16 : Sadness

506 55 1
                                    

Rosa's POV

"Jadi apa sebenarnya maksud yang selama ini dia katakan? Bodohnya aku bisa percaya bahwa dia memang benar-benar mencintaiku"

Tangisanku pecah seketika setelah berhasil pergi menjauh dari tempat itu. Aku merasa begitu hancur setelah mendengar perkataannya. Apalagi melihat si pirang itu tersenyum puas ketika melihat reaksiku yang teramat malu dihadapan mereka. Ternyata aku memang tidak pantas untuk Zayn. Aku terlalu percaya dengan semua perkataannya saat pertama kali dia berkata bahwa dia mencintaiku dipinggir sebuah danau malam itu. Aku tidak pernah menyadari hal ini akan terjadi. Aku terlanjur mencintai Zayn. Dan aku tidak bisa melepaskannya begitu saja.

'Kurasa hubunganku dengan Rosa sudah berakhir mulai sekarang'

Perkataan itu terus menerus berputar didalam pikiranku. Aku masih tak percaya kalau dia jauh lebih memilih untuk kembali pada Perrie dibanding menghargai perasaanku yang mulai mencintainya saat ini.

Hatiku tersayat, rasanya pedih sekali harus menerima semua kenyataan pahit yang datang secara tiba-tiba ini. Bayangkan saja, ketika kau melihat kekasihmu berselingkuh dengan wanita lain. Terlebih lagi, Zayn memilih seorang Perrie Edward sebagai haluan hatinya. Seorang wanita cantik, seksi, dan penuh dengan talenta. Dia jauh berbeda denganku yang hanya seorang gadis biasa yang hanya memiliki ketulusan hatiku untuk Zayn. Pantas saja dia menghilang seharian penuh tanpa mengabariku. Ternyata dia sudah menemukan wanita yang jauh lebih sempurna dibandingku.

Jalanan London begitu sepi hari ini, aku terduduk dipinggir trotoar dan meringkuk sembari menenggelamkan kepalaku diantara kedua kakiku. Aku tidak peduli pada salju yang terus berjatuhan mengenai permukaan kulitku. Aku benar-benar pasrah jika aku harus mati kedinginan disini sekarang juga. Yang jelas saat ini memang tidak ada lagi orang yang menyayangiku. Tidak ada lagi yang peduli padaku. Mom sudah pergi. Ayahku menghilang sejak aku kecil. Dan Zayn? Sepertinya dia sama sekali tak peduli lagi padaku.

Aku terus menangis meratapi seberapa malangnya nasibku. Aku mengingat semua perkataannya dulu, mengingat bagaimana cara dia menatap mataku, membuatku tersenyum, menciumku, ataupun memelukku setiap saat aku merindukannya. Seharusnya aku tau bahwa selama ini Zayn hanya bergurau dengan semua perkataan manisnya. Dia hanya ingin mempermainkanku dan membuatku sebagai bahan pelampiasan atas kandasnya hubungan mereka berdua. Seharusnya aku sadar dengan semua hal itu. Dia tidak benar-benar mencintaiku.

"Rosa..." sayup-sayup aku mendengar seseorang yang memanggil namaku dari kejauhan. Tapi aku menghiraukannya karena kupikir itu hanya khayalanku saja. Mana ada orang yang akan peduli padaku?

"Rosa" suara itu tiba-tiba sudah berada disampingku, bersamaan dengan sebuah langkah kaki yang terhenti dari langkahnya.

Aku mendongak ragu dan melihat kearah seseorang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mendongak ragu dan melihat kearah seseorang itu. Ternyata aku mendapati mata hijau Harry yang sedang menatap iba kearahku. Terlihat dia begitu khawatir ketika mendapati aku yang semakin menangis akibat kejadian itu.

TOGETHER | H.S [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang