Fated To Love You (HyunLix)

Fated 31

Wang Hyeon lahir pada tahun 1127 di istana Yeondok, Gaegyeong, Goryeo. Adalah calon penerus tahta yang sekarang masih berada dalam kekuasaan sang ayah, Raja Injong.

Hyeon sejak kecil telah dididik dengan penuh kedisiplinan untuk memenuhi segala kriteria dan kesiapan menjadi calon penguasa berikutnya, maka tak ayal diusianya yang baru menginjak 17 tahun saja remaja itu sudah menguasai berbagai ketrampilan pedang dan pengetahuan yang sangat luas.

"Ayo berburu untuk merayakan ulang tahun Yang Mulia putra mahkota yang ke-18."
Ujar salah satu saudaranya.

Hyeon dan beberapa saudara lain ibu-nya sedang berkumpul di halaman istana dekat tempat berlatih pedang mereka. Minggu depan adalah hari ulang tahun si putra mahkota, jadi mereka ingin mencoba bermain sebagaimana mengasah keterampilan berkuda dan memanah mereka. Para pangeran muda.

Ayah Hyeon, Wang Hae atau Raja Injong yang sekarang berkuasa itu memiliki satu ratu dan beberapa selir, jadi tidak aneh jika Hyeon memiliki banyak saudara satu ayah lain ibu. Ada yang lebih tua darinya karena mereka lahir lebih dulu dan banyak yang lebih muda. Sang ratu melahirkan Hyeon saat satu selir sudah memiliki anak berusia sepuluh bulan.

Awalnya tahta akan diberikan pada si anak selir karena ratu tak kunjung hamil, namun pejabat negara banyak yang tidak menyetujuinya. Bagaimanapun suara dukungan untuk sang ratu sangat kuat saat itu. Dan begitulah Hyeon lahir setelah penantian orang tuanya.

"Bagaimana Yang Mulia? Apakah kau setuju atau tidak?"
Ujar salah satu adiknya.

"Terdengar menyenangkan. Ayo lakukan."
Hyeon menjawabnya dengan yakin. Meski sebenarnya ia tau bahwa hal ini bukan semata-mata untuk melihat seberapa hebat mereka telah mengasah ketrampilan.

Hyeon sudah dinasehati oleh ibu suri -neneknya- saat itu untuk tidak perlu mengikuti hal semacam ini, ini akan berbahaya bagi keselamatanya mengingat ia adalah putra mahkota yang posisinya diincar banyak saudaranya meski tidak ada kata-kata. Tapi Hyeon jelas menolak nasehat ibu suri mentah-mentah. Ia merasa jika ia menolak mak saudara-saudaranya akan menganggapnya pengecut.

Hari itupun tiba, sekumpulan pangeran dari istana sudah bersiap dengan kuda dan panah masing-masing untuk berburu. Mereka setuju siapa yang mendapatkan rusa paling cepat adalah pemenangnya. Dengan begitu, Hyeon dan saudara-saudaranya memulai perburuan.

Sang putra mahkota sudah membidik seekor rusa yang terlihat gemuk bahkan dari kejauhan, kudanya tetap bergerak tapi keseimbanganya sangat hebat hingga itu tidak mengganggu Hyeon sama sekali. Namun kejadian naas terjadi. Hyeon jatuh dari kuda karena binatang itu terpanah dikakinya. Sang pangeran dan kudanya jatuh ke tebing hutan.

Adalah Kakaknya yang dengan sengaja memanah kaki kuda yang ditunggangi Hyeon agar mereka celaka. Dan benar saja, putra mahkota jatuh ke tebing, kudanya tersangkut namun Hyeon tidak nampak dari jarak yang mampu dicapai para pengawal yang mencari.