Klik bintangnya dulu teman!
Happy Reading!"If you stay positif in negativ situation, you win."
-Bi Ratih•Color of Catur•
°You're not alone°"Nilai tertinggi ulangan harian mata pelajaran Agama... Idzam dengan nilai hampir sempurna 99."
"Ulangan harian tertinggi, pelajaran Biologi adalah Arka dengan nilai 94."
"Dengan nilai 97,4 Jesslyn menjadi yang pertama di ulangan harian Sejarah."
"Arka, tertinggi di ulangan harian bahasa sunda."
"Yang tertinggi adalah Zanayya, dengan nilai sempurna di ulangan harian bahasa Inggris."
"Jesslyn, nilai kamu sempurna di ulangan harian bahasa Indonesia kali ini."
"Bapak tidak akan menyebutkan siapa yang mendapat nilai tertinggi, yang pasti ini adalah perempuan."
Zanayya mendengkus kesal sambil mencoret-coret kanvas putihnya dengan warna asal, sorot matanya penuh kekecewaan pada dirinya sendiri karena tak bisa menjadi yang tertinggi meskipun ini hanya ulangan harian.
Dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya.
Sejauh ini Zanayya baru mendapatkan 3 nilai tertinggi dengan hasil sempurna di mata pelajaran bahasa Inggris, sedangkan Jesslyn dengan segala kecurangannya, dia bisa beberapa kali mendapatkan kemenangan─nilai tertinggi.
Tersisa satu hari lagi besok, tersaji pelajaran Fisika dan Kimia yang akan menjadi santapan para murid SMA PANCASILA.
Zanayya sangat marah dan kecewa terhadap dirinya sendiri, kenapa ia melakukan begitu banyak blunder sehingga soal ulangan harian seperti ini saja tak bisa menjadi yang tertinggi?
Kemana fokusnya?
Kenapa yang curang selalu menang?
Sorot mata yang penuh amarah itu mengeluarkan air mata kekesalannya, degup jantungnya berpacu cepat, nafasnya begitu memburu penuh emosi.
Ia melempar kuas cat kesembarang arah, mengenai salah satu lukisan indahnya, sehingga kini menjadi buruk rupa.
Emosinya begitu meletup-letup tak bisa menerima kekalahan atas dasar kecurangan ini. Zanayya beralih mengambil buku pelajaran yang akan diujiankan besok, ia membuka dan membacanya mencoba fokus untuk belajar.
Namun, nihil, fokusnya tak kunjung datang. Banyak sekali hal yang berlarian di pikirannya. Salah satunya yang begitu mengganggu adalah teror itu.
"Fokus Nayya, fokus!" desak Zanayya pada dirinya sendiri sambil menjambak rambutnya.
"Astagfirullah, Nayya!" bi Ratih dengan cepat menghampiri Zanayya, melepaskan jambakannya.
Bi Ratih menangkup wajah Zanayya, "Kenapa sayang?" tanya bi Ratih lembut.
Zanayya tak kuasa, ia menangis memeluk bi Ratih menyalurkan gejolak dihatinya.
"Bibi ada disini, Nayya kenapa sayang?" tanya bi Ratih mengusap lembut surai hitamnya.
"Kenapa semuanya pergi, bi? Kenapa? Nayya sendirian, Nayya takut.. Nayya kalah." raung Zanayya disela isak tangisnya.
"Kenapa semua orang pergi? Kenapa mereka ninggalin Nayya? Nayya sendiri, gak punya siapa-siapa, Nayya takut."
"Kenapa bunda ninggalin Nayya, kenapa?"
"Nayya mau sama bunda."
Bi Ratih menyeka air matanya sendiri, ikut merasakan luka hati Zanayya yang tergores. Satu hal yang ia sadari, Zanayya memang selalu mengurung diri akhir-akhir ini, sama sekali tak ada yang berkunjung untuk sekedar bertemu, baik Cakra, Setya, ataupun Raka yang jauh di Belanda sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color of Catur
Teen Fiction"Aku, Zanayya Auretta Claryn yang akan membalaskan dendam atas kematian Rietta Airin." Antara dendam dan ikhlas, mana pemenangnya? Hanya ada warna Hitam dan Putih dalam papan catur, begitu pula hanya ada suka dan duka dalam hidup. Langkahnya baga...