Nyinyiran Netizen

8 3 0
                                    


"Pagi semuanya, gue mau minta perhatiannya sebentar. Jadi disini gue perwakilan dari SC mau nyampein salah satu proker gue, yaitu suara siswa. Nah rencananya gue sama Yudha bakalan ngadain acaranya itu nanti sore. Gue minta perwakilan dari kelas ini buat dateng dan nyampein aspirasi kalian. Gue udah sediain kertas, jadi buat kalian yang mau nulis aspirasi nanti silahkan tulis disini ya" ujar Naira sambil memberikan kertas itu kepada Lala.

Beberapa teman sekelasnya berbisik untuk menuliskan aspirasi mereka, "Oh iya ada yang mau jadi perwakilan kelas buat acara ini?" tanya Naira lagi

Egi mengangkat tangannya," Gue boleh ikut?" tanyanya

Naira mengangguk," Boleh, acaranya jam 15.45 di ruangan atas ya. Nanti gue kabarin"

"Nanti yang udah nulis kertasnya kasih ke Egi ya, nanti dibawa pas acara ya" pesan Naira

Tok...tok...tok

"Maaf guys ada Naira?'' Yudha muncul dari balik pintu

Naira langsung menoleh dan menghampiri Yudha," Pinjem bentar ya" ujarnya

"Kenapa?'' tanya Naira kepada Yudha didepan kelas

"Coba lo cek nanti link aspirasi online!" suruh Yudha

Naira mengernyitkan dahinya dan bingung," Kenapa emangnya?"

Yudha menghembuskan nafasnya panjang," Gue nggak mau kasih tau, lo coba cek aja sendiri ya. Gue mau ke kelas dulu" Yudha beranjak dari hadapan Naira menuju ke kelasnya.

Naira yang masih kebingungan pun langsung beranjak masuk kedalam kelas karena sebentar lagi guru akan segera masuk ke kelas. Naira berencana akan membuka hasil aspirasi online nanti sore saja ketika sudah di dalam kamar karena aksesnya hanya ia dan Yudha yang melihat. Mereka berdua memang punya akses aspirasi online bagi seluruh siswa yang dapat di akses kapan saja dan dimana saja. Mereka sangat menjaga kerahasiaan hasil dari aspirasi itu dan akan membagikan ke orang yang bersangkutan setelahnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, itu artinya sudah waktunya jam makan siang. Naira berencana akan ke mushola dulu untuk salat dzuhur bersama Dina. Tapi, sebelumnya ia ketoilet terlebih dahulu.

"Din, gue lagi nggak salat nih. Lo bawa pembalut nggak?" tanya Naira sambil berbisik ke Dina

"Ada, kebetulan gue bawa didalam tas" balasnya Dina kemudian dengan sigap Dina langsung beranjak ke kelas mengambilkan Naira pembalut. Untungnya suasana toilet sedang sepi, buru-buru Dina langsung memberikan barang penyelamat itu kepada Naira.

Mereka berdua kemudian beranjak ke kantin untuk makan siang dan melanjutkan aktivitas selama jam istirahat.

"Din, perut gue keram banget rasanya" ujar Naira yang baru saja duduk di mejanya.

"Mau ke UKS nggak?" tawar Dina

Naira menggelengkan kepalanya, ia tidak mau ketinggalan materi di kelas sore ini.

"Nggak usah, Din. Lagian nggak apa-apa kok, cuman keram dikit aja kok" balas Naira

Kemudian mereka masuk ke dalam kelas untuk melanjutkan jam belajar seperti biasanya,

Naira merasakan perutnya sangat sakit sekali, cuman sayang jika ia harus meninggalkan kelas saat ini. Jam pelajaran biolgi sudah selesai, Naira hendak izin ke toilet bersama Dina, namun tiba-tiba Dina langsung berdiri dibelakang Naira," Nai, lo bocor" ujar Dina sambil berbisik takut didengar anak cowo yang lain.

"Gimana dong? Gue nggak bawa jaket buat nutupinnya" balas Naira dengan raut wajah yang panik.

"Gue ada ide" ujar Dina

Can We? Only 9 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang