udah mati semua, lagian gedung asrama lo kan lumayan jauh, jadi gue sekalian aja bareng dan searah juga" lanjut Egi
Sebenarnya Naira merasa canggung berjalan berdua dengan Egi, pasalnya selain takut tertangkap CCTV Naira ngga mau juga nanti ada yang melihat mereka berjalan berdua malam-malam. Takutnya isu tentang hubungan mereka makin bertambah heboh di sekolah ini. Mereka berdua berjalan bersama menyusuri gelapnya koridor. Satu hal yang paling Naira trauma harus melewati lorong koridor laboratorium dan ruang komputer, tempat yang katanya seram dan jarang sekali lampunya hidup ketika malam hari.
"Emangnya lo gapapa pulang bareng gue? Nanti isu hubungan kita berdua makin heboh lagi?" Tanya Naira dengan jantungnya yang berdegup tidak karuan.
"Ya kenapa gue harus takut? Harusnya lo yang takut karena koridor udah gelep, lo pulang sendiri. Nanti kalo lo ngilang atau kerasukan kan repot jadinya"
"Ya ampun, nggak bakalan ilang juga kali. Palingan gue lari dari sini ke asrama heheh" balas Naira dengan kekehan
"Anyway ngapain juga gue takut kalo isu tentang kita bakalan heboh, toh nggak kebukti juga kalau kita punya hubungan serius. Kalaupun mau ngecek hp gue ya terserah sih, kalaupun nantinya mau di tanya ngapain pulang bareng lo, ya gue jelasin jujur aja toh kita nggak ngapa-ngapain kan" Sontak jawaban itu membuat Naira sedikit tertohok.
Tak terasa mereka sudah sampai di perempatan asrama, Naira berjalan lurus menuju ke gedung asramanya, sementara Egi masih menunggu memastikan Naira sampai duluan dan masuk ke dalam asrama sebelum ia pulang ke gedung asramanya.
"Gue duluan ya, makasih udah nganterin gue sampe sini"
"Nih laptopnya" sambil menyerahkan kembali benda berharga itu ke Naira.
"Sekali lagi makasih ya"
"Iya, sama-sama. Buruan masuk, nanti keburu dikunci sama pak satpam. Gue liatin dari sini" ujarnya sebelum Naira berjalalan pulang.
Setelah hilang dari pandangan matanya, Egi masuk kedalam kamar asramanya.
"Andai aja bisa sampe sana, gue anterin sampe depan pintu lo Nai" gumamnya dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? Only 9 Days
Novela JuvenilBanyak remaja yang bilang katanya masa SMA adalah masa yang paling seru. Masa dimana banyak remaja menemukan jati dirinya bahkan tentang kisah cinta layaknya di novel-novel. Namun, sepertinya berbeda dengan yang dialami oleh Naira, tinggal 9 hari la...