Adel dan Feni membuat janji untuk amakan malam bersama, dengan mobilnya Adel menjemput Feni yang sudah terlihat dari kaca apaartemen, Feni dengan terburu-buru memasang heilsnya lalu menemui Adel dibawah.
Adel mengambil sebuket bunga yang sudah ia beli di jalan tadi, menyerahkannya ke Feni ketika sudah keluar dari apartemen.
"Ini, dan kamu keliatan tambah cantik malem ini."
Feni tersenyum malu, "iyakah?"
"Iya beneran." Lalu Adel mengambil bunga yang sudah Feni genggam, "sini bunganya aku taruh di kursi belakang dulu." Adel menaruh buket lalu membukakan Feni pintu mobilnya mempersilakan Feni masuk.
୫୫୫Mereka sudah sampai di restoran mewah bertema jepang, disambut oleh pelayan yang membimbing mereka menuju meja yang sudah Adel pesan, dan menjelaskan beberapa menu sampai akhirnya tinggal mereka berdua saja.
"Jadi...inilah kita?"
"Ya, tempatnya nyaman?"
"Iya nyaman banget."
"Seneng dengernya." Senyum Adel mengembang.
Selanjutnya menu makan malam yang mereka pesan datang, Adel dan Feni fokus dengan sushi dan berbagai macam olahan makanan jepang, dengan sesekali mereka menawarkan satu sama lain.
Setelah makan mereka sedikit berbincang lalu pulang, Adel mengantar Feni ke apartemennya.
"Besok aku hubungin lagi." Ujar Feni setelah Adel membuka kan pintu mobil untuknya.
"Iya."
"Mau mampir dulu?" tawar Feni ragu.
Adel menganggukan kepala menyetujui ajakan Feni, lalu Adel berjalan beriringan dengan Feni yang memimpin.
"Apartemen yang bagus." Puji Adel saat sudah berada di apartemen milik Feni.
"Thanks."
"Ada empat jenis yang kek gini kan?" Adel menoleh ke arah Feni.
"Iya, tepat di sebelah kiri dan kanan apartemen aku."
Adel dan Feni menatap satu sama lain dengan lekat, mengunci pandangan satu sama lain, lalu Adel perlahan mendeketu Feni dan saat wajah mereka sudah berhadapan Adel mengambil langkah lain yaitu menyesap lembut bibir kenyal milik Feni.
Feni membalas sesapan Adel yang lembut, tapi tidak bertahan satu menit Adel melepaskan tautan bibir mereka, membuat Feni sedikit kebingungan.
"Apa ini kena kamu?" Tanya Adel sambil melepas jam yang terikat di tangan kirinya.
"Ah, engga."
Setelah Adel melepas jam tangannya, saat ia sudah mengambil ancang-ancang untuk maju.
"Bentar, aku naruh hp dulu." Adel menaruh hp nya di meja tepat di samping mereka berdiri sekarang. "Silent dulu. Dan okey."
Adel menangkup pipi kanan Feni pelan lalu menempelkan lagi bibirnya ke bibir milik Feni. Perlahan sesapan yang awalnya lembut karna terbawa suasana menjadi brutal.
Merasa sudah cukup untuk malam ini, Adel memutuskan untuk pulang. Setelah berpamitan Adel keluar dari apartemen Feni, sebelum masuk ke mobilnya Adel menyempatkan untuk menoleh ke arah jendela kaca yang masih ada Feni berdiri menatap dirinya lalu melambaikan tangan.
୫୫୫
Adel terbangun pagi sekali dari tidurnya karna suara alarm, hari ini ia memiliki jadwal kelas pagi. Ia bangun dan langsung mandi lalu bergegas untuk sarapan.
Menggunakan mobil Adel berangkat menuju universitas, melalui jalan yang selalu saja macet di hari kerja membuat Adel bosan karna sangat hafal betul dengan jalan kota yang masih berstatus ibukota itu.
Sampai di kampus Adel langsung masuk ke kelas yang sudah ada ketiga sahabat karibnya, tak lupa ia menyapa para sahabatnya itu.
"Pagi bro." Sapa Adel
"Pagi, Del."
Adel berjalan melalui mereka, langsung duduk dikursinya membuka laptop untuk mengecek ulang ppt yang ia dan kelompoknya kerjakan untuk presentasi hari ini.
Tibalah giliran Adel mempresentasikan hasil penelitiannya, ia nampak masih gugup, terbata saat menjelaskan membuat dosennya kesal.
Saat kelas berakhir, Adel langsung dipanggil oleh dosennya itu dan dimarahi habis-habisan.
"Kok gugup?"
"Maaf, pak."
"Maaf, maaf. Ini udah presentasi yang kesekian dan kamu masih aja ga lancar, Adel!" bentak sang dosen. "Pokoknya dipertemuan selanjutnya saya ga mau lagi ngeliat kamu gugup kayak tadi, keluar!"
Adel berjalan keluar dari ruangan dosen dengan wajah yang masih tertunduk lesu.
Feni sedang berkerja kantor, lalu handphonenya berbunyi, ada panggilan dari Adel yang membuat senyumnya mengembang lalu tanpa menunggu lagi Feni menekan tombol hijau di layar handphone.
"Halo?"
"..."
"Baik."
"..."
"Rencana aku? Kamu aja yang mutusin."
"..."
"Oke sampai jumpa nanti."
* * *Adel mengajak Feni untuk menonton film di bioskop, saat ini mereka sudah berada di bioskop dengan Adel yang membawa dua popcorn yang berukuran besar dan Feni memegang dua minuman. Tepat di depan pintu masuk Feni tiba-tiba berhenti.
"Jadi gini, ini yang mereka bilang cinta fan segalanya." tutur Feni setengah berbisik.
"Aku juga cinta kamu." balas Adel yang membuat senyum Feni lagi-lagi terlihat.
Feni menoleh ke arah orang-orang yang terhenti karna mereka menghalangi jalan. "Ayo masuk, orang-orang udah nungguin." Feni mengajak Adel untuk masuk.
Bersambung.
Feni mode wanita karir<3
⛆Its0nesky⛆
KAMU SEDANG MEMBACA
If You With Me (AdelxFeni) [end]
Fanfictioncerita ini tercipta karna banyaknya momen Adel dan Feni di jepang, lucu bet woilah. • • • BxG Adelio Narendraputra, remaja berusia 17 tahun berkebangsaan indonesia yang tumbuh besar di Tokyo, Jepang. Saat ia sedang liburan ke pantai Yonaha Maehama...