27 : When I'm not with you, I'm Weaker

382 43 2
                                    

"Bagaimana keadaanya, Dok?" tanya Zayn kepada seorang pria berbalut pakaian putih dihadapannya. Pria itu baru saja memeriksa keadaan Rosa Pagi ini.

Pria itu mulai melepaskan stetoskopnya dan menyelipkannya kekantung jas miliknya, "Keadaannya sudah mulai membaik. Kau tidak perlu khawatir. Mungkin sekitar 3 hari lagi, keadaannya baru akan benar-benar pulih" dia tersenyum.

"Dok, apakah aku boleh jalan-jalan keluar?" tanya Rosa sembari bangkit perlahan-lahan dari tempat tidurnya.

"..."

"Maksudku, aku ingin berjalan-jalan disekitar sini saja" perjelas Rosa ketika menyadari perubahan yang aneh pada wajah dokter itu.

"Tentu saja. Tapi, sementara ini kau harus memakai kursi roda. Karena keadaanmu belum sepenuhnya pulih dan kau tidak boleh terlalu lelah" lagi-lagi pria berkacamata itu melemparkan senyumannya.

Rosa mengangguk mantap dan mengiyakan pernyataan dokter itu, "Baiklah dok"

Lalu kemudian pria berkacamata itu berangsur keluar dari ruangan dimana Rosa dirawat. Kini hanya ada Zayn dan Rosa yang saling berhadapan satu sama lain disana.

"Sebentar, aku akan ambilkan kursi roda untukmu" Zayn tersenyum kemudian melangkah menjauh dari tempat tidur Rosa dan mengarah kepada sebuah kursi beroda yang ada disudut ruangan yang sama.

Taklama kemudian dia pun kembali dan mengulurkan tangannya untuk membantu Rosa berpindah dari tempat tidurnya menuju kursi roda.

"Terima kasih, Zayn" ujar Rosa sembari memberikan Zayn senyuman terbaiknya. Dan Zayn pun mengangguk menanggapinya. Kemudian dia mulai mendorong kursi roda yang Rosa naikki perlahan-lahan.

"Zayn, tunggu" Rosa merasa ada yang aneh sedari tadi. Seperti ada yang memperhatikannya dari jendela. Namun ketika Rosa memperhatikan sesuatu yang aneh itu, justru seperti tidak apa-apa disana.

"Ada apa?" tanya Zayn yang tentu saja ikut kebingungan dan mengikuti arah pandangan Rosa yang belum lepas dari sebuah jendela besar.

"Aku merasa seperti ada yang memperhatikan kita sedari tadi, Zayn. Tapi kurasa itu hanya perasaanku saja" gumam Rosa.

"Well, yasudah. Ayo kita keluar saja. Mungkin kau terlalu lama berada dalam ruangan ini, jadi kau sedikit berhalusinasi" Zayn sedikit tergelak sembari mendorong kursi rodanya keluar.

Akhirnya, Zayn dan Rosa pun sampai ditaman yang ada disekitar rumah sakit. "Disini saja," pinta Rosa ketika langkah mereka terhenti di pinggir sebuah danau kecil yang ditepinya ada beberapa burung merpati putih yang sedang berkicau ria.

Rosa memejamkan matanya. Merasakan semilir angin yang perlahan-lahan menerka rambut coklatnya yang terurai indah kebawah. Pikirannya merasa begitu damai saat ini. Namun berbeda dengan hatinya yang justru masih merasa begitu sunyi semenjak dia bangun dari komanya. Bahkan hatinya hampir mati rasa. Rosa sama sekali tidak bisa merasakan hatinya yang sampai saat ini belum bertemu dengan Harry.

Tapi, dia yakin bahwa perkataan Ibunya tidak mungkin salah. Bahkan sampai saat ini Rosa mengingat betul pesan dan juga pernyataan dari Ibunya tentang Harry.

'Harry sangat mencintaimu'

Itu perkataan yang selalu Rosa ingat dalam benaknya. Dan Rosa percaya akan hal itu.

"Hai..." tiba-tiba suara anak perempuan memecah keheningan diantara Zayn dan Rosa. Dan benar, ada seorang gadis kecil berambut pirang menghampiri mereka berdua. Gadis kecil itu membawa beberapa tangkai bunga berwarna putih.

"Hey, pretty girl. What's your name? And what are you doing here?" tanya Zayn yang mulai menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu.

"I'm Diana, and this is for her" Gadis itu mengarahkan beberapa tangkai mawar putih tadi kearah Rosa.

TOGETHER | H.S [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang