BAB : XXIV

76 36 52
                                    

Klik bintangnya dulu teman!
Happy Reading!

•Color of Catur•
°You're not alone (2)°

"Nilai tertinggi ulangan harian Kimia dengan nilai 98,2 diraih oleh--"

Suara ketukan di pintu, memotong ucapan pak Ahmad, "Masuk," titah pak Ahmad.

Pintu terbuka setengah, "Boleh saya ketemu kak Zanayya sebentar?"


Pak Ahmad melirik Zanayya yang baru saja kembali dari lab setelah mengerjakan soal, ia mempersilakanya, lalu Zanayya keluar kelas.

Gadis berkepang dua dengan kacamata minus bulatnya tersenyum kearah Zanayya.

"Gia?"

Ia meraih tangan Zanayya, meletakkan benda pipih canggih warna putih di tangannya, "aku mau kasihin ini. Handphone kakak ketinggalan di toilet tadi."


Dahi Zanayya berkerut, melirik handphone yang ada dalam genggamannya. Bukankah handphonenya sudah remuk? "Ini buk--"

"Aku ke kelas dulu, ya, kak, lain kali hati-hati," peringat Gia lalu pergi.

Zanayya menatap handphone itu bingung, sedetik kemudian ia tersadar, mengubah raut wajahnya setenang mungkin meskipun ribuan pertanyaan bersarang di kepalanya. Ia memasukkan handphone itu ke sakunya, kembali masuk kelas.

"Handphone kamu ketemu?" tanya pak Ahmad, membuat Zanayya terperangah.

"Iya pak, ketinggalan di toilet," ungkapnya sesuai dengan apa yang Gia ucapkan.

Pak Ahmad hanya menggelengkan kepalanya.

Zanayya melirik pada Jesslyn, raut wajahnya seolah tengah memikirkan sesuatu sambil menatap handphonenya.

"Kenapa lo?"

"Ko bisa handphone lo ketemu?" tanya Jesslyn seakan tak terima.

"Kenapa? Lo yang sembunyiin ini di toilet?" tanya Zanayya mengintimidasi.


"Heh, jangan asal nuduh, ya!" Jesslyn seketika merubah raut wajahnya, menatap lurus kedepan.

"Bapak lanjutkan, ya, nilai tertinggi dengan 98,2 diraih oleh.. Zanayya."

Zanayya tersenyum senang, mengangguk sopan. Hatinya lega karena hari ini, keinginan Zanayya tercapai untuk mendapatkan nilai tertinggi di kedua mata pelajaran tersisa.

Meskipun semalam tak sempat belajar, namun hari ini Zanayya mampu memenangkannya, tentu dengan cara jujur─tak menyontek, seperti tetangga sebelah. Disiplin, jujur, dan bertanggung jawab adalah prinsip Zanayya. Setiap tindakan yang ia lakukan selalu melibatkan prinsip.

Principle is number one.

"Pak!" Jesslyn mengangkat sebelah tangannya di udara, semua mata kini tertuju padanya.

"Nilai itu gak sah. Zanayya beralibi handphonenya ilang supaya bisa ngerjain di lab dengan bebas sambil search jawaban di handphonenya."

Color of CaturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang