44 : Fight 2

387 33 1
                                    

"Padahal aku masih ingin bermain-main didanau ini, Harry" rengekku ketika Harry mulai mendayungkan perahaunya menuju ketepian. Dia hanya tersenyum saat melihat diriku.

"Kemarilah, cuacanya mulai memburuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemarilah, cuacanya mulai memburuk. Dan mungkin Mom sudah membuat sesuatu untuk kita makan" ujar Harry sembari mengulurkan tangannya untuk membantuku keluar dari perahu yang kami naikki. Aku melihat kelangit diatasku yang kini mulai sedikit menggelap.

Kemudian kami pun berjalan beriringan untuk kembali kerumahku yang berjarak hanya beberapa langkah saja.

"Kau duluan saja. Aku akan mengambil beberapa kayu bakar untuk persediaan dirumah. Nanti aku akan masuk lewat pintu belakang," ujarnya lagi.

Aku mengangguk beberapa kali pertanda setuju dengan ucapannya, "Baiklah"

Lalu kamipun berpisah. Aku menuju pintu depan dan Harry berjalan menuju tumpukan kayu-kayu yang sudah terpotong dan tersusun rapih dibelakang rumahku.

Aku segera melepaskan mantelku ketika aku masuk kedalam rumah. Namun aku sedikit terkejut ketika mendapati seorang pria tua yang duduk diruang tamu rumahku sembari menikmati kopinya. Lalu diapun tersenyum ketika menyadari keberadaanku.

"Hey, kau pasti Rosseline" dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman denganku.

Aku pun menyuguhkan tanganku untuk menyalaminya, "Ya, aku Rosa. Tapi, kau siapa?"

"Aku Willson, ayah tiri Harry" ujarnya.

Aku agak sedikit terkejut ketika mendengarnya. Baru detik ini aku bertemu dengan ayah tiri Harry. Aku bahkan tidak pernah mengetahui namanya.

"Nice to meet you," aku tersenyum singkat padanya. "Nice to meet you too, Rosseline"

"Panggil Rosa saja," koreksiku dan dia pun mengangguk dan kembali membaca koran paginya. Hingga kemudian Harry datang keruangan yang sama denganku dengan membawa beberapa kayu dipelukannya.

"Aku akan membuat apinya sekarang, karena cuaca diluar sudah mulai dingin" Harry meletakkan beberapa kayu bakar dan mulai membakarnya di perapian.

"Harry, lihatlah siapa yang datang" aku mencoba mengejutkannya. Dia menoleh dan menghampiri aku dan juga Ayahnya. Namun tiba-tiba saja raut wajahnya berubah ketika melihat Ayahnya disini.

"Untuk apa kau datang kesini, keparat?!" dia terlihat kesal ketika menyadari Ayahnya ada disini. Sebenarnya ada apa dengan keluarga Harry?

"Nak, maafkan aku" Ayahnya bangkit dan mencoba untuk memeluknya. Namun Harry tak tinggal diam, dia mendorong Ayahnya menjauh dari dirinya.

"Ini sudah berapa tahun, huh? Kau meninggalkan Ibuku sendirian. Dan kini dengan mudahnya kau datang kesini dan meminta maaf padaku. Kau pikir semuanya akan baik-baik saja setelah kau meminta maaf?" Harry mulai meninggikan suaranya. Tiba-tiba Anne muncul dari sisi lain ruangan ini dan bergabung dengan pergulatan antara Harry dan Ayahnya tirinya. Benar-benar tidak ada yang bisa ku bela disini. Ini adalah masalah pribadi mereka. Lebih baik aku diam.

TOGETHER | H.S [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang