HAI HAI!!!
Ketemu lagi sama aku, AYYA!
Kali ini aku hadir dengan cerita bergenre INSPIRATIF/ROMANCE. Menghadirkan berbagai motivasi dan inspirasi yang terselip disetiap babnya bagi kalian para pembaca khususnya perempuan.
Sesuai dengan judulnya yaitu
"COLOR OF CATUR"Cerita ini akan membahas :
• Hitam dan putihnya kehidupan.
• Mengajarkan kita apa arti keseimbangan hidup. • Membangun keberanian dalam diri.
• Menyusun masa depan.
• Juga meyakinkan diri untuk terus menjaga integritas dan loyalitas.SELURUH ISI CERITA INI BENAR-BENAR AYYA BUAT DARI IMAJINASI DAN INSPIRASI DARI PERMAINAN CATUR KHUSUSNYA
RATU CATUR.────────⚠️DILARANG PLAGIAT⚠️───────
Jangan berharap lebih pada ending cerita ini. Karena aku yakin jauh dari ekspektasi kalian.
Namun, meski begitu semoga inspirasi dan motivasi dari cerita ini bisa tersampaikan dan diterima dengan baik oleh kalian.
READY MASTER?!
□■Happy Reading■□
•Color of Catur•
°Black & white°"Udang aja punya otak, lo engga?"
Skakmat.
Berdebat, adalah makanan sehari-hari bagi Zanayya Auretta Claryn. Spontan dan reflek tak lepas darinya, ia selalu membuat orang lain skakmat dengan ucapannya yang pedas dan menusuk.
"Lo samain gue sama udang hah? Gue ini berlian!" Jesslyn, menyangkal tak terima sambil bersedekap.
Zanayya terkekeh singkat, "sorry?" ucap Zanayya mengorek kupingnya.
"Gak ada berlian yang seharga sampah."
"And remember." Zanayya menyela Jesslyn yang hendak berucap. "Pembeli berlian lebih tau mana berlian asli mana berlian imitasi, the most important is sadar.diri." Zanayya berdesis menekan kalimat terakhirnya.
Nafas Jesslyn sudah memburu, tatapannya begitu nyalang. Ia hendak menjambak rambut hitam Zanayya namun gadis dengan tinggi 150cm menepis, muncul di tengah-tengah mereka.
"CUKUP!" lerai Naysilla Rexa Bachtiar yang kerap disapa Silla, sahabat Zanayya.
Silla mengontrol deru nafasnya sejenak, ia menolehkan kepalanya pada Zanayya terlebih dahulu, "duduk!"
"Zanayya! Duduk!" Silla kembali menggertak karena Zanayya terus saja beradu tatapan tajam dengan Jesslyn.
Silla beralih menoleh pada Jesslyn, "dan lo, sehari aja gak usah ganggu Zanayya, bisa? Gue tau lo fans beratnya Zanayya--"
"Heh jaga mulut lo ya! Najis banget gue harus ngefans sama dia. Asal lo tau ya, gue bisa beli semua trofi yang dia punya."
"Ngapain beli trofi gue? Beli aja harga diri lo, murah kan?" sarkas Zanayya, emosinya kembali memuncak.
"Nayya!" gertak Silla.
"Anjing lo ya!--Lepas! Gue mau jambak dia, mau gue cakar tu muka, LEPAS ARKA, DAFFA! LEPAS!" Jesslyn memberontak saat teman-temannya menariknya untuk kembali ke tempat duduknya.
"Diem! Kelas kita ini kelas terbaik, gue gak mau ribut-ribut kaya gini apalagi sampe ketauan guru. Gue yang kena!" semprot Idzam selaku ketua kelas.
"TERUS AJA BELAIN DIA, TERUS! Sebenernya sahabat kalian tu siapa sih? Gue atau dia?! Gue yang selalu traktir kalian, gue yang selalu kasih lo pada contekan disaat kalian gak dikasih contekan sama si eta, tapi kalian ngebelain dia?! What the fuck besf friend." murka Jesslyn, nafasnya benar-benar tak teratur sesekali memukul dadanya untuk meredakan sesak.
Arka, Daffa, Idzam dan Rafka selaku sahabat satu circle Jesslyn hanya bisa bungkam.
"Heh bungsu! Gue gak suka cara lo tadi, berapa kali gue bilangin, lain kali kalo ngomong tu di filter. Gak semua orang bisa terima ucapan lo!" Silla mengomel menyerongkan badannya menghadap Zanayya yang duduk disampingnya.
"Kalo lo ulang hal itu, gue laporin abang lo!" ancam Silla.
"Selalu aja abang yang jadi anceman!" protes Zanayya.
"Karna lo nurut sama Raka. Kalo gue laporin lo ke tante-bunda ya sama aja boong, toh lo anak kesayangannya."
Zanayya mendengkus, menatap lurus papan tulis didepannya dengan tatapan yang masih tajam. Silla merangkul bahu Zanayya dan mengusapnya untuk meredakan amarah Zanayya.
Ia berbisik dan berkata, "tapi gue apresiasi. Kalo lo udah jadi pengacara nanti, kata-kata itu.." Silla mengacungkan jempol di hadapan Zanayya, "the best!" puji Silla seketika membuat Zanayya mengulum senyumannya.
Ya, Manusia yang tidak kenal ribet, selalu berpegang prinsip, penyuka tantangan dan yang selalu memakai logika ini bercita-cita sebagai Lawyer (Pengacara). Selalu, dari dulu cita-citanya tak pernah terganti.
Tak lama lagi Zanayya akan lulus dari SMA Pancasila, dan sudah membulatkan tekadnya untuk langsung melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah dengan Fakultas Hukum, jurusan Psikolog.
Semangat dalam dirinya selalu membara tak pernah padam, hal itu disebabkan oleh dua hal, Rietta Claryn─sang bunda, dan Rakadiaz Alexis─sang abang. Hanya mereka yang Zanayya punya dalam hidupnya untuk jadi penyemangat. Memang tak lengkap rasanya jika anak perempuan tak memiliki cinta pertamanya─sang ayah, sejak ia lahir ke dunia Zanayya harus merelakan cinta pertamanya untuk negeri ini. Reno Alexar─ayahnya, dengan profesi TNI tewas di medan perang tepat saat Zanayya lahir ke dunia.
Bagaikan reinkarnasi, Zanayya memang memiliki kepribadian yang mirip sekali dengan Reno, tegas dan berdedikasi. Zanayya adalah Reno dalam versi perempuan.
drtt drtt
"Baru aja diomongin, udah nelfon," Zanayya menunjukkan handphonenya yang terdapat panggilan masuk dari Raka.
Silla melirik handphone Zanayya. "ya udah angkat, ngapain lo diemin."
"Lo ngadu ya ke abang?" tanya Zanayya memicingkan matanya, menatap Silla penuh selidik.
"Angkat aja dulu, pake nuduh-nuduh segala," sewot Silla.
Zanayya mengangkat telfonnya tanpa melepaskan tatapannya pada Silla.
"Hallo abang."
"Abang udah beli hadiah buat ulang tahun bunda, lo kapan?"
Zanayya seketika terbelalak, bagaimana bisa ia tak sadar bahwa sebentar lagi memasuki awal tahun. Tepat 1 Januari, adalah hari jadi Rietta.
Brak!
─────────────────────────────────
Zanayya passwordnya:
Debat
Pecah
MenangMenang? Bukan Zanayya kalau hasil akhirnya adalah kekalahan.
-To be Continue-
CoC lovers!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Color of Catur
Teen Fiction"Aku, Zanayya Auretta Claryn yang akan membalaskan dendam atas kematian Rietta Airin." Antara dendam dan ikhlas, mana pemenangnya? Hanya ada warna Hitam dan Putih dalam papan catur, begitu pula hanya ada suka dan duka dalam hidup. Langkahnya baga...