33 : He's Changed

418 37 2
                                    

Keesokan harinya, aku terbangun dan langsung memulai hariku dengan membantu Bibi Kelly di toko kuenya. Pagi tadi, aku sempat mengirimkan Harry pesan dan menyuruhnya untuk bertemu denganku. Namun dia belum membalasnya hingga siang ini. Aku harap dia baik-baik saja dan telah menyelesaikan urusannya yang semalam.

"Rosie, bisa kau kesini sebentar?" panggil Bibi Kelly. Aku pun segera membilas piring terakhir yang sejak tadi sedang kubersihkan dan kemudian berjalan menuju tempat Bibiku singgah disalah satu tempat duduk ditoko kuenya.

"Ada apa, Bi?" aku menarik salah satu kursi dihadapannya. Dia menyuguhkanku segelas teh hangat. "Minumlah dulu," ujarnya.

"Kulihat sepertinya hari ini kau sedang gelisah sekali. Apa kau memikirkan Harry?" tanyanya setelah aku menaruh cangkir berisi teh itu diatas meja.

"Sedikit," gumamku singkat.

"Apa yang kau khawatirkan darinya?" tanyanya kembali.

"Entahlah, Bi. Aku merasa ada yang sedikit aneh darinya. Namun aku tidak tau apa itu," aku menatap lekat vas bunga berwarna peach dihadapanku.

"Kau tahu tidak? Dulu sejak kalian kecil, kupikir Harry adalah seorang lelaki yang begitu baik. Bahkan dia sangat menjagamu, kan? Meskipun dulu aku hanya bertemu dengannya 2 kali. Namun aku sudah bisa merasakan bahwa dia anak yang baik sekali. Terutama kepadamu," Bibiku tersenyum setelah mengatakan sudut pandangnya terhadap Harry.

"Ya, aku pikir juga begitu. Aku bahkan tidak percaya sampai detik ini, bahwa seorang Harry Edward Styles yang begitu terkenal diseluruh penjuru dunia ternyata dia adalah sahabat kecilku." Aku sedikit menyelipkan tawa disela-sela pembicaraanku.

"Oh ya, kenapa kau tidak mencoba untuk menemuinya saja?"

Benar juga yang dikatakan Bibiku. Kenapa aku tidak mencoba menemuinya saja jika pesanku belum juga dibalas oleh Harry? Kurasa Harry tidak tinggal terlalu jauh dari sini. Aku bisa saja mencarinya.

"Baiklah, Bi. Aku akan menemuinya dulu ya" Aku mencium pipi Bibi Kelly sekilas. Kemudian aku mengambil sling bag milikku dan kemudian berjalan keluar dari toko kue.

Oh ya, beruntung sekali hari ini Bibiku meminjamkan mobil pribadinya untukku. Sehingga aku bisa memakainya untuk bertemu dengan Harry.

Aku mulai mengarahkan mobilku kesalah satu hotel yang jaraknya tidak terlalu dekat tapi juga tidak terlalu jauh dari toko kue milik Bibiku. Aku berfikir bahwa Harry pasti ada dihotel ini.

'Huh, betapa bodohnya kau tidak menanyakan pada Harry dimana dia menginap...' Pekikku dalam hati.

Aku memakirkan mobilku diarea parkir hotel ini. Aku mengeratkan mantelku karena salju mulai berjatuhan menutupi permukaan beberapa mobil yang terparkir disini. Aku harap Harry bermalam di hotel ini sehingga aku tidak harus terjebak badai salju siang ini.

"Selamat siang ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang wanita berseragam hitam yang ku ketahui adalah pegawai dihotel ini.

"Saya mencari Harry Styles, apa dia menginap disini?" tanyaku sembari membersihkan buliran salju yang menempel dimantelku.

"Sebentar ya, kami akan check dulu" wanita berkacamata itu mulai mengotak-atik layar monitor dihadapannya. Bola matanya bergerak dari atas kebawah seperti sedang membaca sesuatu.

"Ya, dia tinggal di kamar nomor 2809. Namun beberapa saat yang lalu dia sudah pergi dari hotel ini," ujar wanita itu lagi.

"Benarkah? Kemana?" kurasa kedua alisku mulai bertautan.

"Entahlah, nona. Dia baru pergi sekitar 5 menit yang lalu"

"Tidak, aku akan kembali lagi nanti saja. Terima kasih" Gumamku. Aku pun kemudian kembali menuju mobilku diarea parkir yang sudah hampir sepenuhnya tertutup salju. Aku harus segera kembali pulang kerumah sebelum badai saljunya semakin deras.

TOGETHER | H.S [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang