17 : Pain

514 53 2
                                    

Rosa's POV.

Aku terbangun karena secercah cahaya yang menelusup ke kaca jendela. Aku merasakan kehangatan yang luar biasa pagi ini. Padahal diluar sana salju sedang berjatuhan bersama dengan sebuah helaan angin yang membuat gorden-gorden kamar ini tertiup kesana kemari.

Aku pun mulai menggerakan tubuhku dan ternyata aku menyadari bahwa ada sesuatu yang melingkar dipinggangku. Aku pun menoleh kebelakangku dan mendapati Harry yang masih terlelap didalam tidurnya. Aku bergerak cukup pelan dan kemudian menggeser tubuhku untuk berhadapan dengannya.

Dia nampak tenang dan begitu polos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dia nampak tenang dan begitu polos. Sebuah guratan cahaya seakan memancar pada wajahnya yang masih menikmati indahnya alam bawah sadar dalam dirinya yang penuh dengan berbagai kecamuk imajinasi. Dia masih sama. Seperti 16 tahun yang lalu. Setiap malam dia selalu bersamaku, membacakanku sebuah dongeng dan saat pagi aku terbangun disampingnya yang masih terlelap sambil memelukku. Dan aku selalu menunggunya sampai dia membuka kedua kelopak matanya dan memancarkan cahaya dari mata hijaunya saat dia menatapku.

Aku membawa tanganku untuk menyentuh pipinya yang begitu halus bagaikan kapas. Dan mengelusnya beberapa kali.

Dia sudah begitu baik padaku selama ini. Bahkan sejak aku belum mengenal apa itu cinta. Dia sudah menjagaku sejak kecil, bahkan dia menjagaku lebih dari yang pernah Mom lakukan.

'Aku janji, aku taakan membiarkan siapapun menyakitimu lagi. Aku ingin membuatmu selalu bahagia bersamaku, aku ingin kau selalu tersenyum saat berada didekatku. Because, I really love you. And I'll do anything for you, Rosa'

Aku tersenyum ketika perkataan itu kembali berputar dikepalaku. Mungkin semalam dia mengiraku sudah tertidur dan tidak mendengar semua perkataannya. Padahal sebenarnya tidak. Justru aku mendengar semuanya. Bahkan aku mendengar bagaimana kerasnya dentuman detak jantungnya yang begitu menggebu saat dia mengatakan semua hal itu padaku.

Tapi aku bukan perempuan yang munafik. Meskipun Harry mengatakan dia mencintaiku ataupun tidak, aku tetap tidak mungkin mencintai Harry. Aku mungkin menyayanginya. Tapi itu hanya sebatas antara Rosie dan Edward seperti 16 tahun yang lalu. Aku hanya menyayanginya sebagai sahabatku. Tidak akan lebih dari itu.

Karena aku berfikir, bahwa seharusnya Harry bisa mendapatkan yang lebih baik dariku.

Ketika aku tersadar dari semua pemikiranku, aku melihat bibir Harry yang sedikit membuat sebuah lekukan yang sangat tipis dan menciptakan sedikit senyuman karena sedari tadi aku sudah cukup lama mengelus pipinya. Tidak lama kemudian, dia membuka matanya dan memperhatikan aku yang sedikit terkejut.

"Good morning," sapanya dengan sebuah senyuman yang merekah indah dan dibarengi oleh suara seraknya.

Aku menjauhkan tanganku dari wajahnya. Lalu aku segera membalas senyumannya itu, "Morning too..."

Kini dia yang menjalarkan tangan kanannya yang kokoh itu diwajahku. Dia menatapku dengan tatapan gusar dan juga khawatir, "Kau masih sakit?" tanyanya sambil menautkan kedua alisnya.

TOGETHER | H.S [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang