PROLOG

104 46 3
                                    

###

Di sebuah kota kecil, di balik tembok rumah yang tampak biasa, ada cerita yang tak terucapkan. Namanya Clara, seorang gadis berusia sepuluh tahun yang terjebak dalam realitas pahit dari keluarga yang hancur. Setiap pagi, Clara duduk di sudut kamarnya, mendengarkan suara benturan dan teriakan yang berasal dari ruang tamu. Suara itu bukan hanya mengganggu ketenangannya, tetapi juga menghancurkan harapan-harapannya.

Ibu Clara, Mia, adalah wanita kuat namun terluka. Dia selalu berusaha tersenyum di depan Clara, tetapi di balik senyumnya tersimpan rasa sakit yang mendalam akibat kekerasan yang dilakukan oleh suaminya. Clara sering kali merasa bingung dan marah, mempertanyakan mengapa cinta bisa berubah menjadi kebencian. Ketidakpastian itu membentuk dunianya, menjadikannya sosok yang cenderung pendiam dan suka menyendiri.

Setiap malam, sebelum tidur, Clara berdoa agar esok hari membawa perubahan. Dia ingin melihat ibunya bahagia dan merasakan cinta yang seharusnya mengisi rumah mereka. Namun, harapan itu tampak semakin samar, seolah cahaya yang hilang di balik awan gelap.

Dengan penuh keteguhan, Clara bertekad untuk mencari jalan keluar dari kegelapan. Dia ingin menjadi cahaya bagi ibunya, meski dia sendiri masih belajar bagaimana cara menemukan cahaya di dalam dirinya. Dalam perjalanan ini, Clara akan menghadapi tantangan yang tidak hanya menguji ketahanan hatinya, tetapi juga mengajarinya tentang cinta, keberanian, dan arti sebenarnya dari keluarga.

Cahaya yang hilang (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang