BAB : V

109 69 58
                                    

Klik dulu bintangnya teman!
Happy Reading!

•Color of Catur•
°Mengukir lengkung manis°

Ting tong

Bi Ratih yang sedang menyapu bergegas untuk membuka pintu.

'Ini pasti anaknya bapak' batin bi Ratih.

Setelah pintu terbuka, menampakkan sosok gadis cantik dengan kalung salib di lehernya, sambil tersenyum.

Ia mengerjapkan matanya, menatap Bi Ratih penuh tanya.

"Maaf ibu siapa ya?"

"Maaf, non siapa ya?" tanya mereka bersamaan.

"Saya ART disini non" balas bu Ratih dengan cepat.

"Ohhhh, aku Naysilla, temennya Zanayya," ucap Naysilla.

"Ohh temennya non Nayya, silakan masuk non,"

Naysilla masuk dan matanya mencari sosok Zanayya.

"Duduk non, biar bibi bikinin dulu minum."

"Zanayya dimana bi?"

"Diatas non, dikam--"

"Silla" panggil Zanayya dari atas.

"NAYYA!!" pekik Naysilla namun sedetik kemudian ia sadar bahwa ini dirumah orang.

"Naik" titah Zanayya.

"Bi, Silla keatas ya?" ucap Naysilla dan diangguki bi Ratih.

Saat Naysilla membuka pintu kamarnya, nampak Zanayya sudah menunggu di kasur empuknya,

"AAAAA O EM JI MY ANGEL!!" pekik Naysilla sambil merentangkan kedua tangannya siap untuk memeluk Zanayya.

Zanayya menerima pelukan tersebut dengan senyuman kecil.

Uhuk uhuk

Naysilla langsung melepas pelukannya dan mengernyit.

"Lo sakit?" tanya Naysilla membuat Zanayya mengangguk.

"Kan, kan, gak salah gue nanya semalem lo mau dibawain apa,"

"Sekarang lo sakit gini, gue malah bawa ginian," ucap Naysilla sambil menunjukkan dua bungkus besar permen kapas.

Zanayya tersenyum melihat sahabatnya kesal.

"Semalem gue udah mikir mau bawain lo tuhan Yesus," celetuk Naysilla sambik duduk di kasur membuat Zanayya membulatkan matanya.

"Jadi..., permen kapasnya buat gue deh dua-duanya."

"Oke."

"Lo mau apa? biar gue pesenin," tanya Naysilla yang sudah siap dengan ponselnya, namun Zanayya menggelengkan kepalanya.

"Ih ga enak banget jenguk orang yang sakit ga bawa apa-apa," ucap Naysilla sambil memajukan bibirnya.

"Aku pengen bunda," ucap Zanayya pelan namun mampu didengar oleh Naysilla.

"Nah makannya, niat awal gue bener kan, bawain tuhan yesus, dia kan bisa idupin orang mati," celetuk Naysilla berusaha mencairkan suasana.

Kembali, Zanayya dibuat tersenyum oleh perkataan Naysilla.

"Eh anyway gue punya rekomendasi drakor,"

"Gue ga su--"

"Ini tentang lawyer loh,"

"Oke."

Naysilla tersenyum puas, ia langsung menonton drakor terebut lewat televisi besar di kamar Zanayya.

Color of CaturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang