4 : Dinner Time

765 79 0
                                    

Ditengah perjalanan, Rosa yang merasa bosan pun akhirnya mengangkat dengan malas tangannya menuju radio didalam mobil Harry. Harry tidak mempermasalahkannya, karena Harry sendiri mengerti. Akan lebih canggung lagi jika tidak ada suara apapun diantara mereka.

Rosa merasa lebih baik ketika mendengar radionya sedang memutar lagu kesukaannya yaitu Night Changes. Batin Rosa tersenyum kegirangan seperti tidak kuat untuk menahan jiwa fangirling yang kini benar-benar melandanya. Rosa menggigit bibir bawahnya kuat-kuat untuk menahan dirinya agar tidak meledakan perasaan senangnya didalam mobil Harry.

Harry berdehem beberapa kali dan membuat Rosa mengalihkan perhatiannya pada Harry, "Jadi kau tinggal disini sendiri?"

Rosa mengangguk.

"Dimana orang tuamu?"

"Ibu dan adikku ada di Dublin"

"Ayahmu?" Harry menoleh dan menaikkan sebelah alisnya.

"Entahlah, aku tidak pernah bertemu dengannya sejak aku lahir"

Rosa meremas jari-jari tangannya. Entah kenapa setiap ada orang yang menanyakan tentang hal itu, batin Rosa terasa berubah menjadi sangat sensitif.

"Maaf..." Hanya itu yang bisa Harry katakan. Dia tau sikap Rosa yang tiba-tiba berubah dengan cepat. Harry mencoba memahami hal itu.

Tidak lama kemudian, mobil Harry melesat disebuah tempat parkir didepan sebuah restoran bergaya kuno. Dengan cat putih susu yang menghiasi tampilan depannya. Dan juga sebuah patung air mancur yang suara airnya bergemericik memenuhi keheningan malam yang dingin ini. Harry membukakan pintu mobilnya untuk Rosa lalu berjalan berdampingan untuk masuk kedalam. Harry tidak lupa memakai sebuah masker agar tidak ada paparazzi yang bisa mengenalinya.

"Apa kau yakin tidak ada yang bisa mengenalimu disini?" bisik Rosa sesaat setelah mereka duduk disalah satu meja makan. Seluruh pasang mata melihat kearah mereka. Entah ini pertanda baik atau buruk, Rosa tidak ingin jika setelah ini ada sebuah berita tentang Harry yang sedang makan malam bersamanya.

"Kau tenang saja, aku dan yang lain sering melakukan hal ini. Dan kami selalu berhasil untuk lari dari para papz"

Rosa pun bergidik dan menatap Harry dengan tatapan mengerti. Disatu sisi, Rosa merasa senang karena dia bisa makan malam dengan pria yang ia cintai itu. Tapi disisi lain, justru dia merasakan feeling yang tidak enak. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi setelah makan malam ini.

Rosa dan Harry pun akhirnya memesan makanan untuk mereka berdua masing-masing. Harry memesan tanpa membuka maskernya, agar tidak seorang pun kecuali Rosa yang mengetahui bahwa dia adalah Harry Styles.

Sekitar 15 menit kemudian, pesanan mereka berdua akhirnya datang. Dan tanpa membicarakan hal apapun, mereka berdua langsung melahap makanan dihadapan mereka berdua masing-masing. Kebisuan telah menghanyutkan pikiran mereka berdua.

Harry menghentikkan suapan terakhirnya dan menatap kearah Rosa yang sedang memakan lahap salad dihadapannya, "Apa kau datang saat tour One Direction tahun lalu?"

"Tidak, saat itu aku sedang ada ujian akhir. Dan aku tidak mungkin meninggalkannya," Harry hanya mengangguk mengerti.

Tiba-tiba berita tentang Harry bersama Taylor siang tadi muncul begitu saja dipikiran Rosa, Rosa berniat untuk menanyakannya dan mendengar dari Harry langsung. Apakah mereka benar-benar berpacaran atau--?

Saat Rosa baru saja ingin membuka mulutnya dan menanyakan pada Harry tentang hal itu, tiba-tiba seorang wanita datang kearah mereka berdua. Wanita itu memakai masker seperti Harry dengan sebuah hoodie berwarna biru menyala. Rosa kesulitan untuk mengenali wajahnya.

"Is that you, Hazz?" tanya wanita itu nyaris berbisik.

"Yeah, but who are you?"

"It's me, Taylor"

Rosa yang mendengar percakapan singkat mereka pun akhirnya menutup mulutnya tidak percaya. Kenapa ini semua terlihat seperti kebetulan? Rosa baru ingin menanyakan tentang mereka, dan tiba-tiba saja Taylor datang.

"What the fuck are you doing here with this girl?" ujar Taylor dengan nada sarkastiknya dan menatap Rosa dengan tatapan rendah.

"Tay, we can talk this soon. Kau tidak lihat kami sedang makan malam?" Harry nampak tenang, berbeda dengan Rosa yang sedari tadi menahan gejolak perasaannya yang tidak jelas ini.

"Terserah kau, Harold. Mom Anne mencarimu sejak sore tadi, dan aku sudah menelponmu tapi kau—"

"Sudahlah, Taylor. Go away—please" pinta Harry. Taylor yang merasa kesal dengan Harry pun akhirnya pergi. Rosa berfikir bahwa sepertinya mereka berdua memang berpacaran, meskipun Harry tidak terlihat seperti itu.

'Tapi bagaimana tidak mungkin Harry tidak menyukai seorang penyanyi cantik seperti Taylor? Jika dibandingkan denganku, aku kalah jauh darinya. Aku tidak memiliki apapun seperti yang Taylor miliki. Dan aku juga tidak secantik dia' batin Rosa merutuki dirinya sendiri dengan rendah. Rosa merasa menjadi tidak percaya diri. Tidak mungkin dia harus bersaing dengan wanita seperti Taylor Swift. Seluruh dunia pun tau, bahwa dia cantik.

"Rosa, are you okay?" Harry melambaikan tangannya dihadapan wajah Rosa. Rosa yang sedaritadi melamun pun akhirnya tersadar kembali.

"Ugh, ya. Aku baik, Harry" ujarnya tergugup.

"Habiskan makananmu, lalu biar aku antar kau pulang"

Rosa pun akhirnya menurut pada Harry dan segera menghabiskan makanannya. Rosa mengenyampingkan masalah soal Harry dan juga Taylor. Rosa mencoba menikmati waktunya bersama dengan Harry.

...

"Thank you for tonight, Rosa" gumam Harry setibanya mereka didepan apartemen Rosa.

"Harusnya aku yang berterima kasih padamu sudah mengajakku makan malam," Rosa tersenyum sangat manis didepan Harry.

"Tidak masalah, Rosie. See ya tomorrow, good night"

Akhirnya Harry benar-benar pergi. Rosa pun langsung melenggang masuk kedalam apartemennya dan menguncinya dari dalam. Rosa menghempaskan tubuhnya diatas sofa panjang diruang tamunya dan mengambil foto Harry yang terpajang dimeja belajarnya. Rosa menciumi foto itu berkali-kali dengan sangat bahagia. Malam ini adalah malam yang begitu luar biasa dalam hidupnya. Rosa mengingat-ingat bagaimana ia menatap wajah Harry secara langsung didepannya. Memperhatikan cara makannya, menikmati senyumannya yang ia berikan hanya untuk Rosa. Rosa benar-benar wanita yang sangat beruntung.

Drttt.. Drtt... Drtt...

Rosa merasakan ponselnya bergetar dari dalam tasnya. Dengan sekejap, Rosa langsung mengambilnya. Ternyata itu adalah Jenni yang menelponnya.

"Hi Jenn, kau pasti—"

"Rosa, I know what are you doing tonight. Coba kau lihat infotaiment di channel 9" suara Jenni terdengar panik.

Dengan sigap, Rosa langsung meraih remote tv dihadapannya dan langsung menyalakan channel yang Jenni maksud itu tanpa memutuskan sambungan telponnya.

Lagi-lagi penyanyi profesional asal inggris, Harry Edward Styles tertangkap paparazzi sedang makan malam dengan seorang wanita asing. Dan lebih mengejutkannya lagi, pacar Harry Styles yaitu Taylor Swift memergoki mereka berdua yang sedang asik berbincang.

Siapakah sebenarnya wanita itu? Apakah dia yang akan menjadi perusak hubungan Harry dan juga Taylor? Saksikan kelanjutan berita ini di British Update.

Deg.

Perasaan Rosa yang sedari tadi tidak enak akhirnya terungkap. Ternyata ini yang akan terjadi setelah makan malam. Rosa benar-benar tidak menduga bahwa para paparazzi mengetahui identitas Harry saat itu. Terlebih lagi, Rosa pun ikut dibawa-bawa dalam berita itu.

'Apakah dia yang akan menjadi perusak hubungan Harry dan juga Taylor?'

Kalimat itu terus menerus terulang dalam pikiran Rosa dan membuatnya sangat pusing. Hanya karena makan malam saja, Rosa dituduh sebagai perusak hubungan mereka? Yang benar saja.

TOGETHER | H.S [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang