Klik dulu bintangnya teman!
Happy Reading!•Color of Catur•
°Langkah awal kotak Hitam°"Cita-cita kamu apa?,"
"Aku dokter, kalo kamu?,"
"Kata bunda aku cocok jadi pengacala,"
"BUNDA AWAS!!"
Dor!!
Zanayya membuka matanya cepat, dengan nafas yang tersengal-sengal, penuh keringat dan jantungnya berdegup kencang. Kejadian itu selalu menghantui Zanayya dalam mimpinya.
Dua hari berlalu setelah meninggalnya Rietta. Pelaku pembunuhan masih belum ditemukan, dan Zanayya masih enggan untuk berbicara.
Keadaannya sangat prihatin, Zanayya seperti hanya tinggal raganya, jiwanya sangat kosong.
Tok tok
/ceklek
Raka masuk dengan perlahan, membawa nampan berisi sarapan untuk Zanayya.
Zanayya selalu menutupi seluruh tubuhnya dengan posisi tidur menyamping.
Raka mengusap lembut kepala Zanayya dari luar selimut.
"Sarapan dulu yu " ucap Raka lembut.
Senyap, tak ada sahutan.
Raka menghela nafasnya berat, tiap kali ia membujuk Zanayya untuk makan ia harus melakukan berbagai cara.
"Kali ini serius, bunda marah kalo kamu ga makan." ucap Raka sedikit tegas.
Senggukan. Zanayya kembali menangis saat mendengar kata 'bunda'.
Raka perlahan membuka selimut yang menutupi wajah cantik adiknya.
"Duduk yu,"
Raka dengan telaten membuat Zanayya duduk bersandar.
Ditatapnya wajah berantakan adiknya itu, penuh dengan keringat.
"Itunya mau disimpen?" tanya Raka pada kanvas berukuran kecil dipeluknya.
Namun Zanayya semakin mengeratkan pelukannya, yang berarti tidak boleh.
Tangan Raka terulur untuk merapikan rambut yang menghalangi wajahnya, lalu dihapusnya air mata yang terus mengalir itu.
Raka mengambil sendok dan mulai menyuapi Zanayya.
Hatinya sangat lega saat Zanayya mau membuka mulutnya dan mengunyah makanannya.
Zanayya makan dengan lahap namun sembari senggukan.
"Selesai, kenyang ga?" tanya Raka tersenyum.
Tanpa jawaban, Zanayya kembali menutupi dirinya dengan selimut setelah ia minum.
Raka menghela nafas, lalu membereskan bekas makan Zanayya dan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color of Catur
Teen Fiction"Aku, Zanayya Auretta Claryn yang akan membalaskan dendam atas kematian Rietta Airin." Antara dendam dan ikhlas, mana pemenangnya? Hanya ada warna Hitam dan Putih dalam papan catur, begitu pula hanya ada suka dan duka dalam hidup. Langkahnya baga...