BAB 1

86 50 21
                                    

***

Clara duduk di sudut kamarnya, menggenggam jurnalnya erat-erat. Suara benturan di luar membuat jantungnya berdegup kencang. Ia menutup telinga dengan bantal, tetapi tidak bisa menghindar dari suara yang semakin mendekat.

Mia, ibunya, membuka pintu kamar Clara dengan wajah pucat. "Clara, sayang, semuanya baik-baik saja. Jangan khawatir," katanya dengan nada lembut, meski Clara bisa melihat ketakutan di matanya.

“Kenapa Papa selalu marah, Bu?” tanya Clara, suaranya bergetar.

Mia menarik napas dalam-dalam. "Kadang, orang yang kita cintai bisa kehilangan kendali. Itu bukan salahmu."

“Apakah kita tidak bisa pergi dari sini?” Clara menatap mata ibunya dengan harapan.

Mia menunduk, menahan air mata. “Iya, mungkin suatu hari nanti" ucap Mia mengusap air mata anaknya

"Udah mendingan kamu sekarang tidur ya, besok kan sekolah" lanjut Mia

"Iya Bu" ucap Clara

"Ibu juga tidur ya, pasti ibu lelah" lanjut Clara ia tau bahwa ibunya pasti lelah, bukan hanya fisik tetapi batin pun.

"Iya sayang, ibu juga mau tidur" ucap Mia lembut

Clara pun langsung menutup kedua matanya dan terlelap dalam tidur nya, sedangkan Mia yang baru saja keluar dari kamar sang anak langsung membersihkan kekacauan yang di buat oleh suaminya.

Kalo boleh jujur ia sangat lelah dengan rumah tangga ini, tetapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap ia meminta cerai suaminya selalu tidak menyetujuinya.

Ia sudah pasrah dengan takdir yang di berikan oleh tuhan, ia rasanya ingin menyerah detik ini juga. Tetapi ia tidak bisa ia punya Clara anaknya.Clara adalah satu satunya alasan untuk Mia bertahan hidup.

Jika kalian bertanya dimana suami Mia? Ia pergi entah kemana, Mia takut jika suaminya pulang dengan keadaan mabuk pasti akan terjadi lagi pertengkaran.

***

Keesokan harinya pun tiba, Seperti biasa Clara bangun pagi - pagi untuk berangkat sekolah. Kebetulan ini ialah hari pertama Clara memasuki sekolah baru.

Ya, Clara memang pindah sekolah. Clara ingin menemukan suasana baru dengan pindah sekolah ia harap ia bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah baru. Dan ia juga berharap bisa menemukan teman.

"Clara sayang, ayo turun sarapan dulu" Teriak Mia dari bawah

"iya ibu sebentar" ucap Clara dengan sedikit teriakan

Ia pun langsung mengambil sepatu serta tasnya dan bergegas turun kebawah untuk sarapan.

Sesampainya di meja makan Clara sama sekali tidak menemukan keberadaan Ayahnya, Ia terlihat sedikit bahagia karna hari ini Ayahnya tidak ikut sarapan jika Ayahnya tidak ikut sarapan. Otomatis tidak akan ada pertengkaran di meja makan.

"Bu, ayah kemana?" Tanya Clara penasaran

"Ibu juga gatau, dari semalam ayah kamu ga pulang pulang" jawab Mia yang sedang menyiapkan makanan untuk Clara

"Owalah" ucap Clara sembari tersenyum lebar

Mia yang melihat anaknya tersenyum pun merasa heran "kenapa kamu tersenyum, apa ada yang lucu?" Tanya Mia penasaran.

Pasalnya anaknya tiba tiba saja tersenyum?

"Hehe gapapa kok bu, Clara cuman seneng aja ayah ga ikut sarapan soalnya gabakal ada pertengkaran pas sarapan" jawab Clara sembari memakan nasi goreng

"Kamu ini bisa aja" ujar Mia dengan lembut

"Kamu jangan nakal ya di sekolah barunya, jaga diri kamu baik baik" ucap Mia

Clara pun mengangguk sembari tersenyum manis kearah Mia "Iya ibu. Clara gakabal nakal, Clara kan anak yang baik" ucap Clara

Tidak lama setelah itu grab pesanan Clara pun sampai.

"Ibu grab pesenan Clara udah sampe, Clara berangkat dulu ya" ujar Clara

"Ibu jaga diri baik baik, kalo ada apa - apa langsung telpon Clara ya" lanjut Clara sembari mencium telapak tangan Mia

Clara pun mulai meninggalkan perkarangan rumah nya, rumah yang sangat begitu mewah dan indah. Tetapi tidak dengan isinya.

***

Clara pun telah sampai di depan gerbang sekolah, sekolah yang begitu besar dan mewah. Yaitu, SMAN 1 GARUDA. Sekolah yang di huni oleh siswa siswi yang berprestasi, tidak sembarang orang yang dapat bersekolah di sini. Tetapi untungnya Clara bisi di terima di sekolah ini.

"Wah, sekolah nya besar banget. Nggak sia dia aku pindah ke sini" Kagum Clara dengan mata berbinar nya.

"Aku masih nggak nyangka bisa keterima di sini" lanjut Clara

Setelah mengatakan itu, Clara pun langsung memasuki perkarangan sekolah itu. Banyak siswa siswi yang berbisik - bisik karna kedatangan Clara.

"Eh itu siapa ya, cantik banget" Ucap cewe bermata sipit

"Iya. Cantik banget, mana pipinya gemoy lagi" balas cewe berambut pirang

"Halah, paling cuman kebantu bedak doang" julid cewe bermata biru

Tidak sedikit siswa siswi yang memuji Clara. Tetapi, tidak sedikit juga yang berkata julid kepada Clara.

Tetapi Clara tidak mendengarkan perkataan siswa siswi itu, ia hanya acuh saja. Toh ia niatnya belajar di sini bukan mendengar ocehan mereka.

Clara terus saja berjalan menyusuri koridor sekolah. Ia ingin mencari ruang kepala sekolah, tetapi ia tidak punya keberanian untuk bertanya kepada siswa siswa di sana.

Clara terus saja bergulat dengan pikirannya. Sampai tidak memperhatikan jalan, Dan ya.

Brukk...

Akibat tidak memperhatikan jalan, ia tidak sengaja menabrak seorang perempuan. Siapa kah itu?



Cahaya yang hilang (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang