39 : Jealous

396 37 2
                                    

Rosa's POV

07:23 A.M. at my apartement.

Matahari mulai berpijar dari persinggahan malamnya. Aku membuka mataku dan cahaya putih nan terang menembus kaca jendela hingga ke retina mataku. Aku menyipitkan mataku dan mencoba mematikan getaran bunyi dari alarm yang memekik telingaku. Aku bangkit sembari menyibakkan selimut kemudian duduk ditepian tempat tidur dan terdiam sejenak disana.

Aku langsung terpikirkan oleh Harry. Seharusnya kemarin adalah hari bersenang-senang bagi kami berdua. Tapi kenyataannya, kesenangan Harry lenyap begitu saja ketika sebuah kejadian kecil terjadi dan membuatnya kembali pada rasa traumanya dimasa lalu. Seharusnya aku bisa membuatnya melupakan semua itu. Itu bukanlah kesalahannya, itu adalah murni sebuah kecelakaan yang sama sekali tidak bisa terduga sebelumnya. Tapi rasanya butuh waktu yang lama untuk membuat Harry melepaskan perasaan ketakutan dari rasa traumanya itu.

Aku mengambil jubah mandiku dan beralih menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Aku melihat bayangan diriku pada cermin yang ada dihadapanku saat sedang menyikat gigi. Aku terlihat begitu kelelahan. Mengingat selama satu bulan penuh ini aku sama sekali tidak memikirkan diriku. Mungkin aku terlalu terfokus untuk mencoba mengobati tekanan batin yang selalu datang bertubi-tubi hingga aku tidak mempedulikan bagaimana keadaan fisikku.

Aku beralih menuju shower dan menyalakan kran air hangatnya. Aku memejamkan mataku sejenak ketika buliran airnya berjatuhan dan membasahi kulitku seakan memberikanku secercah kedamaian sementara. Aku menuangkan shower gel ditanganku dan kemudian membalurkannya pada tubuhku. Dengan cepat aku kembali membiarkan air hangat mengalir dan menghapus jejak busa dipermukaan kulitku.

Aku kembali kekamar dengan tubuhku yang masih terbalut handuk berwarna navy. Aku mengambil sweatshirt berwarna abu dan juga ripped jeans. Dengan satu gerakan, aku langsung memakai semua itu. Kemudian aku beralih memakai sneakers adidas-ku dan mengambil sling bag berisi notebook dan juga buku novel yang biasa kubawa untuk kuliah. Kuliah sastra inggris adalah alasan mengapa aku selalu membawa novel-novel yang berbeda setiap minggunya. Lalu aku mengambil ponselku dari dalam nakas dan kemudian memasukkannya kedalam tas tanpa mempedulikan pesan-pesan yang masuk diponselku.

Aku beralih keluar kamar dan melihat kamar Smith yang sudah kosong. Sepertinya bocah itu sudah pergi kesekolah pagi-pagi sekali. Aku pun segera keluar dari apartemen dan berjalan kaki menuju kampus-ku. Aku merindukan semuanya. Aku merindukan kampusku, aroma-aroma novel, dan juga sahabat-sahabatku disana. Rasanya sudah lama sekali aku meninggalkan semua itu.

Aku berjalan melewati koridor kampus, dan memasuki ruangan yang diatas pintunya tergantung sebuah papan bertuliskan "Kelas Sastra".

"Rosseline!" sahut seorang gadis dibelakangku yang suaranya cukup melengking. Aku menoleh dan melihatnya tersengal-sengal seperti baru saja berlari marathon.

"Hey, Tas" aku memeluknya sekilas dan kemudian masuk kekelas bersamaan dengannya.

"Oh My Fuckin' God! Rosa kemana saja kau selama ini?" suara Jenni langsung memenuhi ruangan kelas yang sedari tadi penuh keheningan.

"Aku hanya sedang tidak enak badan," bohongku.

"Yasudahlah, yang penting kita bisa berkumpul lagi sekarang" Jenni mengisyaratkanku untuk berpelukan. Lalu aku pun langsung tersenyum dan memeluknya sekilas.

Tidak lama setelah itu, Mr.Marco datang bersamaan dengan muridnya yang lain. Termasuk Niall, Liam, Louis, Zayn dan--

'Dimana Harry?' batinku bertanya-tanya ketika aku tidak melihat Harry diantara teman-temannya.

Mataku terus tertuju pada pintu berbalut kaca yang ada disudut ruangan ini. Berharap sosok seseorang yang kuharapkan benar-benar datang.

"Pagi, semuanya" sapa Mr.Marco menyapa semua muridnya hari ini. Hingga kemudian matanya tertuju pada diriku.

TOGETHER | H.S [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang