15 : Hurt

519 53 1
                                    

Sorry tadi ada kesalahan waktu publish cerita. Ternyata itu part dari ff yang belum gue edit. Wkwk. Maap keun saya ya.

Happy reading. X

---

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali dan mencoba menetralkan penglihatanku yang sedikit terganggu karena sinar matahari. Aku memegangi kepalaku yang terasa berat dan begitu nyeri. Aku melihat sekelilingku dan menyadari bahwa aku tidak ada dikamarku, melainkan ditempat asing yang tak kuketahui dimana ini. Bahkan pakaian yang kupakai juga sudah berganti. Aku pun memutar otak dan berusaha mengingat apa yang telah terjadi semalam.

Glek.

Tiba-tiba seseorang masuk dan akupun menoleh kearahnya. Aku terkejut ketika melihat Perrie disini. Setelah dia menyadari aku sudah bangun, dia tersenyum kearahku sembari membawakan sebuah nampan berisi sarapan pagi yang bisa kutebak adalah untukku.

"Morning, babe" dia mendaratkan bokongnya disampingku. Aku pun ikut bangkit dan menyandarkan punggungku pada headboard. Aku sama sekali belum berkata sedikitpun. Rasanya kepalaku masih benar-benar nyeri. Terlebih lagi saat aku berusaha mengingat apa yang terjadi semalam.

"Makanlah, aku sudah membuatkan ini khusus untukmu" ujarnya lagi sembari menyuguhkanku dengan sebuah nampan yang berisi sarapan tadi.

Aku hanya menatap hambar makanan dihadapanku. Rasanya pagi ini sejak aku bangun tidur, aku mulai merasa kehilangan akalku. Buktinya aku tidak mengingat apapun pagi ini.

"Zayn? Apa kau mendengarku?" Perrie mengintruksi dan aku hanya menoleh dan menaikkan sebelah alisku. Bagaimana aku bisa disini? Dan untuk apa Perrie bersamaku?

Aku pun berfikir untuk menanyakan hal ini padanya, "Kenapa aku ada disini?"

"Bukankah semalam, kau sendiri yang ingin berada disini untuk menemaniku?" dia terkekeh sembari menjauh dari tempat tidur dan beralih menuju ke sebuah lemari putih yang besar di sudut ruangan.

"Benarkah?" tanyaku tak percaya.

"Pantas saja kau lupa. Kau terlalu banyak minum setelah kita berciuman semalam" dia membuka tank top-nya lalu mengambil sebuah pakaian bersih dari lemarinya dan memakainya dalam sekejap. Mungkin saja hangover pagi ini membuatku sedikit kehilangan ingatanku. Tiba-tiba saja aku teringat dengan Rosa. Aku pun beralih mencari jaketku untuk mengambil ponselku dari sana.

Perrie kembali mendekat padaku yang hendak menelpon Rosa untuk menanyakan keadaannya. Aku ingat sekali, aku meninggalkannya dalam keadaan sakit bersama Harry. Kuharap dia sudah membaik sekarang.

Namun tiba-tiba saja Perrie mengambil alih ponselku. "Kau akan menelpon siapa?"

"Rosa"

Dia terkekeh pelan, "Kau masih saja memikirkan wanita rendahan itu, huh? Wake up, Zayn! She looks like a poor girl. And she's not perfect for you!"

Perrie berhasil membuat tekanan darahku meningkat. Bisa-bisanya dia mengatakan Rosa adalah wanita rendahan? Aku benci jika ada orang yang menilai Rosa seperti itu. "Jangan menyebutnya seperti itu!" bentakku.

"Zayn, sadarlah! Aku mencintaimu sejak dulu! Bahkan sebelum wanita itu datang! Kau ingat kan, kita pernah saling mencintai? Dan kau ingat saat kau melamarku untuk menikah denganmu? Apa kau ingat semua itu?! Dengarlah, aku mencintaimu lebih dari yang wanita itu lakukan"

Aku tidak menggubris perkataannya dan mencoba merebut ponselku kembali darinya. Namun dia tak mau kalah, dia terus menghindar sehingga aku kesulitan untuk mendapatkan ponselku.

TOGETHER | H.S [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang