30 : Here

458 44 1
                                    

Aku terbangun dengan sekujur tubuhku yang terasa sakit. Wajahku begitu kaku. Pakaian yang kugunakan basah. Dan tanganku terasa begitu perih. Kamar yang kutempati pun terlihat begitu kacau. Pecahan kaca dari bingkai yang kemarin aku pecahkan masih berserakan dimana-mana.

Aku menyandarkan tubuhku di tepian tempat tidur, aku menghela nafas berat dan memejamkan mataku beberapa saat dan mencoba meratapi betapa malangnya diriku ini. Aku pun berfikir untuk pergi dari sini dan kembali ke London atau bahkan pergi ketempat lain untuk menenangkan pikiranku sejenak dari semua masalah cinta yang menurutku sudah melebihi batas gila ini.

Aku bangkit dan mengambil handukku untuk pergi membersihkan tubuhku sebentar. Aku berkaca dan melihat pantulan diriku yang sangat terlihat kacau. Aku terlihat seperti orang yang tidak waras.

Aku menyalakan kran air hangat lalu menuangkan sabun pada bath upnya. Kemudian aku melepaskan semua pakaianku dan mulai menenggelamkan diriku didalam air hangat yang mungkin saja bisa membuatku sedikit lebih tenang.

Setelah beberapa jam aku menghabiskan waktuku didalam bath up, aku pun membersihkan diriku dan kemudian segera mengambil beberapa pakaian lalu mengenakannya. Aku mengambil tas besarku lalu membereskan semua pakaianku dan memasukan kedalamnya. Aku sudah memutuskan untuk pergi dari sini tanpa memberitahu siapapun.

Setelah siap, aku segera mengenakan sneakers-ku dan membawa semua barang-barangku keluar dari dalam hotel itu. Aku menggunakan masker dan juga snapback untuk menutupi wajahku. Karena jarak hotel dan basecamp One Direction tidak terlalu jauh, aku takut ada salah satu dari mereka yang melihatku pergi. Aku ingin menyendiri saat ini, aku tidak ingin siapapun ada bersamaku. Termasuk Harry. Aku sedang mencoba melenyapkan nama itu dari pikiranku.

Aku menaikki taksi untuk pergi ke bandara pagi ini. Aku memutuskan untuk pergi ke Kanada, karena seingatku ada salah satu Bibiku yang masih tinggal disana.

08:58.P.M. at Vancouver, Canada.

Saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju rumah Bibi Kelly, dia adalah adik dari Ibuku. Ku harap dia masih mengingatku karena dia sudah lama sekali tidak bertemu denganku. Mungkin sekitar 3 tahun ini.

"Kita berhenti disini saja," ujarku pada driver dari taksi yang kunaiki. Aku merogoh tas rajutku dan mengambil beberapa lembar uang untuk membayar tarifnya. Setelah itu pun aku mengambil barangku kembali dan menurunkannya.

Kakiku berpijak disalah satu toko kue rumahan yang bertuliskan "Kelly's Bakery". Toko kue ini adalah milik Bibiku, dulu aku dan Ibuku sering sekali membantunya membuat beberapa kue untuk ia jual disini. Aku pun melangkahkan kakiku untuk masuk kesana. Malam ini toko kue itu tidak begitu ramai, hanya ada 2 orang laki-laki yang sedang minum teh dan menyantap beberapa kue yang hampir habis dimejanya.

Mataku tertuju pada salah seorang wanita yang sedang menghitung uang di meja kasirnya. Wanita paruh baya itu terlihat lelah, rambutnya mulai beruban dan wajahnya pun mulai terlihat beberapa kerutan. Aku pun mulai menghampirinya.

"Maaf toko kue ini sebentar lagi akan tutup, lagipula tinggal hanya ada roti panggang madu yang tersisa" ujar wanita paruh baya itu tanpa melihat kearahku.

"Hai Bibi," ujarku antusias. Dia mulai mengangkat wajahnya dan memakai kacamatanya untuk melihatku lebih jelas.

"Rosa? Kau kah itu?" dia mengembangkan senyumnya. Aku mengangguk beberapa kali lalu kemudian tersenyum.

"Astaga, ternyata Rosa kecilku sudah dewasa sekarang" Dia memelukku begitu erat. "Aku merindukanmu, Bi"

Dia pun akhirnya melepaskan pelukannya, "Kurasa aku harus menutup toko-ku dulu, lalu ceritakan padaku kenapa kau bisa ada disini" Dia tersenyum lalu beralih untuk menutup tokonya.

TOGETHER | H.S [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang