BAB : XX

69 32 56
                                    

Hai, hai!!
Siapa sangka, hari ini cerita Color of Catur udah sampe di BAB XX [20].

Sesuai Genre yang aku buat, yaitu INSPIRATIF / ROMANCE, aku harap cerita ini bisa menginspirasi kalian khususnya para perempuan diluaran sana.

Akan lebih banyak motivasi, yang aku siratkan dalam cerita ini. So, baca dengan teliti dan seksama supaya bisa ambil pembelajarannya<3

Seperti biasa, vote sebelum membaca!!

Happy Reading!

•Color of Catur•
°Ada apa dengan hari ini?°

Mentari hangat turut menyambut Zanayya di pagi hari, namun sang empu masih enggan membuka kelopak matanya. Tangannya terulur mencari sesuatu disampingnya namun nihil.

Seketika Zanayya terbelalak duduk dari baringnya. Benda pipih canggih itu langsung disambar oleh Zanayya, menelepon Silla.

"SIL!! Lo dimana? Kenapa lo gak bangunin gue?!"

Disebrang sana, Silla terkekeh pelan. "Gue di bandara. Tadi lo masih tidur, gue gak tega banguninnya dan pastinya gue bakalan lebih berat buat pergi kalo lo ikut anterin gue." ungkap Silla.

Zanayya terduduk lemas ditepi kasur,  membiarkan air matanya luruh.

"Gue bakal kabarin lo kalo udah sampe. Inget, lo jangan ladenin Jesslyn kalo dia udah mulai masuk sekolah. Jangan pernah bertindak gegabah, gue gak mau lo kenapa-napa. Satu lagi, gue udah sediain obat, jangan lupa diminum. Semalem suhu tubuh lo naik."

Zanayya melirik kearah nakas, tersedia obat dan note kecil disana. Sungguh tak menyangka detik-detik kepergiannya, Silla masih sempat melakukan hal ini untuknya.

"Thanks. Save flight." lirih Zanayya.

Silla mematikan sambungan sepihak. Zanayya menyeka air mata yang sempat menapak pipinya.

"Banyak banget pesan." gumam Zanayya sembari menatap layar handphonenya. Zanayya memilih pesan Cakra terlebih dahulu untuk dibalas.

Kak Cakraaa
online

Hari ini aku temenin kamu jogging.

Gak kerja emangnya?
(read)

Pesannya hanya di read, namun Zanayya tak ambil pusing, ia memilih untuk membalas pesan lainnya. 

Detik berikutnya ia mengernyit, membuka salah satu pesan dari nomor tak dikenal.

~Unknown Number

File;
Biodata Zanayya Auretta Claryn.

"Ini siapa?" monolog Zanayya.

Zanayya membuka file tersebut. File itu berisi biodata lengkap beserta foto dirinya. Ia menggigit bibir bawahnya, berfikir sejenak menebak siapa pemilik nomor ini?

Zanayya menggelengkan kepalanya, menepis semua prasangka buruk yang hadir dibenaknya. "Selagi gak ngancam, ini bukan teror." monolog Zanayya.

Color of CaturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang