BAB : XVI

86 50 36
                                    

Klik vote dulu teman!
Happy Reading!

Color of Catur•
°Pion°

Tos!

Suara tawa jahat, dari seorang Jesslyn Restara menggema disalah satu ruangan, "Katanya pinter, tapi gampang banget ditipu." ujar Arka membuat Jesslyn mengibaskan rambutnya angkuh.

"Kalo gue gak lolos, dia juga harus bernasib sama kaya gue!" tekan Jesslyn sambil menusuk foto Zanayya menggunakan pena.

"Lo yakin dia bakal dicabut dari pertukaran pelajar?" tanya Arka.

"Uang punya kuasa." balas Jesslyn angkuh.

Jesslyn melempar amplop berisi uang pada Arka. Dengan wajah sumringah Arka menerimanya. "Jatah lo gak sekarang." ucap Jesslyn sinis pada adik kelas yang terus menunduk sembari memeluk tablet milik Jesslyn.

"Pengaruh lo gak begitu besar, lo cuma edit foto itu dan sebarin. Gue bakal kasih lo jatah kalo ada next job." ujarnya.

"Pergi lo!" usir Jesslyn.

Gia, anak berprestasi dari kelas 10 IPA 2 dengan penampilan seadanya. Ia selalu mengepang dua rambutnya, tak lupa dengan kacamata minusnya yang setia bertengger di hidung kecilnya.

"Duh laper." keluh Gia kala perutnya berbunyi minta diisi. Kakinya beralih haluan menuju kantin. 

"Kiw kiw" Seorang siswa melakukan cat calling padanya. Ia tak begitu menghiraukan, dan terus berjalan sambil tertunduk.

Bruk!

"AKH!" Ia terjatuh karena salah satu siswa, menselonjorkan kakinya membuatnya tersandung dan jatuh.

Siswa itu menelisik tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kakinya. "Boleh juga lo." ucapnya dengan senyum smirk.

Gadis itu ketakutan, bahkan lupa caranya berdiri. Kakinya terlalu lemas. Tangan lelaki itu terulur hendak menyentuh area sensitif Gia.

Plak!

"Pergi!" ucap seseorang dingin setelah menampar wajah siswa itu dengan buku tebal.

"Siapa lo?!"

"Zanayya." balas Zanayya datar.

Lelaki itu menatap Zanayya dari atas sampai bawah, tatapannya begitu lapar.

"Akh!! Anjing!"

Dengan berani, Silla menendang area sensitif milik lelaki tersebut. "Bajingan! Kecil kecil mesum ya lo! Gue laporin tau rasa." emosi Silla.

"Lo mau pergi atau gue laporin?" tanya Zanayya datar.

Para siswa itu tertawa, "lapor aja." ucap salah satu temannya.

"HEY! MASUK KELAS!" titah pak guru dengan kumis tebal. Dengan terkejut, para siswa itu beringsut masuk ke kelas. Itu adalah pak Djarot, terkenal killer dengan mata pelajaran matematikanya.

"M-makasih kak." ucapnya sambil berusaha bangkit.

Zanayya menoleh, membantunya untuk berdiri. Silla mengambil tablet yang terlempar lumayan jauh.

Color of CaturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang