.
.
.
.Tarik nafas dalam-dalam..
Setel lagu mellow, baca pelan-pelan..
Tolong resapi ...
.
.
.
.
.
.
.
.Semenjak penolakan kedua, Aster mulai menjauh bahkan terlihat enggan bertegur sapa sama sekali dengan Lovelyn. Pikirannya, dia sedang menunggu kabar baik dari Lovelyn kan? Bukankah kemarin sudah memintanya untuk putus dari pacarnya itu?
Lagian siapa sebenarnya pacar yang selalu Lovelyn sebut-sebut itu sih? Aster benar-benar penasaran. Dia akhirnya meminta Gio untuk mencari tahu. Bahkan selepas pulang sekolah, mereka semua berkumpul di rumah Bayu.
"Dia di Turki.." Ujar Gio yang memperlihatkan akun instagram Ayaz di sebuah tablet. Tentu saja ada jejak digital bersama Lovelyn. Mudah saja kalau harus mencari tahu. Gio dan Aster duduk berdampingan bersama di sofa panjang rumah Bayu itu. Semakin lama melihat gambar-gambar Lovelyn bersama pacaranya, entah mengapa membuat Aster makin mendidih.
"Mereka masih berhubungan?" Tanya Aster sambil terus scroll foto-foto mereka hingga ke postingan terlama.
"Harusnya masih..." Jawab Gio.
Brakkkkkkk!!!!
Bjir!!
Gio sempat tersentak. Begitupun Bayu yang tengah menyeduh kopi di dapurnya. Tak ada yang menyangka Aster akan melempar tablet itu hingga hancur. Setelahnya tak ada yang berani bersuara. Apalagi melihat Aster malah mengusap kasar kepalanya makin membuat mereka bungkam.
Ini pertama kalinya mereka melihat Aster se-marah itu. Gio sempat menoleh ke arah Bayu yang hanya bisa bengong melihat tablet miliknya hancur berkeping-keping. Mau minta ganti, kemungkinan bakal kena semprot lebih parah. Ya sudah relakan saja. Pikir Bayu.
"Ter.. Kenapa harus Lovelyn sih?" Tanya Bayu mulai mempertanyakan sambil mendekat lalu duduk di hadapan mereka. Kopi yang tadi sedang ia tunggu menetes sedikit demi sedikit, ia tinggalkan begitu saja. Aster lebih penting kan? Kalau diabaikan bisa-bisa malah menghancurkan seluruh rumah. Bahaya.
"Lu tanya aja sama bokap gue!" Jawab Aster singkat namun dengan begini ia harap bisa menjelaskan semuanya. Mereka pasti paham. Selama mengenal Aster, hal yang paling dia takuti adalah Ayahnya. Aster bahkan akan mengusahakan apapun jika itu perintah Ayahnya. Gio dan Bayu paling paham soal ini. Meski sebenarnya Aster masih menyembunyikan perasaannya sendiri.
"Lu-nya sendiri, suka beneran sama Lovelyn?" Gio memberanikan diri bertanya meski kemungkinan tak akan mendapat jawaban pasti.
"Lu pikir ae sendiri!" Aster enggan menanggapi dan malah meminta Gio menebak perasaannya yang selalu diluar najwa. Ada banyak kemungkinan jika itu Aster. Mereka tak bisa menerka sembarangan.
"Gue ngomong sama bokap lu deh.." Ujar Bayu tiba-tiba. Aster yang tadinya hendak berbaring di sofa pun mengurungkan niatnya dan kembali menatap Bayu penuh tanya.
"Ngomong apaan?" Aster tentu penasaran.
"Lu di tolak lah.." Bayu terkekeh bersama Gio bahkan sempat bertos ria.
"Gilak lu sama temen sendiri.." Aster menggeleng tak percaya. "Heh! Kalian denger yah! Dia mau nolak gue berapa kali pun, kita tetep di jodohin. Gak ada pilihan." Aster masih merasa menang soal ini.
"Kayaknya Lovelyn gak tertekan kayak lu Ter. Dia bisa aja protes sama bokapnya biar perjodohan itu dibatalin." Gio makin memperpanas.
"Lagian nih Ter.. Memang apa enaknya si di jodohin kayak gitu? Gak ada cinta, terpaksa, gak bahagia.. Mana enaknya? Lu udah capek-capek cari duit selama ini, paling enggak cita-cita lu bahagia lah. Ketemu pasangan yang lu cinta, hidup bareng dia sampai tua. Apalagi sih? Iya gak?" Bayu kembali mengerucutkan semuanya untuk memancing Aster mengatakan isi hati yang sebenarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aster
Fantasy(FOLLOW DULU ATUH, BIAR SAMA-SAMA ENAK YE_KAN..) CERITA INI MENGANDUNG KETIDAKJELASAN, KEGABUTAN, KEHOREAMAN, KEGILAAN, KESIN**TINGAN, KEJENUHAN, KEBISINGAN, KEHENINGAN SEMUANYA POKONAMAH.. JADI JANGAN TERLALU BEREKSPEKTASI TINGGI.. BISI KECOA.. ~ ...