Kelas Tutor

1 1 0
                                    

"Naira, nanti malem adain kelas tutor buat ujian sejarah besok dong!" pinta Dina

Naira yang sedang merangkum beberapa materi ujian sejarah besok di bukunya menghentikan aktivitasnya seteleh mendengar permintaan Dina, "Kenapa emangnya, kan sejarah nggak perlu ngitung" balas Naira santai dan melanjutkan aktivitasnya.

Dina mengambil kursi dan duduk di bangku Egi yang sedang kosong itu, "Ayolah, bantuin ya. Gue nggak bisa banget ngapal sebanyak itu materinya" pinta Dina sambil menempelkan kedua tangannya

Naira menghela nafasnya gusar," Yaudah iya" balas Naira

"Guys, nanti malem Naira mau ngadain kelas tutur, setuju nggak?" Dina langsung membagikan informasi penting itu.

Suara Dina itu langsung mengalihkan atensi dari teman sekelasnya yang sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing.

"Setuju banget dong" balas mereka kompak

Naira mengerutkan alisnya," Hah? Nggak ada kelas tutor, ribet nanti izin mau pakai kelas di jam belajar malam'' elak Naira

"Tenang aja Nai, kita punya Virny yang bakalan izin ke pihak asrama. Lagian proker dia kok yang ngecek belajar malam" balas Sastra

Lala yang baru saja bangun dari tidurnya langsung nimbrung, "Ayolah Nai, masa nggak mau bantuin temen sendiri, kita nggak paham itu sejarah yang dijelasin kemaren''

"Iya bener Nai, kalo kamu ngejelasin itu pasti detail banget" sambung Aziz

Naira menghela nafasnya dan mengiyakan permintaan teman sekelasnya itu, "Gapapa lah ya sesekali jadi tutor, toh mereka juga sering ngasih tutor ke aku. Lumayan juga bisa belajar di kelas sambil nyalain AC" gumamnya

Kelas belajar malam tidak diperbolehkan menyalakan AC karena hanya sebagian siswa belajar di kelas. "Nggak ada yang ngaret tapi ya"

"Siap, Nai" balas mereka kompak.

Suasana kelas kembali hening dan semua siswa dikelas itu melanjutkan belajar mandiri karena guru sedang rapat hari itu. Meskipun semua guru rapat nggak ada yang namanya pulang duluan seperti biasanya karena sekolah ini berbeda sekali siswanya, mereka akan belajar mandiri dan mengerjakan tugas bersama-sama dan saling memberikan tutor kepada yang nggak ngerti. Mau pulang ke asrama pasti belum dibuka karena masih jam sekolah.

Malam harinya Naira menyiapkan beberapa buku catatan materi yang akan ia jelaskan kepada teman-temannya." Kelas lo mau tutor apaan?'' tanya Rubby sambil memasukkan barangnya ke dalam tasnya.

"Mau tutor sejarah, katanya lumayan susah soalnya" jawab Naira sambil menyemprotkan parfumnya.

"Asli soalnya susah banget" balas Rubby.

"Yaudah, gue duluan soalnya mereka udah nungguin gue dikelas" Tak lupa Naira membawa botol minumnya dan jaket untuk antisipasi kelas mereka yang pasti akan sangat dingin seperti biasanya.

Naira berjalan menyusuri koridor yang mulai ramai dilalui oleh beberapa siswa. Wajar jika sudah ramai karena sudah menunjukkan waktu untuk belajar malam. Naira melewati koridor depan kelasnya, baru saja ia membuka pintu rupanya teman sekelasnya sudah duduk manis menyiapkan kelas tutor dengan sangat semangat.

"Selamat datang tutor kita" ujar Sastra ketika Naira baru berdiri di ambang pintu.

Lala yang sudah duduk manis sambil dengan semangat bersuara," Naira buruan kita udah nggak sabar ini"

"Nih lo butuh proyektor udah gue siapin, spidol udah kita isiin, mau minum ini udah gue beliin susu vanila kesukaan lo, lo mau makan ini gue udah beliin roti juga" ujar Kiki sambil menyerahkan makanan dan minuman yang sudah ia belikan.

Can We? Only 9 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang