43 : I'm Back

376 39 0
                                    

Semuanya saling terdiam selama beberapa menit kami berkumpul. Hanya ada aku, Anne dan juga lelaki bernama Simon yang kuyakini adalah Ayah kandungku.

"Jadi, ada apa kau datang kesini?" Simon mulai bertanya pada Anne.

"Aku tau ini sudah sekian tahun. Tapi kurasa kita semua harus tau tentang hal ini," jawab Anne seraya merangkulku untuk mendekat padanya.

"Apa maksudmu?" Simon mengernyit kebingungan. Dia meihat kearahku dan Anne secara bergantian.

"Apa kau ingat dengan Leila? Istrimu yang sudah kau tinggalkan selama belasan tahun ketika dia sedang hamil?" Anne mulai mempertanyakan hal yang menyangkut tentang Ibuku. Simon terlihat sedang mencoba mengingat-ingat tentang itu. Namun tiba-tiba saja raut wajahnya berubah seketika. Raut wajahnya menjadi tegang dan rahangnya terkatup seperti sedang menahan amarahnya.

"Kumohon, kalian pergilah dari sini!" Simon memukul meja dihadapannya dengan kesal dan memerintahku dan Anne untuk pergi. Aku bingung dengan sikapnya yang begitu kasar. Pantas saja Ibuku memperingatkanku untuk hati-hati dengannya.

"Dia adalah anakmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia adalah anakmu. Dia Rosa. Dan Leila sudah meninggal sejak tahun lalu karena dia mengakhiri hidupnya sendiri. Apa hingga kini kau masih tidak ingin mempedulikan mereka? Terutama anak gadismu yang sudah tumbuh se-dewasa ini?" Anne mulai meninggikan suaranya dan mencoba untuk membelaku dihadapan Ayahku. Hal yang bisa kulakukan hanyalah terdiam dan melihat kearah mereka yang sedang bertengkar karenaku.

Disaat yang sama tiba-tiba saja rasa sakit dikepalaku mulai kembali dan rasa sakit itu seakan menggerogoti dan menyakitiku dengan kejamnya. Satu persatu ingatanku mulai kembali. Cercah demi cercah suara dari masa laluku mulai bersahutan ditelingaku. Semua kejadian saat di kampus, di apartemenku, di basecamp, di rumah Bibiku, di bar, itu semua mulai berangsur kembali. Semua orang dan semua kejadian dimasa laluku seakan bermunculan secara bertahap didalam pikiranku. Namun disatu sisi, rasa sakit dikepalaku tidak kunjung berkurang dan malah semakin membuatku meringis kesakitan.

"Anakku hanyalah Alice. Aku tidak pernah mengenal siapa itu Leila ataupun gadis ini. Aku tidak ingin membuang waktuku untuk hal tidak penting seperti ini, jadi kumohon pergilah dari sini!" Simon mulai kehilangan kesabaran. Dia mendorong Anne untuk keluar dari ruangan ini.

"Dimana hatimu? Dimana rasa kemanusiaanmu? Kau bahkan tidak mempedulikan keluargamu ataupun peduli dengan keberadaan mereka! Kau meninggalkan mereka tanpa sebab. Dan bahkan hingga kini kau masih tetap tidak ingin mengetahui bagaimana keadaan putrimu yang kau tinggalkan sebelum ia lahir? Pria macam apa kau ini!" Kudengar suara Anne yang terus membela dan juga mempersudut Ayahku. Aku masih terus melawan rasa sakitku yang semakin lama tidak bisa kutahan lagi. Hingga penglihatanku mulai samar untuk melihat kearah mereka.

"Rosa, apa kepalamu sakit lagi?" Anne menghampiriku dan mulai terlihat khawatir.

Aku menggeleng pelan. Aku mencoba berdiri dan beralih pada pria yang sedang menatapku dengan kebencian, "Kau pikir kau siapa? Kau sudah menelantarkanku dengan Ibuku selama bertahun-tahun. Kau bahkan tidak menginginkan keberadaanku, kan? Asal kau tau, Ibuku mengakhiri hidupnya sendiri karena dia merasa hidupnya mulai kacau sejak kejadian saat kau meninggalkannya. Tapi kau? Kau sama sekali tidak mempedulikan bagaimana keadaan kami. Aku tau kau pria yang sukses di negara-mu. Aku pun tau bahwa kau adalah seorang produser musik terhebat dan tersukses disini. Tapi bagiku, kau tidak lebih dari sekedar pria rendahan! Bahkan seumur hidupku-pun, aku tidak akan pernah mengakuimu sebagai Ayahku," aku mulai kehilangan kendali dan tanpa sadar aku sudah memaki Ayah kandungku sendiri tepat dihadapannya. Tidak peduli jika kenyataan memang mengatakan bahwa dia adalah Ayahku. Yang kupikirkan adalah, aku melakukan ini semua demi membela Ibuku yang sudah bertahun-tahun menghidupiku seorang diri tanpa ada sosok seorang suami disisinya.

TOGETHER | H.S [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang