Setelah dua hari beristirahat di rumah perlahan kondisi fisik Feni mulai membaik. Walaupun hatinya masih merasakan sakit karna putus cinta. Tapi ia harus cepat beradaptasi kembali walaupun sulit, agar bisa lebih fokus dalam bekerja.
Hari demi hari, minggu demi minggu Feni lalui sampai tak terasa dua bulan sudah sejak pertemuan terakhirnya dengan Adel. Hatinya masih belum sembuh, ia sampai dititik ini karna harus mendorong dirinya lebih jauh agar tidak terlalu terpuruk.
Sampai satu tahun berlalu, Feni akhirnya naik jabatan dan resmi di pindahkan ke Jepang. Ke kantor pusat karna kantor yang berada di Indonesia itu hanyalah salah satu cabang dari berbagai negara lainnya.
Penampilan Feni perlahan ikut membaik, stres dan frustasinya juga perlahan menghilang, tidak terlalu terlihat di wajahnya. Ia sering menghabiskan waktu dengan berlibur karna setelah naik jabatan pekerjaannya menjadi lebih efisien.
Walaupun bayang-bayang Adel masih sedikit mengahantuinya. Entah kenapa susah sekali rasanya lepas dari laki-laki yang bahkan tidak ia ketahui lagi kabarnya itu.
⩩⩩⩩
Hari ini weekend, dan seperti biasa Feni pasti akan berkeliling prefektur Tokyo untuk refreshing sejenak dari pekerjaan yang masih memusingkan. Dengan kamera digital yang menggantung di lehernya dan berjalan kaki Feni mengunjungi meseum.
Tak jauh dari meseum itu, terdapat toko kecil yang menarik perhatian Feni karna terpajang beberapa lukisan dari kaca bening bangunan tersebut. Tidak pikir panjang Feni langsung memasuki toko tersebut.
Saat baru saja membuka pintu yang terbuat dari kaca, Feni langsung dikejutkan dengan lukisan besar kira-kira berukuran 180×120 cm yang terpampang di dinding yang menghadap langsung ke pintu. Sehingga siapapun yang masuk ke toko itu akan langsung menotis lukisan yang hampir memenuhi dinding.
Yang membuat Feni terkejut bukan karna ukuran lukisannya. Melainkan objek yang dilukis itu menggambarkan seorang gadis berambut pirang sedang berdiri di air laut pantai menatap lurus kedepan. Gadis itu adalah dirinya. Feni tau betul lekukan tubuh dan baju yang digambarkan walaupun rambut itu bewarna pirang tapi ia sangat yakin.
"Permisi? Berapa harga lukisan ini?" Tanya Feni pada penjaga toko yang merupakan seorang remaja tanggung yang kira-kira masih sekolah.
"Maaf, Nona. Tapi lukisan ini tidak untuk dijual. Lukisan ini khusus untuk dipajang disini karna sang pelukis termasuk pemilik toko ini hanya ingin memberi tahu pada setiap orang bahwa wanita itu sangat berarti untuknya. Makanya diabadikan lewat lukisan." Jawab remaja itu sopan di balik meja kasir.
"Tapi saya tahu siapa wanita yang di gambarkan ini."
"Mohon maaf sekali. Tapi saya benar-benar tidak bisa memberikannya."
"Berapa harganya?" Feni masih berusaha membujuk. "Akan saya beli berapapun itu harganya."
"Sekali lagi saya--"
"Coba hubungi orang yang melukis ini, apakah dia benar-benar tidak mau menjualnya."
Akhirnya karna malas berdebat lagi remaja itu memilih untuk membuka handphonenya menjauhi Feni dan menghubungi pelukis tersebut.
"Halo, Nii-san?"
"..."
"Ini, ada seseorang wanita mengatakan padaku jika dia ingin membeli lukisan yang besar itu."
"..."
"Iya yang mengambarkan wanita berdiri di air laut memakai baju hitam. Dia bersikukuh ingin membelinya walaupun sudah kularang. Katanya dia tau siapa wanita yang ada digambar itu."
"...."
"Ciri-cirinya, berkulit putih bersih tidak terlalu tinggi, bibirnya lumayan tebal matanya juga agak besar dengan tatapan penuh kehangatan dan rambut hitam panjang. Sepertinya bukan warga lokal sini, karna dia agak mirip dengan wanita asia tenggara kupikir."
"..."
"Iya! Sangat cantik!"
"..."
"Eh serius, Nii-san?"
"..."
"Baiklah. Kalo begitu aku matikan dulu telponnya, maaf menganggu waktu santai mu."
Remaja itu mendekat ke tempat Feni yang masih menatap lukisan itu dengan penuh kekaguman dan kesedihan?
"A-nu, nona."
"Bagaimana?" Tanya Feni antusias.
"Dia bilang kamu boleh membawanya, Gratis."
"Really?" Feni terkejut bercampur senang. Entah kenapa lukisan tersebut memiliki maksud lain yang Feni tidak tahu apa itu.
"Dia juga bilang ini bakal kami kirim langsung biaya dari kami semua. Jadi anda hanya perlu memberikan alamat kemana lukisan ini akan diantar."
"Eh, tidak-tidak. Aku bisa membawanya kok. Aku tidak ingin merepotkan kalian yang telah memberikan lukisan ini secara gratis." tolak Feni ramah.
"Tidak, Nona. Dia memaksa jadi lebih baik anda tidak usah menolaknya."
"O-key," Feni ragu. "Bilang padanya bahwa aku mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya."
"Sama-sama."
"Baiklah kirim ke alamat ini saja dan aku akan segera pergi, terimakasih sekali lagi. Senang bertemu dengan kamu anak kecil." Feni menyunggingkan senyum ramah sembari mengedipkan satu matanya.
"Kochira koso." Remaja itu membungkukan badannya sopan.
前浜島の迷子少女
(Lost girl on maehama island)──アデリオ・ナレンドラ・プトラ ──
Bersambung.
⛆Its0nesky⛆
KAMU SEDANG MEMBACA
If You With Me (AdelxFeni) [end]
Fanfictioncerita ini tercipta karna banyaknya momen Adel dan Feni di jepang, lucu bet woilah. • • • BxG Adelio Narendraputra, remaja berusia 17 tahun berkebangsaan indonesia yang tumbuh besar di Tokyo, Jepang. Saat ia sedang liburan ke pantai Yonaha Maehama...