BAB : V

214 129 71
                                    

Klik dulu bintangnya teman!

READY MASTER?!

□■Happy Reading■□

•Color of Catur•
°Mengukir lengkung manis°

Ting tong

Bi Ratih yang sedang menyapu bergegas untuk membuka pintu.

'Ini pasti anaknya bapak' batin bi Ratih.

Setelah pintu terbuka, menampakkan sosok gadis cantik dengan kalung salib di lehernya, sambil tersenyum.

Ia mengerjapkan matanya, menatap Bi Ratih penuh tanya.

"Maaf ibu siapa ya?"

"Maaf, non siapa ya?" tanya mereka bersamaan.

"Saya ART disini non," balas bu Ratih dengan cepat.

"Ohhhh, aku Naysilla, temennya Zanayya," ucap Silla.

"Ohh temennya non Nayya, silakan masuk non."

Naysilla masuk dan matanya meliar mencari sosok sahabat jangkungnya itu.

"Duduk non, biar bibi bikinin dulu minum."

"Zanayya dimana bi?"

"Diatas non, dikam--"

"Silla," panggil Zanayya dari atas.

"NAYYA!!" pekik Silla namun sedetik kemudian ia sadar bahwa ini dirumah orang.

"Naik," titah Zanayya.

"Bi, Silla keatas ya?" ucap Silla dan diangguki bi Ratih.

Saat Naysilla membuka pintu kamarnya, nampak Zanayya sudah menunggu di kasur empuknya,

"AAAAA O EM JI MY ANGEL!!" pekik Silla sambil merentangkan kedua tangannya siap untuk memeluk Zanayya.

Zanayya menerima pelukan tersebut dengan senyuman kecil.

Uhuk uhuk

Silla langsung melepas pelukannya dan mengernyit.

"Lo sakit?" tanya Silla membuat Zanayya mengangguk.

"Kan, kan, gak salah gue nanya semalem lo mau dibawain apa."

"Sekarang lo sakit gini, gue malah bawa ginian," ucap Silla sambil menunjukkan dua bungkus besar permen kapas.

Zanayya tersenyum melihat sahabatnya kesal.

"Semalem gue udah mikir mau bawain lo tuhan Yesus," celetuk Naysilla sambil duduk di kasur membuat Zanayya membulatkan matanya.

"Jadi..., permen kapasnya buat gue deh dua-duanya."

"Oke."

"Lo mau apa? biar gue pesenin," tanya Silla yang sudah siap dengan ponselnya, namun Zanayya menggelengkan kepalanya.

"Ih ga enak banget jenguk orang yang sakit ga bawa apa-apa," ucap Silla sambil memajukan bibirnya.

"Aku pengen bunda," ucap Zanayya pelan namun mampu didengar oleh Silla.

"Nah makannya, niat awal gue bener kan, bawain tuhan yesus, dia kan bisa idupin orang mati," celetuk Silla berusaha mencairkan suasana.

Kembali, Zanayya dibuat tersenyum oleh perkataan Silla.

"Eh anyway gue punya rekomendasi drakor,"

"Gue gak su--"

"Ini tentang lawyer loh."

Color of CaturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang