" Gue kayaknya suka sama Egi deh"
Sebuah kalimat tak terduga oleh mereka yang ada di sana keluar dari mulut Naira. Apalagi Rere dan Sasa yang benar-benar tahu kisah cinta Naira selama masa putih abu ini hanya terdengar desas desus saja dari beberapa mulut. Tapi, yang paling membuat mereka kaget Naira saat ini merasakan jatuh cinta sesungguhnya. Ya meskipun Naira tahu dirinya tidak mungkin bisa merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya di sini. 9 hari lagi waktu yang sangatlah singkat bagi Naira untuk bisa melihat dan bertemu dengan Egi, selepas hari graduation tiba entah kapan mereka bisa berjumpa kembali.
" hah? apa Nai?gue ga salah denger kan?" tanya Sasa kembali memastikan. Dengan malu Naira menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan.
Rere yang sedang memakai masker pun terkejut dan guling-guling dilantai dengan ekspresi yang sangat bahagia.
"Ini serius ga becanda kan Nai? Lo lagi nggak kerasukan kan?" tanya Sasa memastikan sekali lagi.
"Iya ma" balas Naira dengan wajah yang masih ia tutupi dengan guling milik Rere.
"Udah gue bilang Nai dari kemaren kalo lo itu sebenernya suka sama Egi, cuman lo itu denial setiap di bilangin" Ujar Rere yang mengutarakan isi hatinya sejak lama.
"Lagian udah di ingetin ya awas aja nanti naksir beneran, biasanya ya Nai orang yang di cengcengin sama itu mustajab loh" balas Sasa yang sepakat dengan Rere.
Naira beranjak duduk di samping Rere "Tapi, gimana ya buat dapetinnya? Kan 9 hari lagi kita udah graduation dan setelah itu kan kita pulang kerumah masing-masing. Kalian tau kan kalo rumah kita itu jauh-jauhan dan si Egi bakalan ke Bandung" ujar Naira dengan wajah yang serius meminta pendapat teman-temannya itu.
"Jadi kakak mau pacaran gitu sama kak Egi maksudnya?" tanya Aira yang sedikit bingung.
"Mustahil banget kalo mau pacaran sama Egi, kalian tau sendiri anaknya alim gitu. Lagian susah guys, waktu gue cuman 9 hari lagi dan pasti bakalan sibuk banget buat latihan. Kalian tau sendiri regulasi sekolah ini, kan ga boleh pacaran" Naira tampak sedih, nyatanya dia baru menyukai orang selama SMA di hari-hari terakhir sebelum graduation itupun belum tentu disukain balik atau nggak.
"Aduh Nai, kita tuh sebenernya udah lulus ya dari kemaren dan belum graduation aja, lagian di akhir juga udah jadi alumni bentar lagi. Lagian gapapa kali, biasanya juga ya kayak kating tahun kemaren mereka banyak tuh yang go public apalagi saat deket foto angkatan dan hal kayak gitu udah pasti itu"
"Tapi, lo tau sendiri kan Re kalau si Egi tuh anaknya kalem dan ga bikin masalah"
"Kata siapa? Eh lo gatau ya kalo kelas 11 kemaren dia itu ngejer-ngejer Zora si ketua MPK kita, tapi sayangnya sih katanya di tolak karena Zora mau fokus ngejer prestasi ditambah kan dia ketua MPK jadi mau jaga nama baik kali"
"Lah katanya juga Zora itu akhirnya sama ketua futsal si Kevin" ujar Rere menambahkan."Tapi, pengalaman gue ya Nai satu partner sama dia itu ga aneh-aneh. Bahkan dia sampai dibilang ustadz kan di sekolah ini karena alim dan sering banget ke masjid" lanjut Sasa memberikan secuil pengalamannya.
"Lah itukan emang tugas kalian nggak sih Sa, dasar lo aja yang jarang ke mesjid. Kan kalian itu sebagai tim keagamaan di asrama harusnya jadi contoh yang baik" jawab Rere."Maap gue males kalo mau tiap salat ke masjid, kan ada jadwalnya buat cewek yaa" Sasa membela dirinya.
"Oke back to topic, jadi gue harus gimana guys? Apa yang harus gue lakuin?" tanya Naira yang mulai bingung meminta kepada temannya ini."Gini deh Nai, lo maunya gimana hubungan lo sama Egi itu sekarang?"
Anyway Rere ini salah satu pakar percintaan menurut Naira karena hebatnya dia bisa pacaran dengan teman sekelas Naira, namanya Adit sang Wakil Ketua OSIS. Mereka menjalin hubungan backstreet. Oh ya Adit ini adalah teman satu housenya Egi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? Only 9 Days
Teen FictionBanyak remaja yang bilang katanya masa SMA adalah masa yang paling seru. Masa dimana banyak remaja menemukan jati dirinya bahkan tentang kisah cinta layaknya di novel-novel. Namun, sepertinya berbeda dengan yang dialami oleh Naira, tinggal 9 hari la...