Ujian Dadakan

4 2 0
                                    

Malam ini anak kelas XII MIPA 2 tampak sedang bingung. Pasalnya malam ini mereka ada jadwal kelas tambahan untuk ujian tambahan bersama Bu Liza.

Mereka semua sudah duduk rapi sesuai posisi masing-masing dan bersiap untuk mengerjakan ujian. Namun, sudah 15 menit berlalu belum ada tanda-tanda ada Bu Liza.

Area gedung kelas sangatlah sepi malam itu, hanya ada beberapa siswa lain yang berkepentingan sedang berkeliaran di sana.

"Ra, coba lu chat Bu Liza kok belum dateng juga. Kita udah lama nih nunggu, kalo nggak jadi gue mau ngerjain projek sabun di lab nih" ujar Sastra

"Bentar ya, udah ditanyain tapi belum ada balasan dari ibunya" balas Naira sambil memperlihatkan tampilan layar chatnya.

"Lo telpon aja, Ra" ujar mereka mendesak Naira

"Tapi kan udah malem dan batas jam buat menghubungi guru udah lewat" balas Naira

"Nggak apa-apa, Nai. Kan darurat juga, ini namanya kita ngabisin waktu nunggu kepastian" ujar Sastra

"Yaudah bentar ya, Naira telpon dulu" Naira kemudian keluar dari kelasnya sambil dan mencoba menghubungi Bu Liza

Seusai itu Naira kembali lagi ke kelas dan memberikan informasi kepada teman-temannya.

"Barusan Naira udah nelpon Bu Liza, maaf banget semuanya karena dadakan Bu Liza nggak bisa dateng ke kelas malam ini karena anaknya tiba-tiba masuk rumah sakit." Ujar Naira menjelaskan

"Lah, jadi batal gitu ujiannya? Gue udah belajar dari kemarin buat ujian malem ini dan batal. Kalo tau gitu gue dari tadi udah ke lab buat ngerjain projek sabun" tukas Sastra yang tampak sedang kesal.

"Ehh nggak gitu, kan ini namanya musibah ya tanpa diduga. Bu Liza udah kirim soalnya ke Naira. Bu Liza minta ke gue buat ngawasin ujiannya nanti, tolong hp semuanya dikumpulkan ke depan dan nanti gue bakalan liatin soalnya di proyektor"

"Okei, Ra"

"Sekarang mungkin kita ambil posisi ujian masing-masing dulu, Naira izin buat duduk di sini untuk ngeshare soalnya di layar dan kalo ada yang bingung bisa tanya ke Naira." Ujar Naira

Mereka mulai memposisikan tempat duduk menghadap ke layar proyektor dan mengumpulkan Hp mereka di box penyimpanan Hp. Naira mulai menampilkan soal yang diberikan oleh Bu Liza.

"Okei teman-teman semuanya, sebelum kita memulai ujian kita pada malam ini, alangkah baiknya kita berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai" ujar Adi sang ketua kelas

"Berdoa selesai"

"Selamat mengerjakan" ujar Naira

Suasana kelas tampak sangat sepi, semua siswa diam dan sangat fokus mengerjakan soal ujian tanpa ada kerjasama satu sama lain.

Beberapa menit kemudian sudah ada yang selesai dan sudah mengumpulkan lembar jawabannya di depan Naira, "Makasih, boleh keluar kok kalo udah" ujar Naira kepada temannya yang sudah selesai dan mengizinkannya mengambil Hp nya.

"Meja sama kursinya dirapikan lagi ya buat yang udah selesai" ujar Naira ketika kelas sudah mulai sepi hanya ada beberapa orang lagi yang tersisa.

"Nai, nanti kertasnya di kumpul dimana abis ini?" tanya Adi

"Tadi Bu Liza bilang di ruang guru, di mejanya dan katanya sih nanti minta aja ke Pak Dudung di kantor asrama kuncinya" ujar Naira

"Maaf banget tapi gue nggak bisa ke sana, Ra. Lo berani keruangan itu sendirian? Soalnya kan gelap banget" ujar Adi

"Emmm gapapa, nanti Naira minta temenin sama yang lain aja. Soalnya kan Bu Liza juga ngasih amanahnya ke Naira" balas Naira

"Nanti gue aja yang nemenin lo ke atas" ujar Egi yang hendak mengumpulkan kertas jawabannya.

Can We? Only 9 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang